Part 33

2.2K 161 28
                                    

Sejak tadi Fateh tak berhenti mondar-mandir di depan ruang ICU. Ya, Fateh tengah berada di rumah sakit. Saat Naura mendorong Fatim, Fatim jatuh ke jurang. Fateh langsung menolong Fatim dengan cara ikut masuk ke jurang. Fateh menemukan Fatim tergeletak dengan darah segar mengalir di kepala nya. Tanpa basa-basi lagi, Fateh langsung mengangkat Fatim dan membawa nya ke atas. Saat Fateh tiba di atas, ternyata sudah banyak orang. Bahkan, sudah ada tim sar yang berniat ikut mencari.

Fateh langsung membawa Fatim ke rumah sakit. Seketika acara camping langsung dibatalkan akibat kejadian ini. Soleha, Iyyah, Muntaz, Saaih dan Kevin pun juga sudah ada di sini. Bahkan kedua orang tua Fatim dan bang Thoriq juga sudah ada. Fateh merutuki diri nya sendiri yang tidak bisa menjaga Fatim. Fatim begini gara-gara diri nya, Naura dendam pada Fateh dan melampiaskan nya ke Fatim.

"Dengan keluarga pasien?" ucap salah satu dokter yang baru saja keluar dari ruangan Fatim diperiksa.

"Saya ibu nya."

"Pasien mengalami benturan yang cukup keras di kepala. Untung nya, tidak sampai mengenai saraf otak."

"Jadi, keadaan Fatim sekarang gimana, dok?" tanya Thoriq dengan wajah khawatir nya.

"Sebentar lagi pasien akan siuman. Saya saran kan, jangan sampai pasien memikirkan hal yang akan membuat kesehatan nya terganggu."

Dokter pun langsung pamit setelah mendapat anggukan. Lalu, mereka langsung masuk. Hal yang pertama mereka lihat adalah, seorang gadis dengan perban yang membungkus kepala nya. Sungguh malang nasib gadis ini, muka pucat. Perlahan, Fateh mendekati brangkar Fatim dan menggenggam tangan gadis itu.

"Maafin gue, gue gak bisa jagain lo. Ini semua salah gue. Gue mohon bangun, Tim. Lo hukum gue, lo marahin aja gue." perlahan, bulir bening itu jatuh tanpa seizin Fateh.

"Sabar, Teh. Ini bukan salah kamu. Takdir yang menyuruh Fatim seperti ini. Kita serahkan semua pada Tuhan." ucap abi menenangkan Fateh.

#$#

"Itu punya gue, Kevin!"

"Yang beli siapa?"

"Lo."

"Pake duit siapa?"

"Lo."

"Berarti ini punya gue."

"Kan lo beliin nya buat gue! Gimana sih?"

"Iya deh, buat lo."

"Makasih, Kevin."

Fatim sudah sadar, dan kini hanya ada diri nya dan Kevin di dalam. Dia sudah dipindahkan ke ruang rawat. Teman-teman nya yang lain pamit pulang untuk membersihkan tubuh nya. Sebenarnya, Fatim sudah menyuruh Kevin untuk pulang, namun Kevin menolak dengan alasaan ingin menjaga Fatim. Fateh juga sempat menolak pulang, dia juga ingin menjaga Fatim. Namun, Fatim menolak dan terus memaksa Fateh untuk pulang. Dengan terpaksa Fateh pulang, namun dia berjanji akan kembali.

"Assalamualaikum."

Fatim dan Kevin serempak menoleh ke arah pintu. Terlihat Fateh dengan setelan baru nya, berjalan masuk dan mendekati Fatim. Fateh meletakkan sebuah bungkus plastik di meja dan beralih menatap Fatim dengan tersenyum. Senyum yang sangat-sangat Fatim rindukan. Senyum yang sudah lama tidak Fatim lihat. Sekarang senyum itu kembali bisa dilihat nya, dan Fatim harap senyum itu akan menjadi milik nya kembali.

Fateh Ngeselin [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang