Farhan turun dari mobil daddynya dan langsung berlari memasuki rumahnya. Siap-siap saja, daddynya tidak akan mendapatkan jatah makan malam. Farhan berlari mengitari rumah, mencari sang cinta pertamanya, mommynya. Namun dia tidak menemukan keberadaan pacar abadinya itu.
Farhan membuka kamar orang tuanya, terlihat mommynya terbaring di kasur dengan selimut menutupi tubuhnya hingga leher. Farhan mendekati mommynya yang sudah pucat dan tertidur dengan berkeringat.
"Mommy sakit ya?" Farhan bermonolog sendiri.
"FARHAN KAMU DIMANA?!"
Farhan menoleh ke pintu dan mendapati daddynya dengan wajah merah padam menahan amarah. Perlahan Fateh mendekati anaknya itu dengan emosi yang menggebu-gebu. Saat Fateh ingin mengeluarkan suaranya, Farhan meletakkan jari telunjuknya di bibir, isyarat untuk tutup mulut.
Kening Fateh berkerut, apa yang anaknya lakukan ini. Apa dia sudah berani memerintahkan daddynya?
"Dad, mommy kenapa?" tanya Farhan tanpa menatap daddynya.
Pandangan Fateh langsung jatuh pada sosok gadis yang sedang tertidur dengan wajah yang pucat. Fateh langsung mendekati cewek itu dan mengecek suhu badannya.
Badan Fatim panas, lebih panas dari biasanya. Wajahnya pucat pasi dan badannya mengeluarkan keringat dingin. Rasa khawatir kini sukses menghantui diri Fateh, ada apa dengan gadisnya.
"Dad, mommy kenapa?"
"Kita ke rumah sakit sekarang!" Farhan hanya mengangguk dan mengikuti daddynya yang sedang menggendong mommynya.
Sampai di rumah sakit, Farhan dan daddynya menunggu di depan ruang icu. Mereka berdua menunggu dokter yang tengah memeriksa keadaan Fatim.
Ada sekitar dua puluh menit mereka menunggu, sosok yang ditunggu-tunggu pun akhirnya keluar. Sosok dengan setelan jas putih formalnya, menatap mereka berdua dengan senyuman.
"Apa kalian keluarganya?"
"Sa-"
"Aku anaknya, dokter cantik."
Fateh menggeram, kenapa dia harus kalah cepat dengan anaknya sendiri. Farhan benar-benar sudah mengibarkan bendera perang padanya.
"Apa kamu yang namanya Farhan?" dokter cantik itu berjongkok, mensejajarkan tingginya dengan Farhan.
Farhan mengangguk, "Iya, dokter cantik kok tau? Cenayang ya?"
Fateh menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Malu, satu kata yang mewakili diri Fateh sekarang. Mimpi apa Fatim bisa melahirkan anak seistimewa dia?
"Mommy kamu udah nunggu di dalem." setelah mengatakan itu, dokter cantik itupun pergi.
Farhan langsung masuk dan menemui mommy tersayangnya, meninggalkan Fateh diluar yang masih menutup wajahnya.
Fateh perlahan membuka matanya, tidak ada siapa-siapa sekarang.
"Gue ditinggal?"
Fateh semakin menggeram, dia memang benar-benar sial hari ini. Dan ini semua adalah karna Farhan, tunggu saja pembalasan Fateh!
Fateh masuk, dan mendapati istri dan anaknya yang sedang tertawa. Teganya mereka tertawa diatas penderitaan Fateh, apa salah Fateh yawlo.
Cowok itu mendekat ke arah dua orang yang sangat dia sayangi itu. Saat dia mendekat, kedua orang itu pun berhenti tertawa. Jadi bingung Fateh, apakah keberadaannya mengganggu kenyamanan mereka berdua?
"Daddy ngapain disini?" pertanyaan yang anaknya lontarkan membuat Fateh jadi semakin menanam dendam pada anaknya itu.
"Daddy mau ketemu orang spesial daddy."
"Mommy?" tebak Farhan.
"Iya dong, siapa lagi emang?"
"Daddy alay."
Damn!
Kesabaran Fateh sudah benar-benar habis hari ini. Dia mendekati anak semata wayangnya itu dan mencubit kedua pipinya.
"Punya dendam apa kamu sama daddy?"
"Hiks ... Sakit dad ... Mommy ... Hiks ... Daddy jahat ... Hiks ... "
Pletak!
Fateh meringis saat sebuah tangan memukul kepalanya. Dia tau, itu pasti perbuatan istri tersayangnya. Siapa lagi yang berani menyentuh kepala suci Fateh, selain Fatim.
Fateh dihadiahi pelototan tajam dari istrinya, membuat Fateh bergidik ngeri. Baru kali ini dia dapat pelototan setajam itu, setajam silet.
"Lepasin tangannya!" tegas Fatim.
Bukan Fateh namanya, jika dia tidak bandel dan membantah. Dia makin mencubit pipi gembul anaknya itu, sampai pipi itu benar-benar merah.
"Lepas atau aku ngga mau ngomong sama kamu!"
Ancaman Fatim mampu membuat Fateh melepaskan tangannya dari pipi Farhan. Setelah tangan Fateh terlepas, Farhan langsung memeluk mommynya dan menyembunyikan wajahnya dibalik hijab Fatim.
Fatim dengan lembut mengelus surai hitam milik anaknya itu, persis sama dengan surai yang dimiliki Fateh.
"Dasar pengadu!"
Fatim lagi-lagi memelototi suaminya itu, benar-benar tidak tau situasi saja.
"Beb, kamu kenapa?" Fateh berusaha mengalihkan topik pembicaraan.
"Jangan bicara sama mommynya Farhan."
Fateh menggeram, tangannya mengepal kuat. Harus punya kesabaran ekstra menghadapi anak se istimewa Farhan.
Kini Fateh beralih menatap Fatim, "Kamu sakit apa?"
"Mommy ngambek sama daddy!" suara Farhan lagi yang keluar.
Dengan terpaksa, Fateh menarik Farhan turun dan berdiri disampingnya. Fateh pun menatap Fatim dengan wajah memelas.
"Beb, bilang sama aku, kamu sakit apa?"
Fatim pun tersenyum, "Farhan bakal punya adik."
#$#
Extra Part 1
Ditunggu extra part selanjutnya.Salam dari author yang lagi masak.
![](https://img.wattpad.com/cover/209556000-288-k242190.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fateh Ngeselin [√]
Teen FictionSeorang Fatim yang sangat kesal dengan Fateh yang selalu buat mood dia hancur, ternyata lambat laun meletakkan hati pada Fateh. Siapa sangka yang dulu nya sangat kesel dengan Fateh, sekarang jadi cinta. Tapi sayang, kisah cinta mereka terlalu ditont...