Epilog

1.9K 149 31
                                    

Farhan sudah selesai mengerjakan tugasnya, kini saatnya melakukan aktivitas biasanya.

"Daddy! Pinjem hapenya dong!"

Fateh menutup telinganya dengan kuat. Anaknya memang benar-benar tidak punya hati nurani.

Tidak bisa apa, melihat daddynya istirahat sebentar saja?

"Di meja kerja daddy!"

Sedetik kemudian, mata Fateh sudah terpejam dan rohnya sudah menjelajahi alam mimpi.

Farhan bergegas ke meja kerja daddynya, mencari keberadaan ponsel dengan kamera yang ada tiga itu.

Setelah menemukannya, Farhan pun duduk manis di meja kebesaran daddynya dan mulai mengutak atik ponsel sang daddy itu.

Suara pintu terbuka mengalihkan perhatian Farhan dari layar ponsel, terlihat mommy dengan stelan dasternya berjalan ke arahnya.

"Udah izin sama daddy main ponselnya?" tanya Fatim.

"Udah dong mom, Farhan kan anak baik."

"Bagus."

Fatim kembali melanjutkan tugasnya membereskan ruang kerja suami tercintanya itu.

Setelah membereskannya, Fatim kembali ke dapur dan membuat makan malam.

Setelah makan malam selesai, Fatim berjalan ke kamarnya berniat membangunkan suaminya.

Saat sudah di depan pintu, Fatim membukanya dan terlihatlah pemandangan Fateh tidur.

"Fateh, bangun. Makan malam dulu yuk." Fatim mengguncang tubuh Fateh.

Bukannya bangun, Fateh malah menarik Fatim hingga jatuh di atasnya. Jarak mereka sangat dekat, hingga deru napas Fateh menerpa wajah Fatim.

Entah kenapa, setiap berada di dekat Fateh, rasa deg-degan itu masih saja terus terasa. Padahal sudah enam tahun dia menikah dengan cowok tengil itu.

"Aku sayang kamu, Fatim." Fateh ngigo.

"Kamu ngi-mphhh."

Dan ya, Fateh malah bercinta dengan Fatim malam itu. Untung Farhan udah dipindahin Fatim ke kamarnya, jadi ngga bakal ketahuan.

#$#

Pagi ini, tiga anggota keluarga itu tengah menyantap sarapannya yang sudah di buat khusus oleh sang istri tercinta, siapa lagi kalau bukan Fatim.

"Mom, dad." ucap Farhan memecah keheningan.

"Apa sayang?" tanya Fatim.

"Tadi malam, Farhan denger suara orang kesakitan, tapi bukan kesakitan."

Pandangan Fateh dan Fatim pun bertemu, apa mereka memikirkan hal yang sama?

"Farhan denger dimana?" tanya Fateh sesekali melirik Fatim.

"Dengernya dari kamar mommy sama daddy. Awalnya Farhan kira cuman mimpi, tapi pas Farhan cubit tangan Farhan, ternyata nyata."

Oh tidak, apa Farhan mendengar suara itu? Apa Farhan mengetahui aktivitas mommy dan daddynya malam tadi.

"Mungkin Farhan salah denger, yaudah lanjutin makannya."

"Oke, mom."

Setelah selesai sarapan, Farhan menonton kartun kesukaannya. Berhubung ini hari minggu, jadi Farhan bisa bersantai, tidak perlu sekolah.

Fateh menarik tangan Fatim ke kamar dan menguncinya.

"Kamu mikirin hal yang sama dengan aku?" tanya Fateh.

"Ya, Farhan denger semuanya."

"Kok bisa?" tanya Fateh, lagi.

"Kamu sih nafsunya ngga bisa di kontrol, jadi dengerkan dia." jutek Fatim.

"Kamunya aja yang ngedesah kenceng banget." Fateh emang egois.

"Kok malah aku yang disalahin?" Fatim ngga terima.

"Kan kamu yang ngedesah."

"Aku ngedesah karna kamu!"

"Siapa suruh ngedesah?"

"Ih, ngeselin!"

"Fateh kan emang ngeselin."

"FATEH NGESELIN!"

THE END

SAMPAI JUMPA DI "SECRET GIRL"
SEQUEL OF "FATEH NGESELIN"

Salam dari author yang lelah.

Fateh Ngeselin [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang