Dua bulan kemudian
Di sinilah sekarang Yeji berada. Duduk di samping tempat tidur rumah sakit yang Yeonjun tempati.
Sudah dua bulan lamanya dan sejauh ini Yeonjun masih belum menunjukkan tanda-tada dia akan sadar. Dokter hanya mengatakan kita hanya perlu menunggu sampai keajaiban datang.
Setiap hari libur, Yeji selalu pergi mengunjungi Yeonjun untuk sekedar melihat keadaannya dan berbincang apa yang dia alami saat di sekolah. Hingga tak terasa kelulusan kelas akhir semakin dekat.
"Yeonjun..." panggil Yeji pada cowok yang sedang memejamkan matanya selama dua bulan. "Gak kerasa udah dua bulan aja, lo kapan sadarnya?"
"Besok ujian akhir loh, Jun. Sebentar lagi kita lulus SMA tapi lo belum sadar juga. Lo gak lupa kan dulu kita pernah buat taruhan. Taruhannya kalau ujian akhirnya ada yang dapet seratus bakalan ditraktir makan sebulan. Ayo dong sadar, Jun...biar kita bisa lulus bareng nanti."
"Pokoknya lo harus cepet sadar, gue kangen banget sama lo," ujar Yeji sembari tersenyum tipis menatap Yeonjun.
Karena telah merasa cukup berbincang, Yeji bangun dari duduknya. "Gue pulang dulu ya. Nanti abis ujian gue bakal ke sini lagi kok," pamitnya.
Yeji kemudian keluar dari ruangan serba putih itu. Dan tanpa Yeji sadari setelah ia menghilang di balik pintu, jari tangan kanan Yeonjun bergerak perlahan beberapa detik sebelum akhirnya kembali diam.
===>•<===
Di sekolah, Kai mengikuti salah satu kelas tambahan untuk ulangan kenaikan kelas nanti. Sebenarnya kelas ini bagi yang mau-mau saja. Dan ia memutuskan ikut karena terlalu gabut di hari Minggu ini.
Ketika masuk ke kelas itu sudah banyak siswa-siswi kelas 11 yang menduduki kursi. Dan hanya tersisa satu kursi, kursi di sebelah Taehyun.
Kai melangkah ke kursi itu lalu duduk di sana. "Tumben lo sendirian, Hyun?" sapanya dengan agak canggung pasalnya mereka jarang mengobrol akhir-akhir ini.
Taehyun yang sedang membaca buku itu mendongak menatap Kai. "Eh, elo Kai, kirain siapa. Abis Beomgyu sama Soobin gak mau ikutan jadi gue sendirian," sahutnya.
Kai menggut-manggut sambil ber-oh ria. "Lo mau tunangan pas libur kenaikan kelas kan? Bentar lagi tuh, jangan lupa undang-undang gue," celetuk Kai. Ya, Kai sudah menerima hal itu dengan lapang dada.
"Yuna juga belum bilang ke lo?" tanya Taehyun bingung.
"Ha? Bilang apa?"
"Tunangannya udah dibatalin," jawab Taehyun.
Kai menganga karena terkejut. "Dibatalin? Kenapa bisa dibatalin?"
"Gue kira Yuna udah cerita, ternyata belom ya? Sama berarti, gue juga belom bilang ke Chaeryeong," kata Taehyun. "Entar abis kelas ini selesai aja gue ceritainnya sekalian sama Yuna, Chaeryeong juga."
Setelah selesai kelas tambahan, Taehyun dan Kai meminta Yuna dan Cheryeong untuk menemui mereka di kantin.
"Loh, kenapa batal?" tanya Chaeryeong terkejut.
"Sebenernya kita mau bilang ini waktu hari minggu pas gue baru balik ke sekolah setelah sakit dirawat di rumah," ujar Yuna. "Tapi waktu itu suasananya gak tepat karena Kak Yeonjun baru aja koma."
"Iya, terus akhir-akhir ini juga kita anak kelas sebelas lagi sibuk banyak tugas kan? Gue juga jarang liat kalian berdua. Jadi belom sempet bilang," tambah Taehyun.
.
.
Pada hari Minggu ini Taehyun datang ke rumah Yuna untuk menjemput cewek itu ke sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Truth [√]
FanfictionTentang pertemuan dua orang yang sama-sama rapuh, sama-sama menyembunyikan kepedihannya dengan caranya masing-masing. Hingga akhirnya saling melengkapi dan menguatkan satu sama lain. Juga tentang suka duka kisah cinta dan persahabatan sepuluh remaja...