Fatim terus berjalan, menghiraukan seluruh cacian dari siswa-siswi yang dia lewati. Kini, yang ada dipikirannya hanyalah Fateh, dia takut kalau cowok itu kenapa-kenapa hanya karena dirinya. Fatim merutuki dirinya sendiri, yang dengan mudahnya melepas Fateh untuk menemui Nathan. Padahal Fatim tau, jika cowok itu sudah marah, apapun bisa dia lakukan. Fatim takut jika Fateh melakukan hal yang tidak-tidak.
Oh, memikirkannya saja Fatim sudah ketakutan, apalagi jika yang dia pikirkan itu akan menjadi nyata. Tidak-tidak, Fatim menggelengkan kepalanya kuat, Fateh tidak boleh seperti itu. Fatim berjanji, jika dirinya menemukan Fateh dalam keadaan baik-baik saja, dia akan menuruti semua permintaan cowok itu, apapun.
"Fatim!"
Fatim tidak menggubris teriakan itu, dia langsung berbelok memasuki kelasnya dan langsung menyandang tasnya. Dia keluar dari kelas dengan berlari dan langsung menuju gerbang utama. Fatim mencari dimana keberadaan pak satpam. Ternyata bapak tua itu sedang tidur di dalam posnya. Fatim celingak-celinguk mencari-cari yang namanya guru ataupun sejenisnya.
Aman. Fatim langsung mendorong gerbang dengan sangat pelan hingga tidak menimbulkan suara. Namun, ketika dia ingin melangkah keluar, sebuah teriakan yang menyebut namanya, membuat langkahnya terhenti dan langsung membalikkan badan.
"Shuttt!" Fatim menempelkan jarinya ke bibirnya, menyuruh mereka diam.
Iyyah dan Soleha langsung memelankan langkahnya dan berjalan dengan pelan menuju Fatim.
"Lo mau ke tempat Fateh?" tanya Iyyah.
"Iya."
"Kita ikut." ucap Soleha.
"Yaudah, ayo!" Fatim langsung menarik kedua tangan sahabatnya itu keluar dari pekarangan sekolah.
Namun lagi-lagi, langkah mereka terhenti ketika seseorang meneriaki nama mereka bertiga. Fatim yang mengenali suara itu, langsung menepuk jidatnya. Bisa batal acara bolosnya hanya gara-gara cowok tengil itu meneriaki namanya.
"Shuttt!"
"Lo bertiga mau kemana?" tanya Kevin yang ternyata juga sudah menyandang tasnya.
"Bolos." jawab mereka kompak.
"Yaudah, gue ikut."
Saat mereka sudah melangkahkan kaki keluar pekarangan sekolah, Kevin kembali mendorog gerbang itu agar tertutup. Namun, ternyata sang pak satpam tiba-tiba terbangun dari tidur gantengnya, membuat mereka berempat kalang kabut. Kevin langsung menarik ketiga cewek itu untuk bersembunyi di balik tembok samping gerbang.
Soleha menahan napasnya agar tidak ketahuan, Iyyah menutup kedua matanya agar tidak ketahuan, Kevin menggenggam tangan Fatim dengan erat membuat Fatim seketika kesakitan dibuatnya. Bagaimana tidak, tenaga cowok itu dalam menggenggam tangan Fatim sangat kuat sehingga membuat lengan Fatim memerah.
"Vin ... "
"Kenapa? Kok lo kaya kesakitan gitu?"
"Tangan gue ... "
"Oh, iya. Sorry ya, Tim."
"Hm."
Setelah dirasa sudah aman, Kevin langsung memberi kode kepada mereka bertiga agar segera pergi dari sini. Soleha akhirnya bisa bernapas lega dan langsung beranjak dari persembunyiannya. Namun, langkahnya terhenti saat Soleha merasa Iyyah belum beranjak. Soleha langsung menepuk pundak Iyyah yang membuat Iyyah kaget dan spontan berteriak.
"AMPUN, PAK! IYYAH NGGA AKAN BOLOS LAGI, JANJI! IYYAH NGGA BAKAL JAHAT LAGI, PAK! IYYAH NGGA BAKAL NYURI UANG SOLEHA LAGI!"
Seketika Fatim, Kevin dan Soleha langsung berusaha untuk menutup mulut Iyyah. Namun, Iyyah tetap tidak mau membuka matanya dan memberontak.
"Iyyah, buka mata lo! Ini kita!"
"AAA! IYYAH KAN UDAH JUJUR, PAK! IYYAH JANJI NGGA BAKAL NGAMBIL BAKWAN BI TIYUD LAGI! IYYAH NGGA BAKAL AMBIL UANG SOLEHA LAGI!"
"Anjir! Jadi lo yang ngambil uang gue selama ini? Gue pikir tuyul."
Perlahan, Iyyah membuka matanya. Ternyata benar, dia belum ketahuan dan ketiga orang yang ada di depannya ini adalah sahabat-sahabatnya. Iyyah mengelus dadanya lega.
Pandangan Iyyah langsung beralih ke Soleha, cewek itu kini tengah menatap Iyyah tajam. Seketika kening Iyyah langsung berkerut.
"Jadi selama ini, lo dalang dari ilangnya uang gue?"
"Hehe, maaf, Sol." Iyyah garuk-garuk kepala, salting.
"Gue ngga mau tau, lo gantu semua uang gue yang udah lo ambil!"
"Iya-iya, ntar gue ganti."
"Cepetan, woy! Ntar keburu ketahuan." kata Kevin yang sedang memata-matai.
Mereka bertiga langsung berdiri dan mengikuti Kevin dari belakang. Kevin memerintahkan mereka untuk berlari ketika hitungan Kevin sudah masuk angka tiga. Mereka mengangguk dan langsung fokus ke tangan Kevin yang sudah menunjukkan angka satu. Ketika sudah dua jari yang Kevin angkat, saat angka ketiga, mereka langsung berlari. Kevin berlari mengikuti mereka dari belakang. Namun, sepertinya keberadaan Kevin diketahui oleh pak satpam.
"Mau kemana kamu?"
Srttt!
Bug!Kevin berhenti dengan memplesetkan sepatunya ke tanah, namun dia malah terjatuh dan pantatnya mendarat mulus di tanah.
"Haha! Makanya, jadi siswa jangan bandel. Karma is real!"
"Pak Am, is. Bukannya bantuin, kan siswamu yang ganteng ini sedang terjatuh."
"Banyak drama kamu, berdiri!"
Kevin langsung berdiri dengan wajah masamnya, "Kenapa, pak?"
"Kok malah kamu yang nanya? Harusnya saya yang nanya, kamu mau kemana?"
"Em ... Itu ... A-anu ... Saya jadi murid bandel dulu ya, pak. Ntar ketemu sama bu Saras di ruang BK. Oke, dada, pak!"
Kevin langsung berlari mendekati Fatim, Iyyah dan Soleha yang sudah menunggu di halte sebrang. Setelah Kevin sampai, mereka langsung memberhentikan angkutan umum yang lewat dan mereka langsung masuk dan angkutan umum itu pun berjalan.
#$#
Fateh masih ada di dalam ruangan yang isinya Saaih, Muntaz dan Nathan. Saaih dan Muntaz sudah sadar, namun sepertinya luka yang ada di diri Nathan lumayan parah, makanya dia belum sadar. Dokter bilang, tidak ada luka yang serius. Hanya luka luar dan memar. Sebentar lagi dia akan sadar.
"Teh, lo udah kabarin mereka?" tanya Muntaz.
"Siapa?"
"Cewek gue, cewek Muntaz, cewek lo."
"Oh, belum. Biarin aja mereka ngga tau, gue takut mereka ngga fokus belajar nanti." Saaih dan Muntaz pun hanya mengangguk.
"Tunggu!" sanggah Fateh.
"Maksud lo apa, pake bilang gue cowoknya Fatim?"
"Yaelah, perkataan itu doa, Fateh! Emang lo ngga mau gue doain jadian lagi sama Fatim?"
"Mau, sih."
"Wuu! Makasih kek ke gue."
"Ogah." Fateh kembali fokus ke hapenya.
#$#
Yey, aku up dua kali uwuw!
Seneng ngga? Seneng dong pasti! Kalo ngga seneng aku marah, cop! Ngga-ngga canda:vAwas! Typo bertebaran!
Salam dari author yang lagi makan tempe goreng. Mau?
KAMU SEDANG MEMBACA
Fateh Ngeselin [√]
Teen FictionSeorang Fatim yang sangat kesal dengan Fateh yang selalu buat mood dia hancur, ternyata lambat laun meletakkan hati pada Fateh. Siapa sangka yang dulu nya sangat kesel dengan Fateh, sekarang jadi cinta. Tapi sayang, kisah cinta mereka terlalu ditont...