Morniiing!
Tumben ya Vee update pagi-pagi wkwkw.
Ok deh, happy reading.
***
Plak!
"E buset apaan Gajah kurang gizi baik kok yang bilang gabaik siapa!"
"Gila."
"Hah? Gila? Siapa?" Keiko mengedarkan pandangannya kaget. Tempat ini masih sama. Pohonnya juga sama. Orang yang bersamanya juga masih orang yang sama. Bahkan, rasa mangga yang ia kunyah tadi juga nyata. Suasananya juga tak berubah. Terus apa yang beda?
"Gajah kurang gizi?" Panggil Keiko hati-hati.
Gajah Mada tak menyahut. Wajahnya beku. Raut itu tak terbaca.
"Gajah kurang gizi! Oi!"
Gajah Mada malah melirik buah mangga yang tinggal kulit dan bijinya saja. Kemudian, baru melirik Keiko. Itupun, tatapannya datar sekali. Keiko yang dilihatin begitu jadi salah tingkah. "Lo ngapa, Gajah kurang gizi?"
Gajah Mada menjatuhkan pandang ke arah sisa-sisa mangga sekali lagi sebelum melangkah menjauh. "Eh eh!" Keiko buru-buru bangkit mengejar lelaki pemilik wajah sebeku Viennetta ice cream yang di dinginin di dalam kulkas selama bertahun-tahun itu. "Lo kenapa sih, Gajah kurang gizi? Lo marah sama gue?"
Gajah Mada tak mempedulikan Keiko. Ia lebih memilih untuk memutar mencari jalan lain. Keiko mengikutinya dengan ssegenap rasa penasaran. Kok Gajah kurang gizinya jadi aneh?
Kok balik dingin lagi?
Aduh, Keiko pusing. Kok bisa ya kepribadiannya berubah cepet banget? Mana gak bilang-bilang lagi kalau mau berubah.
Ya masa, Gajah Mada punya kepribadian ganda? Atau bipolar? Makanya dia berubah secepat itu.
"Eh gila lu Kei. Ngaco ah kebanyakkan makan mangga. Eh tapi kalau dia kepribadian ganda, berarti yang tadi bukan Gajah Mada?
Lah terus siapa?
Gajah Enggon?
Gajah ugm?
Gajah Afrika?
Gajah Sumatra?
Gajah Gembiraloka?
Tuh, kan, Keiko ngaco lagi.
"Gajah kurang gizi! Tunggu dulu woy! Lo mau kemana sih?" Keiko kewalahan mengejar Gajah Mada karena cowok itu milih jalannya yang nyelip-nyelip.
Gajah Mada semakin mempercepat langkah. Gadis gila itu hanya akan membuang waktunya saja dengan omongan tidak jelas. Lagipula, masih banyak tugas yang harus ia kerjakan. Yang sudah pasti jauh lebih penting dibanding meladeni gadis aneh macam Adira yang kerjaannya bikin sakit kepala saja.
"Woy! Pelan-pelan dong!"
Di belakangnya, Keiko berlari kesusahan. Pakaian di masa ini menyebabkan gerakkannya terbatas. Tidak bisa loncat sana loncat sini seperti pada saat memakai celana training dan kaos bola. Uh, Gajah kurang gizi tuh gak ngerti apa ya kalau Keiko susah gerak? Gak bisa ya pelan-pelan dikit? Emang dasar, tega bet sama cewek. Gak kayak Jay. Eh. Jay mesum Keiko gak suka. Amit-amit.
"Oi! Gajah kurang gizi! Pelan-pelan dong! Sama cewek, lo kok gitu sih?" Seru Keiko. Napasnya sudah ngos-ngosan. Berbeda dengan Gajah Mada yang tampak biasa-biasa saja.
"Diamlah!" Gajah Mada akhirnya menyahut. Seperti biasa. Datar dan dingin.
Keiko terperanjat. Bukankah, tadi Gajah Mada tidak seperti ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
[Dear Majapahit] Why Me?
Historical Fiction#7 in timetravel, 11 April 2020. #6 in Majapahit, 5 Juni 2020. "Jujur, sampai sekarang, gue masih gak ngerti sama apa yang gue alami. Dan gue juga gak ngerti kenapa semesta berkonspirasi nyasarin gue kesini dan ketemu kalian?" Adiera keiko. Seorang...