[🌟]👈🏻 Tau lah ya :)
Happy reading
.
."Chaeryeong," panggil Taehyun ketika melihat Chaeryeong sedang berjalan sendirian ke gedung asrama.
Mendengar suara itu Chaeryeong mematung. Pasalnya ia masih belum menjawab pertanyaan Taehyun kemarin pagi. Dengan perlahan ia berbalik badan seraya menyembunyikan kecanggungannya. "Hmm?" dehamnya.
"Lo belum jawab pertanyaan gue kemaren. Jadi lo terima apa enggak?" kata Taehyun tanpa basa-basi.
Chaeryeong memandang ke sembarang objek di sekitarnya. "Iya," ujarnya singkat.
"Iya apa?"
"Iya gue terima," jelas Chaeryeong.
Senyum Taehyun mengembang ketika mendengarnya tetapi dengan cepat ia mengubah ekspresi wajahnya. "Hah? Apa gak kedengeran?" kelakarnya.
Chaeryeong berucap lebih keras, "iya gue terima!"
"Apa?!" ujar Taehyun sama kerasnya.
Chaeryeong menghelas napas kesal. Ia sadar kalau ia dijahili oleh Taehyun. "LO JELEK!"
"Sejak kapan Kang Taehyun jelek?"
"Sejak tadi," celetuk Chaeryeong.
Taehyun tertawa kecil kemudian ia meraih tangan kanan Chaeryeong dan mengenggamnya. "Ayo."
"Mau ke mana?"
"Keluar, kan sekarang hari minggu. Enggak bosen lo di sekolah aja?" jawab Taehyun.
"Iya, tapi mau pergi ke mana?" tanya Chaeryeong lagi.
Taehyun mengeluarkan handphone dari saku kemejanya. Ia menunjukkan layar handphone-nya yang menampilkan dua tiket nonton bioskop yang sudah dipesan itu kepada Chaeryeong. "Movie date," ujarnya sambil tersenyum manis.
===>•<===
"Apa?!" teriak Yeji setelah mendengar ucapan Lia barusan.
Lia, Yeji dan Yeonjun sedang berada di ruang OSIS. Dan baru saja Lia mengatakan kalau ia ingin mengundurkan diri sebagai wakil ketua OSIS.
"Kenapa tiba-tiba, Li? Apa gara-gara masalah kemaren?" tanya Yeonjun.
"Iya," sahut Lia.
"Tapi lo gak harus sampai ngundurin diri kayak gini juga, Lia." Yeji menatap adik kelasnya itu iba.
"Image gue udah jelek di anak-anak Ethereal High School, kak. Gue udah gak pantes lagi jadi waketos. Daripada mereka minta gue ngundurin diri lebih baik gue ngundurin diri duluan," ujar Lia sejujurnya.
"Kan yang kemaren itu bukan salah lo, kenapa lo gak bilang gitu aja ke mereka," usul Yeji.
"Seandainya aja bisa. Tapi kenyataannya gak segampang itu," tandas Lia pasrah.
Lia sudah menemui Madam Lily lagi tadi pagi dan Madam Lily mengatakan kalau Lia tidak akan terkena hukuman karena mereka yakin bukan Lia yang melakukan itu kalau dilihat dari tulisan tangannya. Namun Madam Lily juga mengatakan kalau mereka tidak bisa mencari siapa pelakunya. Bayangkan saja betapa sulitnya mencari tahu tulisan seseorang dari seluruh siswa Ethereal High School yang jumlahnya kurang lebih ada seribu.
"Lo udah bilang ini ke Madam Sora?" tanya Yeonjun. Madam Sora adalah pembina OSIS di Ethereal High School.
"Udah, tadi sebelum ke sini gue udah nemuin Madam Sora," jawab Lia lalu ia bangun dari duduknya. "Gue ke asrama dulu ya, kak," ujarnya yang kemudian mendapat anggukan dari kedua kakak kelasnya itu.
Lia segera melenggang dari ruang OSIS. Lagi pula untuk apa ia berlama-lama di sana? Toh, ia juga bukan anggota OSIS lagi sekarang.
Saat berjalan dan berpapasan dengan siswa-siswi lainnya, Lia langsung mendapatkan tatapan sinis dari mereka. Bahkan sampai ada yang memaki langsung di depannya juga.
Lia tidak memedulikan perlakuan mereka kepadanya—atau lebih tepatnya berusaha untuk tidak peduli. Namun ternyata begitu sulit baginya untuk mengahadapi semua ini.
Lia berpikir mungkin sekarang Ryujin sedang tersenyum puas melihatnya menderita. Dan ia juga berpikir mungkin ini terakhir kalinya Ryujin merundungnya karena bagaimanapun juga Ryujin kini telah berhasil menyingkirkannya.
“Soobin,” panggil Lia saat melihat lelaki jangkung itu tengah berjalan tak jauh darinya dan membuat si pemilik nama menoleh ke arahnya.
“Tumben hari minggu lo ada di sekolah?”
“Males keluar,” jawab Soobin singkat.
“Sekarang lo mau ke mana?”
“Kantin, makan,” sahut Soobin. “Lo mau ikut?”
“Boleh, gue juga belum makan.”
Setelah itu mereka pergi ke kantin Ethereal High School bersama-sama.
Sesudah mereka mengantri mengambil makanan, mereka berjalan untuk mencari tempat duduk yang kosong di sana.
Brukk
Prang
Saat Lia berjalan di antara meja-meja di kantin, ada seorang siswi yang sedang duduk di kursi paling pinggir sengaja menyelandungnya hingga ia terjatuh dan membuat piring makanan yang dibawanya pecah.
“Lia, bisa jalan gak sih lo? Sepatu gue kotor nih!” seru siswi yang tadi menyelandungnya itu sambil menunjukkan sepatunya yang terkena sedikit noda makanan yang dibawa Lia.
Mendengar itu seisi kantin langsung mengerubungi mereka.
Ryujin yang berada di pintu keluar kantin ikut menoleh. Ia tersenyum miring. “Bahkan sekarang gue gak perlu repot-repot nyiksa dia lagi,” gumamnya lalu kembali berjalan keluar dari kantin.
“Maaf gue gak sengaja,” ucap Lia yang masih terduduk di lantai.
“Bersihin sepatu gue!” Siswi itu mengarahkan kaki kanannya ke depan muka Lia dan membuat Lia mundur beberapa senti. “Cepet, asal lo tau ini itu sepatu limited edition!”
Lia mengambil tisu dari saku bajunya kemudian mengelapkan sepatu siswi itu. Belum sepenuhnya sepatu itu bersih, Soobin menarik paksa tangan Lia yang sedang membersihkan sepatu siswi itu.
“Bangun!” Perintah Soobin dan membuat Lia terpaksa berdiri karena ditarik olehnya.
“Loh, kenapa, Soobin?” tanya siswi itu sembari tersenyum menatap Soobin. Ekspresi wajahnya berubah seratus delapan puluh derajat. “Lo ngapain masih peduli sama orang kayak dia?”
“Lo pikir gue gak liat?” balas Soobin.
“Maksud lo apa? Udah jelas-jelas di jatoh sendiri,” ujar siswi tebal muka itu.
Soobin menendang pelan serpihan piring di lantai ke arah siswi itu. “Lo bersihin ini,” tukasnya namun siswi itu hanya diam saja. “Bersihin sekarang. Kenapa diem aja?!” tanya Soobin dengan mengangkat sebelah alisnya.
Siswi itu merotasikan bola matanya, ia berusaha meredam amarahnya karena Soobin telah menginjak-nginjak harga dirinya di depan banyak orang. Kemudian ia berjongkok membersihkan piring dan makanan yang berserakan di lantai.
“Kalian!” Soobin berputar menunjuk siswa-siswi yang sedang mengerubungi mereka. “Lagi liat apa?! Cepet pergi.”
Siswa-siswi yang mengerubungi mereka memandang Soobin ngeri. Mereka baru mengetahui kalau Soobin sedang marah benar-benar menakutkan. Dan setelah itu satu persatu dari mereka segera pergi meninggalkan kerumunan.
Melihat siswa-siswi lainnya sudah tidak mengerubungi mereka, Soobin menarik Lia keluar dari kantin meninggalkan siswi tadi yang masih membersihkan lantai itu.
Tbc
.
.
.
![](https://img.wattpad.com/cover/218496266-288-k405113.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Truth [√]
FanfictionTentang pertemuan dua orang yang sama-sama rapuh, sama-sama menyembunyikan kepedihannya dengan caranya masing-masing. Hingga akhirnya saling melengkapi dan menguatkan satu sama lain. Juga tentang suka duka kisah cinta dan persahabatan sepuluh remaja...