Ke - 13

115 5 0
                                        

"Samudra coba lihat, matahari nya cantik sekali." Ucap Rinjani

"Iya Rin, biarkan aku menikmati pemandangan ini dulu ya."

Rinjani menatap ke arah Samudra dan tersenyum lebar. Entah perasaan apa ini yang muncul di hati Rinjani, jantung nya berdetak sangat cepat.

"Rin, kenapa. Are you okay?" Tanya Samudra

"Ehh.. I-i-i-ya Samudra." Jawab Rinjani terbata-bata

"Rinjani, siniii." Ucap Samudra dan menarik Rinjani untuk bersandar di pundak nya

Rinjani hanya diam dan lagi-lagi jantung nya berdebar lebih kencang. Rinjani takut jika Samudra menyadari hal ini.

"Samudra, aku balik ke mobil ya mau istirahat capek. Matahari nya juga sedikit lagi hilang."

"Jangan Rinjani, tunggu sampai matahari nya hilang." Jawab Samudra mengelus kepala Rinjani

Rinjani tak bisa beralasan apapun sekarang, yang di lakukannya diam melihat matahari tanpa sedikit pun melihat wajah Samudra.

Perasaan seperti apa ini yang muncul, bukan nya perasaan ini tidak boleh ada antara 2 sahabat. Rinjani tak ingin jika nanti persahabatan lama mereka hancur karena ada nya cinta. Belum lagi, Rinjani tak tau seperti apa perasaan Samudra kepadanya. Rinjani tak ingin  berharap berlebihan, karena ia tau berharap kepada manusia hanyalah menyakitkan.

Saat SMP, Rinjani pernah berharap kepada 1 laki-laki. Ia amat mengagumi sosok tersebut, tapi apa daya akhir nya Rinjani kecewa. Hal ini membuat nya enggan bermain-main dengan perasaan hati lagi. Samudra tentu tak tau soal ini, Rinjani merahasiakan nya dari siapapun itu tak terkecuali Samudra.

"Samudra." Panggil Rinjani dan mengubah posisi duduk nya menjadi berhadapan dengan Samudra

"Ada apa?" Jawab Samudra menatap dua bola mata Rinjani yang berwarna kecoklatan.

Rinjani lantas menundukan pandangan nya, ia merasa malu.

"Ada apa Rinjani? Ko malah diam." Tanya Samudra

"Enggak, ayok kembali kerumah paman. Aku beresin dulu ya bekal makanan nya."

Samudra mengangguk dan segera berdiri dari duduk nya.

Hp Rinjani berbunyi menandakan ada telfon masuk "mama sayang"

"Hallo, Assalamualaikum ma."

"Waalaikumsalam dek, lagi dimana?"

"Lagi di pantai ma dengan Samudra. Ada apa ma?"

"Besok jadi pulang dengan Samudra jam berapa dek? Nanti ayah jemput kalian di sana?"

"Kami naik bus aja ma."

"Ayah mu ada bisnis yang di urus di kota situ, biar sekalian pulang sama kalian kata nya."

"Oh iya udah ma nanti kami kabari lagi."

"Ya sudah jaga diri baik-baik ya disana. Kirim lokasi rumah paman Samudra nanti ya."

"Siap ibu negara. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Begitulah orang tua Rinjani, selalu menanyakan sedang berada dimana anak nya. Untung saja orang tua Rinjani sangat mengenal keluarga Samudra jadi tak masalah perihal memberikan izin untuk jalan dan lain lain asalkan dengan Samudra orang tua Rinjani percaya.

Barang-barang pun sudah masuk dalam mobil semua, Rinjani sedang menunggu Samudra di luar mobil. Dari kejauhan Rinjani melihat Samudra sedang mengumpulkan sampah bekas mereka dan sisa-sisa punya wisata lain.
Tak lama Samudra menemui Rinjani yang sudah menunggu di luar mobil.

"Maaf ya Rijani kamu jadi menunggu."

"Nggak masalah, terus sampah nya mau kamu bawa kemana?"

"Entar kalau ketemu bak sampah aku buang disitu. Sulit sekali menyadarkan manusia perihal jangan membuang sampah sembarangan." Celoteh Samudra kesal

"Yaa nama nya juga manusia Samudra."

"Coba bayangkan kalau sampah-sampah ini ke lautan dan merusak ekosistem laut, dampak nya banyak ke terumbu karang dan ikan-ikan. Alhasil laut kita jadi tercemar dan rusak."

Rinjani hanya mendengarkan Samudra ngedumel, ia tak mau menjawab lagi karena Rinjani tahu bahwa saat ini Samudra hanya ingin di dengar saja.

"Yaudah ayok Rin kita pulang ke rumah paman."

Rinjani segera masuk ke dalam mobil begitupun Samudra.

"Rinjani, kita ke kedai kopi yang kemaren ya. Aku suka kopi mereka, mampir bentar ya."

Rinjani membalas perkataan Samudra dengan anggukan.

Tak ada obrolan di antara mereka menuju jalan pulang, Rinjani yang kelelahan akhirnya terpejam di bangku mobil. Sedangkan Samudra fokus menyetir.

Sesampainya di kedai kopi, Samudra turun dari mobil tanpa membangunkan Rinjani yang terlelap di kursi mobil.

"Loh mas ini yang kemaren kan? Mana pacar nya mas?" Tanya bapak-bapak penjaga kedai

"Ehh.. iya pak, ada di mobil pak kelelahan dia tidur."

"Oh, mas nya ini orang sini bukan?"

"Bukan pak, saya dari kota sebelah. Kebetulan lagi liburan di kota ini pak."

"Oh gitu mas."

"Iya pak permisi ya pak saya mau ke dalam dulu pesan kopi."

"Nggeh mas, salam buat pacar nya ya."

"Hahaha iya pak entar di sampaikan."

Orang yang melihat Samudra dan Rinjani pasti akan berpikiran mereka sepasang kekasih.

Setelah memesan kopi, Samudra melanjutkan perjalanan nya ke rumah paman. Rinjani masih tertidur entah sedang bermimpi di alam mana. Wkwkwk

"Rinjani bangun." Ucap Samudra mengelus kepala Rinjani

"Hahhh.. udah sampai kedai kopi ya."

"Udah sampai rumah paman syg."

"Apa kata mu barusan."

"Hahahah bercanda, iya kita udah sampai rumah paman ini. Aku udah beli kopi tadi, oh iya kamu dapat salam dari bapak yang di kedai kopi kemaren."

"Pasti kamu bilang aku pacar mu lagi kan." Sinis Rinjani

"Iyaaaa." Jawab Samudra dan segera berlari ke dalam rumah paman

"Samudraaaaaaaaaaaa." Pekik Rinjani

Rinjani menyusul Samudra yang sudah duluan masuk ke dalam rumah.

"Assalamualaikum." Ucap rinjani di ambang pintu

"Waalaikumsalam." Jawab paman dan tante

"Dek bagas mana tan? Ini Rinjani bawain kerang dari pantai."

"Ada bersama Samudra di belakang Rin."

Rinjani berjalan menuju dapur dan menghampiri Samudra serta dek Bagas.

21:00

Jam sudah menunjukan pukul 9 malam, semua orang rumah sudah masuk ke dalam kamar nya masing-masing.

Rinjani menyusul ke dalam kamar mbak kiky, ia melihat mbak kiky sudah terlelap di atas kasur.

Saat akan baring tidur, tiba-tiba saja Samudra memanggil Rinjani dari ambang pintu luar.

"Rinjani." Panggil nya dengan suara halus








🌹🌹






Segini dulu ya ceritanya, maaf kalo gak jelas ceritanya. Jangan lupa vote dan comment nya ya♥ di tunggu juga saran dan tanggapan nya heheh♥♥

Senja & Pantai (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang