"Inget ya, gue gak akan ngebiarin lo rebut posisi gue lag-"
"Ehmm," deham Soobin yang membuat ketiga siswi itu menoleh padanya.
Tiga siswi itu terdiam seketika.
"Soobin?" ucap Ryujin kaget."Lia, ayok bangun." Ryujin membantu Lia berdiri. Ya, pencitraan. Ryujin tidak akan membiarkan citranya jelek di mata siswa-siswi Ethereal High School. Walaupun ia tidak tahu apa Soobin sudah mendengar semua ucapannya pada Lia tadi.
"Oh iya, Soobin, lo belum dapet kelompok buat tugas biologi kan? Kalau mau, lo bisa masuk ke kelompok gue." Ryujin mengalihkan pembicaraan.
Soobin mengerutkan kening. "Lo siapa?"
Ryujin tertawa. "Kita belum kenalan, ya. Gue Ryujin temen sekelas lo. Ini sahabat gue, Yuna."
"Halo Soobin," sapa Yuna dengan ceria.
"Kita pergi dulu ya. Ayo Yuna." Ryujin menarik tangan Yuna.
Ryujin menarik Yuna untuk menjauh dari Soobin dan Lia.
"Tadi Soobin denger omongan gue gak ya??" tanya Ryujin panik.
"Mungkin," jawab Yuna seadanya.
"Bisa gagal gue mau deketin Soobin," kesalnya.
"Kalau Soobin denger, paling dia ilfeel sama lo."
"Yuna lo jahat banget sih!"
Yuna hanya terkekeh melihat Ryujin yang kesal padanya.
Melihat Ryujin dan Yuna pergi, Soobin juga segera pergi meninggalkan Lia yang masih membeku di tempatnya berdiri.
"Tunggu!" seru Lia.
Mendengar itu Soobin menghentikan langkah dan melihat Lia yang sedang berjalan mendekatinya.
Lia menatap Soobin. "Makasih ya."
"Buat?" Soobin menaikkan sebelah alisnya, karena sebenarnya ia tidak berniat untuk menolong Lia. Ia hanya sedang berkeliling sekolah dan berpapasan dengan Lia, Ryujin dan Yuna tadi. Ia juga sedikit mendengar pembicaraan mereka, namun ia tidak tertarik untuk mengetahui masalah mereka.
Lia menggeleng. "Ehm, nggak. Lupain aja. Lo anak baru yang tadi pagi itu, kan?"
Soobin mengangguk dan melanjutkan langkahnya yang diikuti dengan Lia.
"Lo mau kemana?" tanya Lia. "Jam segini biasanya udah pada di asrama."
"Gak kemana-mana."
Lia ber-oh. "Kalau gitu, gue duluan ya," ucapnya kemudian berjalan berlawanan arah dengan Soobin.
Soobin tidak menjawab, ia hanya menatap Lia dengan datar. Kemudian segera melanjutkan keliling sekolah untuk menghapal letak ruangan-ruangan yang ada di Ethereal High School agar ia tidak ke sasar lagi.
===>•<===
Soobin meluruskan tangan kirinya di meja-menjadikannya bantal untuk tidur. Ia mulai memejamkan matanya tidak peduli dengan guru matematika yang sedang menjelaskan rumus-rumus yang membuat kepalanya ingin pecah.
Taehyun yang duduk di depan Soobin sadar kalu Soobin daritadi diperhatikan oleh guru matematika killer itu.
Taehyun menepuk-nepuk tangan Soobin. "Soobin, Soobin, bangun woy." Namun tak ada respon dari Soobin, ia masih terlelap.
"KAMU YANG DUDUK DI BELAKANG POJOK KANAN, BANGUN!!" pekik guru itu dan membuat seluruh siswa terkejut bahkan Soobin juga sampai terbangun.
Melihat semua teman sekelasnya yang menatap ke arahnya, Soobin bingung. "Saya madam?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Truth [√]
Fiksi PenggemarTentang pertemuan dua orang yang sama-sama rapuh, sama-sama menyembunyikan kepedihannya dengan caranya masing-masing. Hingga akhirnya saling melengkapi dan menguatkan satu sama lain. Juga tentang suka duka kisah cinta dan persahabatan sepuluh remaja...