Samudra berjalan tepat di belakang Indra, mengikuti langkah Indra yang akan membawa nya ke suatu tempat. Taman, menjadi tujuan Indra menyampaikan suatu hal kepada Samudra.
"Ada apa?" Tanya Samudra sedikit kaku
"Aku ingin minta bantuan mu." Jawab Indra menatap kolam ikan yang ada di depannya
"Bantuan? Apa?"
"Dekatkan aku kepada Rinjani." Jawab Indra tak bertele-tele.
Samudra terdiam mendengar ucapan Indra. Mendekatkan Rinjani kepada Indra? Suatu hal yang tak mungkin Samudra lakukan. Bagimana jika Rinjani menjadi suka kepada Indra? Bagaimana jika Rinjani melupakan Samudra?
Samudra berdiri mematung, tatapan nya menjadi tajam. Lidah nya tak bisa berbuat apa-apa untuk menjawab perkataan Indra.
"Bisa?" Tanya Indra dengan tegas
Tak ada jawaban yang keluar dari mulut Samudra satu pun, Indra meninggalkan Samudra yang masih berdiri di taman Rumah Sakit.
Indra kembali keruangan tepat Rinjani di rawat, kedua orang tua Rinjani belum kembali. Kini Rinjani dan Indra berdua dalam ruangan.
"Samudra kemana?" Tanya Rinjani kepada Indra
"Tidak tahu." Jawab Indra sedikit cuek
Di taman, Samudra masih berdiri diam mematung. Entah apa yang harus ia lakukan sekarang, semua perkataan Indra seolah menjadi labirin bagi Samudra.
"Nak Samudra.. kenapa berdiri di taman sendirian." Ucap ayah Rinjani yang mengageti nya
"Ehh.. Om nggak papa, cari udara segar hehehe."
"Ada masalah?" Tanya ayah Rinjani yang seakan paham dengan kondisi Samudra kini
"Enggak ada Om, mari om saya duluan kembali keruangan Rinjani."
"Ohh iya silahkan, om titip jagain Rinjani sebentar ya. Om masih ada urusan."
Samudra bergegas kembali keruangan tempat Rinjani di rawat, membuka pintu pelan dan tentu saja Indra masih berada disitu tepat di samping kasur Rinjani terbaring.
"Dari mana? Samudra?" Tanya Rinjani
"Habis cari angin segar di taman Rin."
Samudra membukakan buah apel dan pier untuk Rinjani. Tak lupa menyuapi Rinjani dengan makanan yang sudah di sediakan oleh pihak Rumah sakit.
Indra berpamitan pulang kepada Rinjani dan juga Samudra. Kini ruangan menjadi terasa damai, hanya ada Rinjani dan Samudra.
"Rin." Panggil Samudra menatap lekat Rinjani
"Ada apa?"
Samudra menyentuh tangan kiri Rinjani dan menggenggam nya dengan erat. Mengisyaratkan Samudra takut untuk kehilangan Rinjani. Tanpa sadar, mata Samudra berubah menjadi berkaca-kaca dan sedikit mengeluarkan air mata.
"Samudra, ada apa? Ada suatu hal yang terjadi sama kamu?" Tanya Rinjani memperhatikan bola mata Samudra
"Nggak Rin, cuman terharu. Gadis kecil yang suka berantem, tomboy, dan selalu menemani masa kecil ku, kini sudah tumbuh besar menjelma menjadi gadis dewasa yang manis." Ucap Samudra tersenyum menyembunyikan sesuatu
"Ada apa Samudra?" Tanya Rinjani yang seakan paham telah terjadi sesuatu kepada Samudra
"Rin, aku mohon kep."
"Samudra ada apa? Katakan Samudra" Ucap Rinjani memotong perkataan Samudra
"Berjanjilah untuk tidak meninggalkanku, aku mohon Rinjani. Apa kamu bisa berjanji kepadaku?"
Rinjani bangun dari kasur rumah sakit dan duduk bersender pada bantal.
"Aku akan selalu bersamamu." Balas Rinjani menanggapi ucapan Samudra
Samudra melepas genggaman tangan nya dan berdiri memeluk Rinjani yang sedang duduk bersandar di bantal.
"Aku menyayangi mu Rinjani, aku menyayangi mu, aku akan selalu menjagamu." Ucap Samudra yang masih memeluk erat tubuh Rinjani dan meneteskan air mata
Rinjani terdiam dalam pelukan Samudra, ia bingung apa yang sudah terjadi kepada Samudra hingga ia bersikap seperti ini kepadanya.
"Apa yang sudah terjadi kepadamu Samudra?" Tanya Rinjani melepas pelukan Samudra
"Tak ada Rin, aku hanya takut kehilanganmu."
**
3 Hari Rinjani di rawat dalam Rumah sakit, kini waktu nya ia pulang kerumah. Dokter sudah mengijinkan nya pulang, perlahan tubuh Rinjani kembali berangsur membaik.
Ayah dan mama sudah mengemasi barang yang siap di letakan ke bagasi mobil.Di sekolah, Samudra menjalani rutinitas nya seperti siswa biasanya. Hanya bertambah sibuk dengan kegiatan pecinta alam, mengingat Samudra adalah ketua dari organisasi itu. Sekolah sangat sepi bagi nya tanpa Rinjani, mengingat apa yang telah terjadi antara Samudra dan Indra waktu itu.
Ketika berpapasan, baik Indra maupun Samudra hanya diam berjalan seolah tidak ada manusia yang berada di sekeliling mereka.
Bel pulangan sekolah telah berbunyi, berbagai kelas menjadi gaduh, para murid bergegas kembali kerumah nya masing-masing. Lapangan sekolah menjadi ramai menjadi jalan lalu lalang bagi para siswa-siswi.
Samudra berjalan dengan santai menuju parkiran, dari jauh samar-samar terdengar suara orang yang sedang memanggil nya.
"Woii Samudraaa." Pekik Tasya mengageti
"Apa? Sya."
"Anterin aku ke rumah Rinjani bisa? Aku mau jenguk dia."
"Orang nya udah pulang baru dia ngejenguk, teman macam apa kamu."
"Koo ngegas kamu, bisa nggak? Aku baru ada waktu ini mau ketemu dia. You know lah aku sibuk sama basket."
"Iya iya iya bercanda doang anak basket yang terkenal asli nya somplak." Jawab Samudra menarik tas milik Tasya
"Bisa jalan sendiri kaliii, nggak perlu di tarik." Cetus Tasya
Samudra mengantar Tasya tepat di depan rumah Rinjani, terlihat mobil ayah Rinjani belum ada di garasi. Menandakan Rinjani masih di perjalanan pulang.
"Dah aku antar, aku mau pulang dulu kerumah ganti baju."
"Ehhh Rinjani nya mana bambangggg, ya masa aku nunggu di depan rumah orang begini kayak anak hilang sumpahh dehh."
"Syukur-syukur di anterin sampai rumah Rinjani. Dah tunggu aja disini."
Samudra segera membelokan kendaraan nya menuju Rumah, berganti pakaian dan beristirahat terlebih dulu. Meninggalkan Tasya yang sedang menunggu di depan rumah Rinjani.
Setiba nya dirumah, Samudra membanting tubuh nya ke atas kasur empuk milik nya yang berada di kamar.
"Rinjani sudah pulang? Bagaimana kondisi nya sekarang nak?" Ucap bunda Samudra yang berdiri di depan pintu kamar
"Allahuakbar bundaa, ngagetin aja. Rinjani udah pulang bun, kondisi nya sudah lebih membaik."
Bunda berlalu dan meninggalkan Samudra yang terlihat sangat letih terbaring di atas kasur.
Klingg.. Bunyi nontifikasi dari Instagram Samudra.
Samudra meraih Hp nya dan membuka layar, betapa terkejut nya ia melihat Indra yang telah mengirimi nya DM.
🌹🌹
Jangan lupa vote dan comment nya ya. Mohon maaf jika masih banyak penulisan kata yang salah 🙇
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja & Pantai (COMPLETED)
Ficção Adolescente"TENTANG RASA, DAN KITA" Mungkin benar, menunggu itu melelahkan, dan membosankan. Lalu, bagaimana dengan Rinjani? ♡ ♡ Di baca aja dulu ya siapa tau sukaa♥