Part 32

2.4K 165 41
                                    

Kini Fateh tengah berada di ruang tamu rumah nya. Sejak tadi, papa nya hanya bisa menghela napas atas kejadian yang baru saja menimpa keluarga nya. Sebab diri nya, Fateh menjadi malu. Akibat keegoisan nya, dia sudah merenggut kebahagiaan anak nya. Ayah macam apa dia ini, sungguh tidak pantas dia disebut ayah.

"Maafin papa, Teh." hanya kata itu yang dapat terucap dari mulut Fandi.

"Papa gak perlu minta maaf, ini bukan salah papa."

"Bukan salah papa gimana? Papa yang udah maksa kamu buat nikah, papa yang udah memutus hubungan kamu dengan Fatim."

"Ateh tau, papa ngelakuin itu semua karna mau liat Ateh bahagia, kan? Ateh ngerti kok, pa. Papa jangan nyalahin diri papa."

"Makasih, Teh. Kamu memang anak yang berbakti." Fateh hanya tersenyum menanggapi. Lalu dia pamit untuk ke kamar.

Di kamar, Fateh tak henti-henti nya memikirkan Fatim. Bagaimana cara dia mengatakan semua nya? Dia masih mencintai gadis itu, gadis pertama yang lolos menembus dinding hati nya.

"Chat Fatim gak, ya?"

Fateh Halilintar
Fatim?

1 menit

2 menit

3 menit

Tak ada jawaban dari Fatim. Namun Fateh tak menyerah, dia tetap akan menunggu sampai Fatim menjawab nya. Seketika kenangan nya dulu dengan Fatim terputar di otak nya. Dulu, dia adalah prioritas Fatim. Saat Fateh menghubungi nya, hanya sekedar memberi kabar, Fatim pasti langsung membalas nya. Namun kini? Kenyataan menyadarkan nya, bahwa gadis nya kini tidak memprioritaskan diri nya lagi.

Mikir apa sih, Fateh. Tidak mungkin Fatim memprioritaskan diri nya lagi. Setelah diri nya menggoreskan luka yang cukup dalam di hati Fatim. Fateh menyesal, sungguh menyesal. Benar apa yang dikatakan bang Atta, Kevin, dan orang-orang terdekat lainnya. Hanya kata menyesal yang dapat Fateh lontarkan sekarang. Fateh menyesal mengambil keputusan yang salah, Fateh menyesal tidak mempercayai mereka, Fateh menyesal telah menyakiti Fatim.

Ting!

Siti Fatimah
Iya?

Fateh langsung berdiri ketika mendapat balasan dari Fatim. Entah kenapa, rasa nya hati nya senang sekali. Walaupun hanya mendapat jawaban singkat.

Fateh Halilintar
Udah nyampe rumah?

Siti Fatimah
Udah.

Fateh Halilintar
Good night❤

Pesan terakhir yang Fateh kirimkan, tak di balas Fatim. Seketika Fateh merasakan perih di mata nya. Namun, dengan sekuat tenaga Fateh menahan air mata itu agar tak keluar. Fateh melirik jam dinding, sudah pada pukul sebelas, Fateh memutuskan untuk tidur.

#$#

Pagi ini, Fateh sudah siap dengan perlengkapan camping nya. Saat ini pun, dia sudah sampai di sekolah. Namun, dia tidak menemukan Fatim dan teman-teman nya yang lain. Mungkin mereka belum sampai, pikir Fateh. Lalu, Fateh menangkap sebuah mobil yang baru saja datang. Perlahan, orang-orang yang ada di dalam mobil itu pun keluar. Ternyata, itu Fatim dan teman-teman nya yang lain. Ada Kevin juga di sana.

Fateh pun kembali merasakan kesedihan, harus nya dia yang ada di posisi Kevin saat ini. Harus nya dia yang membawa barang-barang Fatim, bukan orang lain. Perlahan, Fateh pun menghampiri mereka.

Fateh Ngeselin [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang