Di kamar asrama laki-laki nomor 114 Beomgyu sedang berbaring malas-malasan di kasur sedangkan Taehyun baru saja selesai mandi. Hari ini adalah Minggu tepatnya empat hari setelah mereka menengok Yeonjun di rumah sakit.
"Tae, si Soobin ke mana, ya? Udah empat hari kagak balik-balik ke sekolah," ujar Beomgyu tiba-tiba karena merasa sepi di kamar asrama hanya berdua dengan Taehyun.
Taehyun mengedikkan bahu. "Mana gue tau, di rumahnya kali. Gak mungkin kan dia langsung sekolah setelah kejadian malem itu."
Beomgyu merubah posisinya menjadi duduk dengan mata yang melebar. "Maksud lo, lo percaya kalau Soobin yang nyelakain Kak Yeonjun?"
"Yah, nggak gitu. Gue juga gak percaya kalau Soobin yang nyelakain Kak Yeonjun. Tapi...bisa aja kan? Karena dendam mungkin?"
Beomgyu menggeleng. "Ah, enggak mungkin lah Soobin sekejam itu. Lo jangan asal nuduh."
"Gue nggak nuduh cuma menduga doang."
"Sama aja kali."
"Beda."
"Sama."
"Beda, Gyu."
"SAMA."
"BEDA WOI."
"SA—"
"Udahlah diem lu, gue males adu bacot," potong Taehyun.
Beomgyu mendengus sebal. "Tapi bisa aja dugaan lo bener. Buktinya kenapa identitas Soobin yang anak direktur harus ditutup-tutupin sedangkan Kak Yeonjun enggak," kata Beomgyu sambil memiringkan kepalanya.
"Kan, kata gue juga apa," sahut Taehyun.
"Kak Yeonjun kan anak angkat, Soobin anak kandung." Beomgyu terdiam sejenak. "OH, gue tau!" serunya tiba-tiba hingga membuat Taehyun kaget.
"Apaan?"
"Mereka pasti rebutan warisan, Tae!!" Kata Beomgyu dengan yakin.
Taehyun tak setuju sama sekali. "Warisan? Ya kali ngerebutin warisan."
"Masalahnya orang-orang kaya kan yang begituan. Lo kan orang kaya juga masa nggak ngerti sih?"
"Tau, ah. Ngapain kepoin masalah hidup orang? Hidup gue sendiri aja udah banyak masalahnya," balas Taehyun tak mau ambil pusing.
"Lah, ngapa jadi curhat lo?"
Taehyun malah sibuk bercermin sambil menyisir rambutnya, tidak memedulikan Beomgyu.
"Betewe lo mau ke mana pagi-pagi udah rapi?" tanya Beomgyu mengalihkan topik.
"Ke rumah Yuna."
"Ooh, ke rumah calon mertua toh. Yuna udah sembuh?"
"Udah. Ini sekarang gue mau jemput dia balik ke sekolah."
"Asik, calon tunangan yang baik nih," ledek Beomgyu
Taehyun tertawa hambar. "Cih, calon tunangan yang baik dari mananya? Kalau gak disuruh bunda gue juga gak bakalan repot-repot jemput dia," sungutnya.
Taehyun kemudian keluar dari kamar asrama sedangkan Beomgyu kembali melanjutkan rebahannya karena tidak ada kerjaan lain.
===>•<===
"Lo belum baikan juga sama Lia?"
Chaeryeong terdiam mendengar pertanyaan Kai. "Ya, gitu," jawabnya asal.
"Lo berdua ada masalah apaan sih emang?" tanya Kai lagi.
Kai penasaran kenapa Lia dan Chaeryeong masih saja bersikap seperti tidak saling kenal. Seperti sekarang, Chaeryeong mengajak Kai untuk menjenguk Kak Yeonjun lagi. Pikir Kai, kenapa tidak mengajak Lia saja? Mereka berdua kan sekamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Truth [√]
Fiksi PenggemarTentang pertemuan dua orang yang sama-sama rapuh, sama-sama menyembunyikan kepedihannya dengan caranya masing-masing. Hingga akhirnya saling melengkapi dan menguatkan satu sama lain. Juga tentang suka duka kisah cinta dan persahabatan sepuluh remaja...