Extra Part (2/3)

1.5K 125 27
                                    

Ketiga anggota keluarga itu kini sudah kembali ke rumahnya. Farhan masih saja setia di samping sang mommy, tanpa melirik ataupun berbicara dengan daddynya. Rasa takut dan benci itu, kini memenuhi pikiran Farhan. Ternyata daddynya adalah mantan cowok yang sensitif terhadap perkataan seseorang.

Padahal niat Farhan hanya bercanda, bukan ada maksud menyinggung hati sang daddy. Si daddy malah salah paham dan langsung mengibarkan bendera perang padanya.

"Kalo kalian ngga balikan, aku pergi nih." ancam Fatim.

Kedua cowok itu kini menatap Fatim dengan tatapan berbeda. Keduanya sama-sama tidak ingin Fatim pergi, namun keduanya juga sama-sama tidak ingin saling memaafkan. Sikap keras kepala dan merasa paling benar, ada di benak mereka berdua.

Fatim pikir, ini semua karna Fateh yang sudah menurunkan sifat tidak baik itu pada anaknya. Akhirnya begini kan, tidak ada yang mau mengalah dan meminta maaf.

Karna tidak ingin ambil pusing, Fatim masuk dan meninggalkan kedua makhluk yang sangat dia sayangi itu.

Setelah mommynya pergi, Farhan menatap daddynya yang kini juga menatapnya. Tatapan mereka sama-sama tajam dan mengisyaratkan kebencian antara satu sama lain.

Farhan menghela napas, "Oke, kali ini Farhan ngalah."

Fateh mengerutkan dahinya, "Tumben. Kamu ada rencana lain ya?"

"Daddy, plis jangan sujon sama anak sendiri!"

"Daddy cuman nebak."

Farhan memutar bola matanya malas, kenapa sifat daddynya sama dengan sifat teman-temannya di sekolah. Ayolah, Farhan hanya anak tk yang masih belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

Berdebat dengan daddy, membuat Farhan merasa masih berada di kawasan sekolah. Menghadapi daddynya, sama dengan menghadapi salah satu teman nakalnya di sekolah.

"Dad, Farhan masih tk. Jadi, dad harus ngalah."

"Ngga! Kebenaran harus selalu di tegakkan. Dan daddy ngga mau anak daddy jadi anak yang ngga tau mana yang salah dan mana yang bener." sok ceramah si Hetap.

Farhan menepuk jidatnya, mimpi apa dia punya daddy sebandel ini. Perasaan dia ngga bandel-bandel amat deh.

"Teh!"

Pandangan kedua orang itu teralihkan ke sebuah suara yang tidak asing di telinga mereka berdua. Mereka sama-sama menoleh dan mendapati keempat sahabat Fateh yang tengah berjalan ke arah mereka.

Dia Muntaz, Saaih, Soleha dan Iyyah. Sebelumnya Farhan sudah mengenal mereka semua dan sudah menjadi teman baik dengan anak-anak mereka. Anak-anak mereka adalah Irsan dan Aleta.

Farhan langsung meninggalkan daddynya dan mendekati Irsan dan Aleta. Mengajak mereka langsung ke dalam rumah, dan bermain di kamar Farhan.

Kali ini Fateh akan menahan emosinya, dan lebih memilih untuk menyambut keempat sahabatnya, yang sama sekali tidak Fateh harapkan kedatangannya. Emang jahat si Fateh.

"Ngapain lo semua kesini?" tanya Fateh datar.

"Gue denger, Fatim hamil, iya?" tanya Soleha yang diangguki Iyyah.

"Iya, dia di dalem."

Lantas Iyyah dan Soleha langsung masuk ke dalam dan menemui sahabatnya itu. Sedangkan Muntaz dan Saaih, diajak Fateh untuk berbincang di teras rumah.

"Lo berdua ngga ada niatan buat nambah anak?" pertanyaan itu tiba-tiba saja terlontar dari mulut seorang Fateh.

"Benih yang gue tanam, kayanya belum jadi." kata Muntaz yang mulai absurd.

"Kalo gue, masih pengen satu dulu." kata Saaih yang emang dasarnya udah bijak.

Fateh hanya mengangguk dan kembali melanjutkan perbincangan hangatnya. Sudah lama rasanya mereka tidak berkumpul seperti ini. Terakhir, saat Fateh dan Fatim menikah. Setelah itu, mereka benar-benar tidak pernah bertemu lagi. Hanya sekedar memberi kabar lewat media sosial.

Namun, kedatangan mereka sama sekali tidak diketahui oleh Fateh. Bisa dibilang, ini dadakan dan sangat membuat Fateh terkejut. Pasalnya, permasalahannya dengan Farhan belum selesai.

Disisi lain, ketiga cewek ini tengah berbincang di ruang tivi. Fatim sudah menyiapkan tiga minuman dan beberapa cemilan untuk mereka nonton drakor terbaru hari ini. Kebetulan Soleha membawa flashdisk, jadi mereka akan menonton sampai habis.

"Bumil, kasih anaknya cewek ya, biar Aleta ada temennya." kata Soleha.

"Terserah sih guenya, yang penting debaynya selamet."

"Gue setuju sama lo, Tim." sambung Iyyah.

Soleha cemberut, "Kok jadi mojokin gue sih?"

Mereka pun tertawa dan mulai menonton drakornya dengan serius, hingga sebuah suara melengking dari kamar atas, mengalihkan perhatian mereka dari depan layar laptop.

"Aunty Sola, Aleta ngompol!"

#$#

Extra Part 2 selesai.
Stay tune di Extra Part terakhir!

Salam dari author yang lagi nunggu drakor tayang di indosiar.

Fateh Ngeselin [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang