"Assalamualaykum warohmatullahi wabarokatuh sayang!" Seorang lelaki muda mencium kening istrinya.
"Waalaykumussalam warohmatullahi wabarokatuh." Jawab sang istri sambil tersenyum manis.
"Assalamualaykum warohmatullahi wabarokatuh cantik!" Kemudian beralih mengucap salam kepada anak perempuan yang membenamkan muka di pelukan ibunya.
"Waalaykumussalam." Jawabnya sambil sesenggukan.
"Nak, bapak kasih tau sama kamu ya, cara orang mengucap salam dan menjawab salam itu ada nilainya." Seorang lelaki muda berjongkok mengusap air mata seorang gadis yang memeluk pinggang ibunya sambil menunduk.
"Oh ya?"
"Iya dong. Kalimat assalamualaykum/waalaykumussalam saja bernilai 10, jika ditambah warohmatullah bernilai 20, nah kalo dilengkapi dengan wabarokatuh nilainya jadi 30. Hayo, suka nilai yang banyak apa ndak?"
"Aku suka 20, Pak."
"Kok nanggung? 30 sekalian dong biar tinggi."
"Ndak mau, maunya 20."
"Mm gini deh, kalo kamu nerapin yang bernilai 30, nanti bapak kasih hadiah. Gimana?"
"Hadiah? Apa itu?"
"Nanti setelah bapak dari luar kota, bapak bawakan bibit bunga lili blasteran."
"Bapak serius kah?"
"Iya."
"Yeeeyy. Aku mau!"
"Yaudah, bapak berangkat ya. Assalamualaykum cantik."
"Waalaykumussalam warohmatullahi wabarokatuh, Pak!"
Baru selang beberapa menit dari sebuah halaman rumah yang ditumbuhi banyak bunga sambil melambai-lambaikan tangan. Di tepian jalan ketika hendak menyeberang, sepeda motor berkecepatan tinggi melintas, menabrak tubuh laki-laki yang belum sempat sampai di seberang jalan. Terpental hingga terlempar beberapa meter dari tempat kejadian.
"Bapaaak!" Gadis kecil berlari kalap ke arah jalan tak mempedulikan ibunya yang terjatuh lemas menyaksikan kejadian nahas yang menimpa suaminya di depan kedua matanya.
Tak lama polisi berdatangan, korban dinyatakan meninggal di tempat, kemudian mobil jenazah mengangkut tubuh laki-laki tersebut, beberapa tetangga membantu si istri yang kini tak sadarkan diri, membopong ke dalam rumah. Ketika bahu jalan dipenuhi kerumunan, anak gadis yang bercucuran air mata berjongkok memeluk lutut di seberang jalan.
"Hei, assalamualaykum warohmatullahi wabarokatuh!" Seorang anak laki-laki menghampiri, menyentuh pundaknya kemudian ikut jongkok. Tak disangka, gadis kecil itu langsung memeluk anak lelaki yang tak ia kenal.
"Jangan ucapkan salam selengkap itu, bapak ndak akan pulang buat bawakan hadiah." Ia berbicara sambil sesenggukan di pelukan anak lelaki yang sedari tadi memperhatikannya.
*Bidadari kecil, meskipun untuk mengucap atau menjawab salam dengan nilai 20 pun, Allah telah memberimu imbalan lebih dari lili blasteran yang dijanjikan Bapakmu. Karena kamu pasti pun kini paham, bahwa Allah maha pengasih dan penyayang. Ia menberikan segala apa yang kita butuhkan.
"Laa yukalifullahu nafsan illa wus'aha." Bisik Wira lirih di atas sajadah masjid pondok Ar Rayyan.
"Al-Qur'annya dipegangin aja ndak dibaca Le?"
Suara Pak Kiai dari arah belakang membuatnya kaget."Eh, Abah. Assalamualaykum warohmatullah, Bah!" Sapa Wira sambil meraih lalu mencium tangan Pak Kiai. "Udah abis baca kok Bah." lanjutnya.
"Oh. Abis baca Qur'an terus ngelamun?"
Sekarang Pak Kiai dan Wira duduk bersila saling berhadapan.
![](https://img.wattpad.com/cover/188085543-288-k639722.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Masjid Agung Kiai Ma'sum
Fiksi Umum"Jatuh cinta adalah fitrah, menikah adalah taqdir. Jodoh sudah ditentukan. Tapi bisakah diubah? Menjadi jatuh cinta kepada jodoh, atau berjodoh dengan yang kita jatuh cintai. Bisakah?"