"Kita balik dulu, Bin," seru Beomgyu lalu berjalan di belakang kelima temannya yang lain.
Soobin meresponnya dengan dehaman. Lalu setelah keenam temannya yang tak lain adalah Beomgyu, Taehyun, Kai, Lia, Yuna dan Chaeryeong itu naik ke salah satu bus, Soobin berbalik badan dan kembali memasuki rumah sakit.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam. Soobin tidak ikut kembali ke sekolah bersama teman-temannya karena ia ingin bicara dengan Yeonjun terlebih dahulu. Sebab tadi ia tidak sempat bicara karena terlalu ramai oleh teman-temannya.
Setibanya di depan kamar rawat inap Yeonjun, dari jendela Soobin dapat melihat papanya sedang berbicara dengan Yeonjun. Ia pun memilih untuk duduk terlebih dahuluh sembari menunggu papanya keluar.
Ngomong-ngomong hari ini adalah pertama kalinya Soobin bertemu dengan papanya lagi setelah hari dimana ia dihajar habis-habisan oleh papanya itu. Keadaan sekarang masih sama, papanya masih mengabaikannya seperti orang yang tak saling kenal. Tapi Soobin tidak begitu memedulikan hal itu. Toh, ia sudah terbiasa diabaikan sejak kecil.
Cklek
Pintu kamar rawat inap Yeonjun terbuka dibarengi dengan keluarnya seorang pria paruh baya.
Jaehyuk langsung bergegas pergi tanpa sedetik pun melirik Soobin yang sejak tadi terduduk di depan pintu. Mustahil jika pria tua itu tidak melihat Soobin, dia pasti hanya pura-pura tidak melihatnya saja.
Soobin akhirnya bangun dan masuk ke kamar rawat inap Yeonjun.
Yeonjun menoleh ke arah pintu ketika seseorang memasuki ruangan. "Belum pulang?" tanyanya.
Soobin menggeleng pelan. "Gue mau omongin sesuatu sama lo."
Yeonjun melirik jam dinding yang ada di kamar rawat inapnya. "Udah mau jam sembilan, gerbang udah mau ditutup."
"Bisa-bisanya lo inget sama peraturan sekolah setelah koma dua bulan," kata Soobin setelah mendengus malas.
Walaupun murid kelas sebelas dan sepuluh diliburkan dan bebas keluar sekolah, jam tutup gerbang tetap jam sembilan malam, tidak ada perubahan. Dan apabila telat masuk maka siap-siap akan berurusan dengan BK. Namun bukan Soobin namanya kalau peduli dengan peraturan sekolah.
Tinggal ngendap-ngendap lewat gerbang belakang aja apa susahnya? pikir Soobin enteng.
"Maaf..." Soobin kembali berbicara setelah diam beberapa detik. "Maaf karena gue, lo jadi begini. Harusnya gue gak ngehajar lo di rooftop waktu itu."
Yeonjun dibuat tercengang dengan ucapan Soobin barusan. Wajar dia tercengang, itu adalah pertama kalinya Soobin meminta maaf padanya. "Kenapa lo minta maaf? Itu bukan sepenuhnya salah lo, gue juga harusnya gak nyerang lo balik."
"Salah gue. Itu semua salah gue, lo gak salah."
"Enggak, Soobin. Itu cuma kecelakaan. Lo gak perlu ngerasa bersalah," sanggah Yeonjun. "Lagian juga sekarang gue udah baikan jadi lo gak usah ungkit-ungkit lagi kejadian malam itu."
Soobin terdiam sesaat sebelum akhirnya menyahuti kata-kata Yeonjun. "Oke, kalau itu mau lo."
"Soobin, lo udah ketemu sama papa?" tanya Yeonjun tiba-tiba.
"Sekilas doang, kenapa?"
"Bukan apa-apa. Gue cuma ngerasa dia beda sekarang."
Alis Soobin bertaut. "Beda?"
"Kayak ada yang dia sembunyiin," lanjut Yeonjun.
Soobin menghembuskan napas malas. "Mau ada yang dia sembunyiin mau enggak, gue gak peduli," kata Soobin tak acuh. "Inget, tadi gue cuma minta maaf soal kejadian malam itu, gak lebih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Truth [√]
FanfictionTentang pertemuan dua orang yang sama-sama rapuh, sama-sama menyembunyikan kepedihannya dengan caranya masing-masing. Hingga akhirnya saling melengkapi dan menguatkan satu sama lain. Juga tentang suka duka kisah cinta dan persahabatan sepuluh remaja...