"Lia kemana sih? Kok belum dateng juga," tanya Yeonjun melihat arlojinya yang menunjukkan pukul 17:30.
"Lo udah coba telfon?" tanya Yeji, teman sekelas Yeonjun yang menjabat sebagai sekretaris 1 OSIS.
"Udah, tapi gak diangkat."
"Aneh, gak biasanya dia telat. Gue tanya Chaeryeong deh." Yeji mengeluarkan ponselnya.
Chaeryeong
P
ChaeryeongIya kak
Lo lagi sama Lia?
Ngga, daritadi dia udah ke RO
Emang gak ada kak?Gak ada
Oke, thx yaUrwel~
"Kata Chaeryeong daritadi dia udah mau kesini, kita tunggu aja," ujar Yeji.
Yeonjun mengangguk. "Kita mulai sekarang aja rapatnya," ucap Yeonjun pada anggota OSIS yang sudah berkumpul.
===>•<===
Soobin sedang menyusuri koridor lantai enam. Ia ingin ke rooftop untuk menyendiri. Hampir setiap hari ia pergi ke rooftop saat sore walaupun selalu dilarang oleh Taehyun dan Beomgyu 'jangan kesana ,bin, ntar lo bisa kena poin' kata mereka. Tapi Soobin tidak peduli, ia hanya ingin waktu untuk sendiri. Saat di rooftop biasanya ia memandang langit yang menggelap sambil memetik gitarnya.
Ketika ia melangkahkan kaki pada anak tangga pertama, ia mendengar suara tangisan seseorang. Ia melihat sekitar, koridor tampak sepi tidak ada orang satu pun. Akhirnya ia mencari sumber suara itu. Dan ternyanta suara itu berasal dari dalam gudang yang terletak di sebelah tangga menuju rooftop.
Ia mendekatkan telinganya ke pintu gudang dan suara tangis itu semakin jelas. Lalu ia mengetuk pintu gudang. "Ada orang di dalam?"
Tak ada jawaban dari dalam sana. ia mencoba membuka pintu gudang, tetapi tidak bisa pintunya terkunci.
"Ada orang di dalam?!" tanyanya sekali lagi.Ia berniat mendobrak pintu itu. Namun ia berpikir bagaimana kalau yang di dalam sana bukan orang? Apalagi sekarang langit mulai menggelap. Memikirkan hal itu membuatnya merinding.
Ia menepis pikiran itu jauh-jauh. Ia memberanikan diri mendobrak pintu gudang.
Brak
Ia masuk ke dalam gudang dan disana ia melihat seorang siswi meringkuk dengan kaki dan tangannya diikat. Ia menghampiri siswi itu. "Lo gak papa?"
Lia menatap Soobin sebentar, kemudian ia merasa pusing dan penglihatannya kabur. Ia tak sadarkan diri.
Soobin melepas ikatan di kaki, tangan dan mulut Lia. Ia menepuk-nepuk pipi Lia. "Bangun woy!!"
Melihat Lia yang masih tak sadarkan diri, Soobin menggendong Lia dan membawanya ke UKS. Untung saja di gedung itu ada lift jadi Soobin tidak perlu susah payah menuruni anak tangga untuk menuju UKS yang terletak di lantai dasar.
===>•<===
Soobin duduk di kursi yang ada di sebelah Lia yang masih tak sadarkan diri di tempat tidur UKS. Dokter yang berjaga di UKS memintanya untuk menunggu Lia sampai ia sadar.
Lia mengerjap-ngerjapkan matanya.
Soobin yang sedang memainkan ponselnya melihat pergerakan Lia. "Lo udah sadar?"Melihat Lia yang sudah sadar Soobin berdiri dan melangkah keluar UKS. Namun langkahnya terhenti karena tiba-tiba Lia memegang pergelangan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Truth [√]
FanfictionTentang pertemuan dua orang yang sama-sama rapuh, sama-sama menyembunyikan kepedihannya dengan caranya masing-masing. Hingga akhirnya saling melengkapi dan menguatkan satu sama lain. Juga tentang suka duka kisah cinta dan persahabatan sepuluh remaja...