Part 49

1.8K 153 42
                                    

"Fateh."

Ketujuh orang itu lantas menolehkan kepala mereka secara serentak, ke asal suara. Padahal, hanya nama Fateh yang diucapkan. Tapi, semua menoleh. Mungkin, mereka merasa terpanggil juga dalam nama yang berbeda. Hihi.

Fateh melototkan matanya ketika seorang gadis berjalan kearahnya dengan bibir yang melengkung keatas membuat senyuman. Rindunya akhirnya terbalaskan, ketika senyuman itu kembali terbit. Fateh senang karena bisa kembali melihat senyuman itu.

Fatim mendekati Fateh, ketika sampai di depan cowok itu, Fatim langsung menubruk tubuh Fateh dan memeluknya erat. Rasa bersalah dan tidak ingin ditinggalkan kini melekat di hati Fatim. Dia sangat tidak ingin Fateh pergi, meninggalkannya untuk pergi jauh.

Fateh sontak langsung membalas pelukan Fatim, pelukan yang sangat dia rindukan dari cewek itu. Sebenarnya dia terkejut, kenapa gadisnya bisa ada di sini. Namun semua pikiran itu dia tepis jauh-jauh, setidaknya sekarang Fatim ada disisinya.

Fatim melepas pelukannya, "Sebenarnya gue ngga mau lo pergi, tapi karna lo udah pesen tiketnya, ngga jadi. Kan sayang uangnya."

"Lagi gini aja, lo masih sempetnya mikirin duit." cibir Saaih.

Fateh hanya tersenyum dan mengacak-acak hijab Fatim. Melihat Fatim berada disini, membuat dirinya tidak bisa berkata-kata lagi. Kesenangan tiada tara yang dia dapatkan, membuat dirinya semakin menyayangi gadisnya ini.

"Fateh!"

Lantas mereka langsung menoleh ke asal suara, ternyata itu Atta dan Sohwa. Mereka berdua mendekat ke arah Fateh dan teman-temanya.

"Hati-hati dijalan, ya. Kakak bakal kangen sama kamu." Sohwa memeluk Fateh erat.

"Iya, kak. Kakak juga baik-baik disini ya."

"Iya."

Atta menepuk pundak Fateh, "Semoga lo ngga genit sama bule, ya."

"Kalo iman gue ikut kesana, ngga bakal deh."

Fatim mengerucutkan bibirnya, "Ngga usah dibawa kalo gitu imannya. Biarin aja tinggal disini, aku yang jagain."

Fateh tau, Fatim cemburu. Membuat Fateh jadi gemas dan ingin mengerjai Fatim lebih lagi. Tapi Fateh juga ngga tega liat Fatim sampe nangis.

"Ngga kok, aku ngga bakal tinggalin iman aku."

"Dih, kenapa jadi aku-kamu segala nih?" ucap Muntaz sok jijik.

"Biarin aja kali." sela Soleha.

"Ya, gue jijik aja dengernya." Muntaz ngga mau kalah sama pacarnya.

"Urusan mereka, mulut mereka, kenapa lo yang sewot?" Soleha mulai kebawa emosi.

"Lo juga, kenapa sibukin gue?" Muntaz cari mati.

"Jadi lo ngga mau gue sibukin? Fine." Mampus lo Taz.

"Ngga gitu, yank." nyesel kan lo Taz.

Mereka hanya tertawa melihat tingkah laku Muntaz dan Soleha yang sudah di cap mereka sebagai Absurd Couple. Mereka memang berbeda dari pasangan pada umumnya.

• • •

Setelah kangen-kangenan yang cukup lama, akhirnya Fateh pamit. Sebenarnya Fatim sangat susah melepas kepergian Fateh, namun dia harus mengerti Fateh. Dia harus bisa melepas Fateh pergi. Lagian Fateh juga udah janji, kalau dia pasti akan kembali.

"Gue pergi guys. Baik-baik disini, ya. Bilang ke bu Saras, gue titip salam." udah mau pisah, masih aja becanda lu Teh.

"Iya, ntar gue bilangin. Insyaallah besok gue masuk ruangan laknat itu." ditambah si Muntaz absurd.

Fateh Ngeselin [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang