Tak terasa hari kelulusan siswa-siswi kelas 12 Ethereal High School pun tiba. Hari ini tepatnya jam setengah tujuh malam para murid kelas 12, para guru, para wali murid dan juga staff sekolah tengah berada di salah satu ballroom hotel untuk mengadakan acara kelulusan. Choi Jaehyuk sang direktur sekolah juga turut hadir dalam acara di tengah kesibukannya. Kini pria itu sedang berdiri di tengah panggung sambil memberi sambutan.
Seselesainya Jaehyuk memberi sambutan, Yeonjun menghampiri papanya yang sebelumnya pria itu telah memberi isyarat untuk mendekat.
"Kenapa, Pa?" tanya Yeonjun pada papanya setelah berpapasan di dekat pintu keluar.
"Maaf, ya. Papa gak bisa temani kamu sampai acara selesai karena ada meeting malam ini."
"Ooh, gak apa-apa kok, Pa," balas Yeonjun sembari tersenyum.
"Ya sudah, papa pamit dulu sampai ketemu di rumah, ya." Jaehyuk mengusak puncak kepala putranya lalu beranjak pergi dari ruangan luas itu.
"YEONJUUN!"
Teriakkan seseorang itu membuat Yeonjun tersentak seketika. Ia pun langsung menoleh ke sumber suara.
"Ayo, Jun. Dari tadi lo dipanggilin tau, gak kedengeran apa?" celoteh Yeji setelah tiba di hadapan cowok itu.
"Hehe, maap-maap. Iya gak kedengeran gue."
Yeji dan Yeonjun pun berjalan menuju panggung bersama delapan anak peringkat tertinggi lainnya. Ya, mereka berdua masuk ke peringkat sepuluh besar se-angkatan dalam ujian akhir kemarin. Yeonjun mendapat peringkat pertama sedangkan Yeji mendapat peringkat tiga.
"Kok lo bisa dapet peringkat pertama sih? Jangan-jangan, lo dapet bocoran soal ya?" tanya Yeji setelah turun dari panggung. Ia masih tak percaya dengan Yeonjun yang mendapat peringkat pertama padahal cowok itu melakukan ujian secara susulan setelah sadar dari koma.
Yeonjun yang ditanya malah cengengesan. "Apa sih yang gue gak bisa? Ngedapetin hati lo aja bisa apalagi peringkat pertama, gampang banget itu mah."
"Dih, malah gombal lagi," sahut Yeji.
"Lo duduk duluan sana."
Yeji mendaratkan bokongnya di kursi para murid lalu memandang Yeonjun yang masih berdiri. "Lo mau kemana?"
"Rahasia."
Perkataan Yeonjun membuat Yeji mengeryit heran sedangkan Yeonjun segera bergegas pergi dari hadapannya.
Yeji yang tak lagi memedulikan Yeonjun atau sekarang bisa dibilang pacarnya itu, memfokuskan perhatiannya ke panggung dimana acara masih berlangsung. Sekarang tengah berlangsung sesi hiburan karena acara resminya sudah selesai.
Selang beberapa menit Yeonjun datang kembali lalu duduk di samping Yeji dengan sebuket bunga di genggamannya.
"Buat lo," ujar Yeonjun pada Yeji sembari menyodorkan sebuket bunga itu.
Senyum Yeji mengembang. "Buat gue? Makasih Yeonjun!"
Gerakkan tangan Yeji yang hendak mengambil buket bunga itu terhenti karena Yeonjun malah menjauhkannya. "Eits, ntar dulu," sergahnya. "Gue ngasih ini bukan untuk ngucapin selamat atas kelulusan lo."
"Terus buat apa?"
"Hadiah buat pacar gue..."
"Gue gak akan ngebiarin lo nangis gara-gara gue lagi. Gue janji akan selalu ngebuat lo bahagia selagi gue masih ada di samping lo," ujar Yeonjun tulus.
Yeji tersenyum tulus sambil menatapi Yeonjun kemudian diambilnya buket bunga yang Yeonjun sodorkan. "Oke, gue pegang janji lo. Awas aja kalau ngelanggar nanti gue dorong lo dari rooftop!" peringatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Truth [√]
FanficTentang pertemuan dua orang yang sama-sama rapuh, sama-sama menyembunyikan kepedihannya dengan caranya masing-masing. Hingga akhirnya saling melengkapi dan menguatkan satu sama lain. Juga tentang suka duka kisah cinta dan persahabatan sepuluh remaja...