[30] Not Her

2.3K 465 81
                                    

Klik vote dulu kuy sebelum baca, thanks~












.

.












Soobin akhirnya ikut dengan Lia dan Namjoon kembali ke rumah sakit. Dan ketika sampai, ketujuh teman-temannya juga masih ada di sana.

"Soobin, ke mana aja lo?" ujar Taehyun melihat kedatangan Soobin.

"Iya, sepi tau gak ada lo," tambah Beomgyu.

"Besok gue balik ke sekolah lagi," jawabnya sambil menatap sekilas Taehyun dan Beomgyu. Lalu kembali berjalan menuju pintu kamar rawat inap Yeonjun dan masuk ke dalam sana.

Soobin malah mematung melihat Yeonjun yang sedang terbaring lemah. Ia tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Ya, Soobin memang membenci cowok itu tetapi mengapa ia juga tidak tega melihat keadaannya seperti ini?

"Lo harus sadar. Lo harus cepet sadar," ujar Soobin setelah diam beberapa saat. "Papa pasti khawatir," lanjutnya.

Soobin segera keluar dari ruangan itu sesudah menyelesaikan kata-katanya. Saat ia membuka pintu ada Namjoon yang berdiri sambil menyandarkan tubuhnya di tembok samping pintu.

"Soobin, kamu temani teman-temanmu ini, ya?" Namjoon memandang para remaja yang tengah saling berbincang itu. "Kakak mau ke kantor."

Soobin mengangguk samar. "Maafin gue, Kak," tukasnya lalu segera duduk bergabung dengan teman-temannya.

Namjoon mengernyit bingung sebelum akhirnya tersenyum tulus melihat Soobin. Seumur-umur ia bersama Soobin sepertinya baru kali ini Soobin meminta maaf padanya. Kemudian Namjoon langsung melangkah pergi dan menyisakan para remaja yang tengah duduk itu.

















Aneh. Sekarang semuanya benar-benar berbeda. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, mereka akhirnya berkumpul bersepuluh lagi walaupun dengan keadaan yang tidak baik. Kini mereka malah saling mengabaikan satu sama lain.

Soobin yang mengobrol dengan Beomgyu dan Taehyun. Lia yang mengobrol dengan Yeji. Chaeryeong yang mengobrol dengan Kai. Dan Ryujin dan mengobrol dengan Yuna.

Masing-masing dari mereka masih belum bisa menerima kenyataan yang sudah terungkap. Serta belum bisa menerima segala kekurangan dan kelebihan dari teman-temannya yang lain.

Beberapa dari mereka tengah menyesal dengan apa yang telah diperbuatnya dulu sampai akhirnya membuat kekacauan seperti ini. Ya, tentu mereka menyesal. Tapi apa gunanya menyesal? Semuanya tidak akan ada yang berubah jika hanya menyesali sesuatu yang sudah terjadi.

Yang harus mereka lakukan sekarang hanyalah saling memaafkan dan menerima satu sama lain jika ingin kembali seperti dulu lagi. Ya, hanya itu walaupun memang sulit untuk dilakukan.





===>•<===






"Hari ini hari terakhir gue sekolah di sini," ujar Ryujin pada Lia. Tadi ia meminta Lia untuk menemuinya di kantin.

"Loh? Bukannya lo nggak dikeluarin?"

"Iya, berkat lo." Ryujin mengambil napas sejenak. "Tapi gue sendiri yang pengen keluar dari sekolah ini, Li."

Lia melebarkan matanya terkejut.

Ryujin tersenyum miris. "Orang kayak gue gak pantes sekolah di sini," ujarnya. "Alasan gue minta lo buat nemuin gue itu karena gue mau minta maaf walaupun gue tau kata maaf aja emang gak cukup. Setelah gue jadi korban bully-an gue jadi tau gimana rasanya ada di posisi lo. Dan gue bener-bener nyesel kenapa gue bisa memperlakukan lo kayak gitu dulu. Maafin gue Lia..."

Hidden Truth [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang