Part 43

1.9K 190 109
                                    

Sampai di markasnya Nathan, Fatim langsung menggeledah tempat itu, mencari Fateh.

Sudah sekitar lima menit dia menjelajahi tempat aneh itu, namun dia tidak menemukan Fateh ataupun Saaih dan Muntaz.

Lagi-lagi, Fatim berusaha menghubungi Fateh. Namun, tidak ada jawaban yang Fatim dapatkan dari cowok itu. Ponselnya tidak aktif.

"Tim, kayanya Fateh udah ngga disini lagi, deh." kata Soleha.

"Ma--"

Ponsel Fatim berdering, tertera nomer seseorang yang tidak dikenal. Lalu, dengan ragu Fatim menjawab panggilan itu.

Fatim?

Fateh?

Iya, ini gue.

Lo dimana? Ngga kenapa-kenapa, kan?

Gue dirumah sakit Jakarta Medika.

Kita kesana sekarang!

Fatim langsung memberi tau kepada teman-temannya. Mereka langsung mengerti dan memesan taksi online untuk ke rumah sakit.

Fatim pikir, Fateh ada di rumah sakit, dan sedang kenapa-kenapa. Sepanjang perjalanan, tidak henti-hentinya Fatim berdoa agar Fateh selamat.

"Lo kenapa, Tim?" tanya Kevin.

"Pokoknya, kalo gue ketemu Fateh dalam keadaan baik-baik aja, gue bakal ngikutin apapun kemauan dia." janji Fatim mantap.

"Semuanya?"

"Iya."

Tak lama, mereka pun sampai di rumah sakit. Fatim langsung berlari meninggalkan ketiga sahabatnya, memasuki rumah bernuansa putih itu.

Fatim celingak-celinguk mencari ruangan tempat Fateh dan yang lainnya dirawat.

Seketika mata Fatim menangkap seseorang yang tengah berada di sebuah ruangan. Fatim mengenali dia, dia sosok yang Fatim cari.

Tanpa berpikir panjang lagi, Fatim langsung memasuki ruangan itu. Seketika Fatim langsung jadi pusat perhatian. Tak lama setelah Fatim berdiri di depan pintu, sahabat-sahabatnya yang lain pun datang.

"Fatim?"

"Fateh ... Lo ngga kenapa-kenapa?"

"Gue?"

"Iya."

"Gue ngga kenapa-kenapa."

Pandangan Fatim langsung jatuh pada dua cowok yang kini tengah terbaring di ranjang. Dia adalah Muntaz dan Saaih.

Namun, Fatim bingung, kenapa hanya mereka berdua yang terbaring, kenapa Fateh tidak. Bukankah di dalam vidio itu, Fateh jatuh pingsan.

Tiba-tiba, tirai yang tadinya tertutup, kini terbuka. Menampilkan sosok petugas medis dengan stelan dokternya dan dua perawat yang tengah melepas alat.

"Maaf, pasien sudah tiada."

Kening Fatim mengkerut, siapa yang sudah tiada. Muntaz dan Saaih disini, Fateh juga baik-baik saja. Lantas, siapa dia.

Fateh Ngeselin [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang