[21] Truth

2.3K 414 84
                                    

.

.

Hari ini adalah hari Minggu, tepatnya dua hari setelah perayaan hari jadi sekolah. Murid Ethereal High School sudah kembali ke sekolah dan menjalankan aktivitas seperti hari-hari biasanya.

Soobin duduk menyamping di motor hitam yang terparkir di parkiran belakang gedung asrama staff sekolah. Motor siapa lagi kalau bukan motor Pak Sam si staff kebersihan.

Atensi Soobin beralih pada suara derap langkah kaki seseorang yang mendekatinya. Akhirnya orang yang ia tunggu datang juga. Cewek berambut hitam lurus yang digerai itu menghentikan langkahnya di depan Soobin.

"Sorry, gue lama, ya?" ujar Lia.

Soobin menggeleng singkat. "Enggak," jawabnya yang memang benar. Ia tiba di parkiran sekitar dua menit yang lalu.

Soobin memakai helm dan memberikan helm satunya lagi kepada Lia. Ia menaiki motor hitam itu lalu menyalakan mesin dan mengisyaratkan Lia untuk naik.

"Sebentar," sergah Lia, "lo belum bilang, kita mau pergi ke mana?"

"Masa lalu," sahut Soobin singkat tanpa menatap Lia.

Lia yang tak mengerti jawaban Soobin itu alhasil memilih untuk segera naik ke motor saja.

Sepersekian detik kemudian motor hitam yang dikendarai Soobin melaju dan pergi meninggalkan Ethereal High School.

Laju motor mulai melambat ketika tiba di parkiran sebuah tempat umum setelah sekitar satu jam melaju di jalan raya. Soobin melepas helm lalu menyisir rambut yang sedikit berantakan dengan jari-jarinya. Begitu juga dengan Lia yang sedang mengedarkan pandangan ke sekitar sesudah melepas helm dari kepalanya.

"Ayo," kata Soobin setelah turun dari motor dengan tangan kanannya yang memegang sebuket bunga lily putih.

Sebelum sampai di sini, mereka berhenti sebentar di toko bunga dan Soobin membeli sebuket bunga lily putih di sana.

Lia bertanya-tanya dalam hati kenapa Soobin mengajaknya ke tempat ini?

Pemakaman? batin Lia.

Dengan isi kepala yang penuh dengan tanda tanya, Lia berjalan mengekor di belakang Soobin. Mereka berhenti di salah satu dari sekian banyak gundukan tanah yang terdapat di pemakaman.

Nam Eunji, nama yang terukir di batu marmer gundukan tanah itu.

Soobin berjongkok dan meletakkan buket bunga yang ia bawa di dekat batu marmer.

"Ini siapa?" tanya Lia pelan setelah ikut berjongkok di sebelah Soobin.

"Mama gue," jawab Soobin seraya menatap ukiran nama mamanya di batu marmer itu.

Mata Lia membulat. Ia baru mengetahui kalau mamanya Soobin telah berada di alam yang berbeda. Mengingat Lia juga dekat dengan Yeonjun, cowok itu tidak pernah membicarakan tentang mamanya jika sedang berada di sekolah. Jadi sampai sekarang Lia tidak tahu tentang hal ini.

"Alasan gue ngajak lo ke sini itu kerena ada sesuatu yang mau gue omongin," ucap Soobin.

Soobin menghela napas panjang. "Lo bakal jadi orang pertama yang gue kasih tau tentang ini."

"Tentang apa?"

"Gue sama Yeonjun itu..."

Lia menatap Soobin dengan penasaran, menungu cowok itu melanjutkan kalimatnya.

"Saudara angkat," lanjut Soobin.

***


7 tahun yang lalu

Hidden Truth [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang