Tepat jam dua siang saat selesainya ulangan tengah semester dua di Ethereal High School, suasana menjadi heboh karena ada sebuah kejadian yang terulang lagi. Apalagi kalau bukan Lia, si peringkat pertama angkatan kelas sebelas, ketahuan membawa contekan.
Dan di sinilah sekarang Lia berada. Duduk berhadapan dengan Madam Lily di ruang BK. Persis seperti beberapa bulan yang lalu.
Lia memandang datar sebuah botol minuman kemasan yang ada di atas meja antara ia dan Madam Lily duduk. Di botol itu tertempel kertas kecil hasil print-an yang isinya merupakan materi pelajaran. Jika melihatnya secara sekilas mungkin itu akan terlihat seperti komposisi, nilai gizi atau tulisan lain yang ada di kemasan botol minuman biasanya.
Lia membeli minuman kemasan itu kemarin malam, kemudian ia membawanya ke kelas pagi ini. Ketika ulangan sedang berlangsung, tak sengaja botol itu jatuh keluar dari kolong mejanya. Saat guru pengawas membantu mengambilnya dan memberikannya pada Lia barulah guru itu menyadari keanehan pada kemasan botol tersebut.
Lia pikir Ryujin sudah berhenti merundungnya. Tetapi ternyata dia hanya menunggu waktu yang tepat untuk menyingkirkannya sekali lagi.
"Kenapa ini bisa terjadi lagi, Lia?" tanya Madam Lily tegas.
"Saya tidak tau, Madam. Ini bukan perbuatan saya."
Madam Lily membuang napas panjang. "Kamu mau bilang ini dijebak lagi? Sejauh ini yang sebelumnya pun gak ada bukti kalau kamu dijebak."
"Jujur saya juga nggak tau sejak kapan ada tempelan kertas itu di botolnya. Kemarin malam waktu saya beli ini enggak ada apa-apanya, Madam," ujar Lia yang sebenarnya.
"Maaf Lia, karena ini bukan yang pertama kali madam gak bisa percaya alibi kamu lagi."
Lia memejamkan matanya. Sudahlah ia lebih baik pasrah saja. Ia akan terima apapun hukumannya sekalipun dikeluarkan dari sekolah.
Madam Lily mengeluarkan selembar kertas lalu memasukkannya ke dalam sebuah amplop putih. "Ini surat pemberhentian siswa yang akan dikirimkan ke rumahmu siang ini juga. Lalu kami tinggal menunggu orang tuamu datang kemari."
Ya, dugaan Lia benar. Ia dikeluarkan dari sekolah.
"Gimana, Li? Bukan perbuatan lo kan? Madam Lily bilang apa? Lo gak dihukum kan?"
Chaeryeong langsung menghujaninya dengan berbagai pertanyaan setelah Lia keluar dari ruang BK. Entah sejak kapan sahabatnya itu berada di sana.
"Gue... dikeluarin, Chaer," jawab Lia pelan.
Mata Chaeryeong membulat sempurna. "HAH?! Gimana bisa? Udah jelas-jelas bukan lo yang ngelakuin itu."
"Mereka gak percaya. Apalagi ini udah yang kedua kalinya."
"Enggak, enggak. Gak bisa gini dong, Li!" Chaeryeong meraih tangan Lia dan berniat mengajaknya masuk kembali ke ruang BK. "Ayo! Gue bantu bilang ke Madam Lily."
Lia menyingkirkan genggaman tangan Chaeryeong. "Gak usah. Lo gak perlu sampai begini. Surat pemberhentiannya juga udah mau dikirim."
Chaeryeong menghembuskan napas kasar. "Pasti lo tau pelakunya siapa kan? Lo ada masalah sama seseorang kan?" tanya Chaeryeong serius.
Lia mengangguk pelan. "Maaf gue gak pernah bilang ke lo."
"Ya, gue tau lo nyembunyiin sesuatu dari gue. Kenapa lo gak cerita aja sih sama gue? Lo pikir gue ini siapa?! Gue ini sahabat lo, Lia. Gue pasti bakalan bantu kalau lo cerita sama gue apa masalahnya. Tapi kalau lo begini gimana caranya gue bisa bantu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Truth [√]
FanfictionTentang pertemuan dua orang yang sama-sama rapuh, sama-sama menyembunyikan kepedihannya dengan caranya masing-masing. Hingga akhirnya saling melengkapi dan menguatkan satu sama lain. Juga tentang suka duka kisah cinta dan persahabatan sepuluh remaja...