24

1.1K 159 254
                                        

Haloooo!

Apsen dulu, kuy. Masih pada stay kah disimi?

This part is dedicated to _auliael_ bucinnya mas Jay yang kangen Keiko bakuhantam. Nih, El. Wkwk.

Happy reading

***

Sudah hampir 7 hari Keiko kabur. Semalam nginep di rumah Danu, sisanya dipake Keiko buat jalan. Well, banyakkan magernya dibanding jalannya.

Di perjalanannya itu, banyak sekali yang Keiko temui. Ya, banyak. Mulai dari mendaki gunung, lewati lembah, enggak segitunya juga, sih. Wkwkw.

Yang pasti sekarang, Keiko sudah lumayan jauh dari kota raja Tarik. Dan yang Keiko tahu, gak ada yang nyusul dia ke sini. Bagus deh.

Tapi, Keiko ngerasa sepi juga. Kalau dipikir-pikir lagi, dia terlalu childish gak sih kabur-kaburan kayak gini?

Kenapa dia gak ngomong baik-baik aja, gak usah pake kabur?

Tinggal bilang ke Jay, kalau sikapnya itu bikin Keiko gak nyaman.

Tapi, Jay kan susah diajak ngomong baek-baek. Yang ada, bukannya adu argumen dengan tenang, ujung-ujungnya para abdi istana yang repot membereskan kekacauan yang dibuat oleh mereka. Kaliankan tahu sendiri, gimana kalau si Jay dan Keiko ketemu.

Belum lagi, rayuan super receh yang bikin Keiko mendadak bisa ngerasain morning sickness. Bedanya, dia gak perlu hamil. Bedanya nomor2, gak cuma morning aja Keiko ngerasain itu. Tiap Jay ngerayu dengan kata-katanya yang uwu, terjadilah. Hoeek, hoeek, hoeek.

Emang, Keiko tuh spesies yang sensitif sama rayuan gombal yang gak tulus. But now the question is, emangnya Jayanegara kagak tulus?

Jangan-jangan, dia ngerayu-rayu gitu beneran lagi. Beneran cinta. Eh, cinta?

Gak lah, oi. Kejauhan. Kejauhan kayak jarak Keiko sama doi.

"Kau itu cantik, Sing. Percayalah. Kau cantik sekali hari ini. Cantik seperti bagaskara yang hari ini terus menampakkan senyumnya di langit Wilwatikta."

Itu saat Jayanegara masuk ke kamarnya tanpa permisi. Udah enggak ngetok dulu, dateng-dateng bikin emosi pulak. Entah, Keiko juga kurang ngerti Jayanegara tuh terbuat dari apa sampe rayuannya gak habis-habis begitu.

Contoh rayuannya yang bikin mendadak serangan jantung, juga ada.

"Kau lihat ini!" Jayanegara mengeluarkan sebentuk cincin dari kantong bajunya. Keiko terbelalak. "Lo mau apa?"

Jayanegara dengan santuynya mendekat, dekat sampai Keiko sendiri dibuat berdebar-debar. "Oi! Stop di situ!"

Jayanegara spontan menghentikan langkah. "Apa Sing?"

"Lo ngapain pamer-pamer cincin ke gue?"

"Hah? Pamer?"

Keiko mengangguk masih sambil melotot. "Ia, ngapain lo kasih lihat cincin bling-bling itu ke gue? Lo mau jualan?"

"Pfft!" Jayanegara menahan tawanya. Ah, kenapa sih gadis ini begitu menggemaskan?

"Kok, malah ketawa sih, lo?"

Jayanegara tiba-tiba saja terdiam. Tawanya hilang, digantikan bibir yang melengkung simetris.

Keiko degeun-degeun lagi. Aduh, Jay mau ngapain, sih? Kok mukanya gitu?

"Sing."

"Paan?"

Senyum di wajah Sang Prabu itu semakin terlihat, menawan?

[Dear Majapahit] Why Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang