Part 15

241 18 2
                                    

"Cinta?" ujar Kevin.

"Kevin?" ujar Cinta.

Keduanya sama-sama kaget ketika melihat satu sama lain.

***

"Kamu lagi ngapain di sini?" tanya Cinta yang masih terheran-heran.

"Aku lagi beli seblak," jawab Kevin yang membuat Cinta terlihat kebingungan.

"Hah? beneran?" Tanya Cinta ragu dengan ekspresi yang terlihat semakin kebingungan.

"Aku lagi beli buku lah. Kan aku lagi di toko buku, bukan warung seblak," jawab Kevin sambil terkekeh melihat kepolosan Cinta.

Pundak sebelah kanan Kevin dicubit dengan sangat kencang oleh Cinta. Cinta mendengus kesal mendengar jawaban dari Kevin. Ia merasa seperti anak kecil yang sedang dibodohi oleh sebuah lelucon, tapi bodohnya Cinta percaya terhadap lelucon itu. Sungguh aneh.

"Awwww ... sakit Cinta," teriak Kevin karena pundaknya dicubit oleh Cinta dengan cukup kencang.

Cinta masih memandangi Kevin dengan tatapan tajam. Tampaknya ia masih kesal dengan Kevin karena Kevin telah membodohinya.

"Kamu juga lagi ngapain di sini?" Kevin balik bertanya kepada Cinta.

Cinta hanya terdiam dan tidak menanggapi pertanyaan dari Kevin. Mungkin dia masih Kesal terhadap Kevin.

"Cinta ... perempuan yang paling manis di alam semesta yang wajahnya manis banget kaya gula Sunda, eh gula Jawa maksudnya. Kamu lagi ngapain di sini?" tanya Kevin kembali kepada Cinta sambil menggodanya.

"Awww ... sakit, Cinta." Kevin menjerit kembali karena Cinta untuk yang kedua kalinya mencubit pundaknya.

"Aku di sini lagi beli tempe oreg," ucap Cinta. Kevin hanya menatap datar Cinta ketika mendengar itu.

"Garing banget," balas Kevin sambil memasang ekspresi datarnya.

"Mas, mba ... kalo lagi pacaran, berantemnya jangan di toko buku dong. Itu ngga romantis," ucap seorang ibu-ibu meledek mereka. Tampaknya ia adalah seorang pembeli yang sedang mengantar anaknya untuk membeli sebuah buku komik.

"Amit-amit," ucap Kevin dan Cinta secara bersamaan. Ibu-ibu itu pun hanya terkekeh melihat tingkah kedua remaja itu.

***

Setelah melalui perdebatan dan percekcokan yang cukup panjang, Kevin dan Cinta akhirnya keluar dari toko buku itu. Sebelumnya, mereka telah membayar buku yang mereka beli di toko buku itu.

"Mau pulang bareng sama aku, ngga? kan rumah kita searah," ucap Kevin menawarkan.

"Ga."

Cinta menjawab tawaran dari Kevin dengan sangat cuek, dingin, judes, jutek, singkat, padat, jelas dan terpercaya. Cinta masih kesal kepada Kevin karena kejadian di toko buku.

"Yaudah, tapi kamu hati-hati ya. Di daerah sini biasanya jam segini tuh ngga ada angkutan umum yang lewat. Terus di sini tuh katanya banyak preman-preman yang sering godain perempuan," ucap Kevin menakut-nakuti Cinta.

Kevin membalikan badannya untuk pergi menuju motornya dan bersiap meninggalkan tempat itu. Tiba-tiba tangan kanan Kevin ditarik oleh Cinta.

"Vin, aku ikut," ucap Cinta dengan ekspresi memelas dan terlihat ketakutan karena mendengar cerita dari Kevin.

"Makanya, jangan so-soan nolak tawaran orang deh," ucap Kevin tertawa penuh kemenangan.

Sementara itu, Cinta hanya tersipu malu dan memamerkan cengiran kuda nya.

Kevin segera menghampiri motor sport miliknya diikuti oleh Cinta di belakangnya. Kevin menaiki motornya kemudian Cinta juga menaiki motor Kevin. Kevin tancap gas pergi meninggalkan tempat itu.

Dalam perjalanan, Kevin sesekali melirik ke arah kaca spion motornya. Terlihat ekspresi wajah Cinta yang masih kesal dan masam. Meskipun sedang memasang ekspresi itu, tetapi itu tidak mengurangi pesona kecantikan Cinta.

Kevin memberhentikan motornya ke pinggir jalan. Kevin kemudian menyuruh Cinta untuk turun dari motornya. Cinta hanya menurut dengan polos. Cinta terlihat kebingungan dengan apa yang akan dilakukan oleh Kevin.

Kevin memarkirkan motornya lalu menghampiri Cinta yang sedang berdiri menunggu di tepi jalan.

"Kenapa berhenti?" tanya Cinta kebingungan.

Kevin tidak menjawab pertanyaan dari Cinta. Kevin hanya menunjuk sebuah tempat dengan menggunakan jari telunjuknya. Tempat itu membuat Cinta tercengang.

"Wah ... ICE CREAM," ujar Cinta dengan mata berbinar-binar.

Tempat itu adalah sebuah kedai Ice Cream. Kevin langsung mengajak Cinta memasuki kedai itu. Kevin menyuruh Cinta untuk duduk disebuah kursi. Kevin beranjak dari tempat itu dan menyuruh Cinta untuk menunggu sebentar.

Kevin datang kembali, kini dalam genggaman tangannya  sudah membawa lima buah Ice Cream dengan varian yang berbeda. Kevin menyerahkan empat Ice Cream kepada Cinta dan satu Ice Cream untuk dirinya sendiri.

Cinta menerima Ice Cream itu dengan mata berbinar-binar. Ia tidak menyangka bahwa Kevin mengetahui jajanan kesukaannya. Sebenernya Kevin melakukan ini agar bisa menebus kesalahannya karena telah membuat Cinta kesal pada saat di toko buku.

Cinta memakan Ice Cream itu dengan sangat lahap. Sampai-sampai Ice Cream yang di makannya melumuri bibir Cinta dengan penuh. Tampak di bibir terdapat sebuah noda Ice Cream.

Kevin langsung berinisiatif membersihkan noda yang ada di bibir Cinta dengan menggunakan tangannya. Cinta terkejut melihat sikap Kevin. Dalam hatinya terasa berdebar. Bahkan lebih terasa berdebar dibandingkan dengan pacarnya sendiri,yakni, Rey.

Setelah itu, mereka memutuskan untuk pulang. Cinta keluar dari kedai Ice Cream itu terlebih dahulu, sedangkan Kevin membayar Ice Cream itu.

Kevin menaiki motornya diikuti oleh Cinta. Mereka pun segera pergi dari tempat itu untuk pulang ke rumah.

Tibalah mereka di rumahnya Cinta. Cinta langsung turun dari motor. Cinta menatap Kevin.

"Makasih yah," ucap Cinta kepada Kevin. Kevin hanya tersenyum.

Kevin segera berpamitan untuk melanjutkan perjalanan pulang.

"Hati-hati, Kevin," ucap Cinta.

Cinta segera masuk ke dalam rumah sedangkan Kevin tancap gas pergi meninggalkan tempat itu.

Bersambung...

Hai sahabatku.
Terimakasih kasih telah menyempatkan waktu untuk membaca cerita ini.
Semoga kalian suka dan terhibur.
Jangan lupa Vote dan Comment yah.

Kalo ada Typo bilang yah. Soalnya hobi aku tuh sering banget Typo😂

Jangan lupa tersenyum dan bahagia.
Bye bye. See you...

CINTA KETUA OSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang