3 // Curious

5.5K 340 6
                                    

Edgar terus saja menggeleng dan menghela nafasnya, aku hanya bisa mendengus melihatnya. Apa yang salah dalam lima hari ini sampai Edgar terlihat begitu ... aneh?

"Ed, kita sudah menjadi teman berapa lama?" tanyaku tiba-tiba ke arahnya. Aku lelah melihatnya yang seperti orang frustasi. Apa yang terjadi? Mana Edgar yang selalu mengoceh panjang lebar setiap sehari sebelum tanggal satu Desember tiba? Biasanya dia selalu menceramahiku dengan berbagai kegiatan yang harus aku lakukan di bumi, tapi kenapa sekarang dia seperti tidak bersemangat!

"Seumur hidup." Kata Edgar lesu.

"Dan karena sudah seumur hidup, tidakkah kau mau membagi sesuatu yang mengganjal di hatimu itu? I'm sick melihat gelengan kepala dan helaan nafasmu itu!" tegurku telak.

"Nick, are you stupid or what?! Kelakuanmu itu yang membuatku kesal!" kata Edgar penuh kekesalan.

"Kelakuanku? Apa yang salah dengan diriku???" tanyaku bingung. Aku merasa baik-baik saja, dan bahkan sangat baik. Malah tidak pernah sebaik ini!

"Oh astaga! Kau bahkan tidak sadar??! You wanna see her! Meet her! The one who sent you a letter. A proposal letter! Dan selama lima hari ini kau selalu senyum-senyum tidak jelas, ditegur tidak menanggapi, bahkan kopi asin yang sengaja aku buat saja tidak kau pedulikan! Otakmu rusak! Rusak karena ingin bertemu gadis kecil itu!!!" teriak Edgar penuh emosi tepat di depan wajahku.

Oh, Edgar terlalu berlebihan. Aku memang sangat menunggu-nunggu hari ini. Tanggal satu Desember. Hari dimana aku bisa pergi ke bumi untuk menemui Caroline. Tapi aku tidak senyum-senyum sendiri. Lagipula, teguran apa yang tidak aku tanggapi? Dan lagi, kapan Edgar membuatkan aku kopi asin?

"Lihatlah, sekarang pun kau senyum-senyum tidak jelas lagi!" cibir Edgar sambil menunjuk ke arah mukaku.

Aku menyentuh bibirku, mencari tahu apa benar aku 'senyum-senyum tidak jelas', dan ... Ya! Ternyata aku tersenyum. Tersenyum tidak jelas! Oh well, apa yang sebenarnya terjadi???! Oh, apakah ingin bertemu dengan Caroline membuatku begitu... bahagia???

"Hey, kau terlihat seperti pedofil, don't you know that?!"

"Sembarangan! I'm not! Dan kenapa aku terlihat seperti itu!?" tanyaku tidak terima.

"I don't know. Maybe, it's because you... falling for her?" tebak Edgar hati-hati.

What?!

Sepertinya yang mengalami kerusakan otak di sini adalah Edgar! Mana mungkin aku ... falling for her? Oh c'mon. Dia hanya gadis kecil berusia sepuluh tahun! Aku bukan pedofil dan aku hanya penasaran ingin bertemu dengan gadis itu. Apa yang salah? Aku hanya penasaran. PENASARAN.

"I'm just curious about her. Okay?" kataku membela diri.

"Denial!"

"Terserah. Jadi, mau berangkat bersama ke bumi denganku atau bagaimana?" tanyaku yang sudah beralih topik. Percuma saja berdebat dengan Edgar, tidak akan ada habisnya bahkan hingga beratus-ratus tahun kedepan.

Selama lima hari ini, perusahaanku terus gempar dengan kabar 'surat luar biasa' itu, tapi aku hanya bisa diam dan melenggang pergi. Biarkan saja para Elf itu mau berpikir tentang apa, dan lebih baik aku membiarkan mereka lelah dengan sendirinya lalu gosip itu hilang. Maksudku, gosip tentang aku dilamar seorang gadis kecil.

Memang perlu aku akui, lima generasi Santa yang mengalir turun temurun di keluargaku, hanya aku yang memegang rekor paling lama menjadi Santa! Ternyata, bukan dua ratusan tahun aku menjabat gelar ini, tapi hampir mendekati setengah milenium! Jelas saja banyak gosip tidak benar yang beredar dan menyangka aku adalah seorang pedofil yang akan menerima gadis itu, menjadikan istriku dalam waktu dekat! What the ....

Huft. Aneh-aneh saja mereka itu. Lagipula, sudah aku bilang bukan? Aku tidak menyukai wanita-wanita lintah darat yang licik, serakah dan hanya manis di mulut! Bukan berarti aku ingin mencari seorang gadis berumur sepuluh tahun untuk menjadi istriku, tapi aku ingin mencari seorang yang baik. Baik dan penyayang seperti ibuku, dan sayangnya tidak ada satupun manusia yang seperti itu lagi!

"Terserah kau saja! Curious atau apapun, terserah. Dan, aku mau berangkat bersama Shakira. Bye.." kata Edgar sambil memamerkan senyum miringnya lalu berlalu pergi. Seakan lupa kalau tadi itu dia terus seperti orang gila yang menggelengkan kepalanya dan menghela nafas setiap menitnya.

Cih! Ternyata dia ingin pamer pacarnya? Ya, memang Edgar pacaran dengan Shakira, si ratu gossip yang membuat 'surat luar biasa' itu diketahui oleh semua orang di North Pole. Dari pekerja sampai tetangga. SEMUA ORANG! Luar biasa bukan? Huh, padahal Edgar itu temanku yang selalu menjaga rahasiaku dengan baik, tapi bagaimana mungkin dia bisa pacaran sama Shakira yang seperti itu!? Sungguh tak rela rasanya.

Ah, jangan pikirkan tentang mereka. Aku ingin segera ke bumi sekarang juga! Segera aku berjalan melewati jembatan satu-satunya yang menghubungkan North Pole dengan bumi, jembatan yang tercipta tepat pada pukul 00.01 pada tanggal satu Desember.

Di ujung jembatan, ada sebuah portal yang terhubung langsung dengan bumi. Portal itulah yang mengubah apa yang kami bawa dari dunia kami menjadi barang dari bumi. Seperti pakaian, telinga para Elf yang panjang, juga uang yang kami bawa. Seperti ada kursnya di sini, sehingga saat kami di sini kami tidak akan kekurangan dan terlihat sama seperti manusia normal.

Tanpa ragu, aku memasuki portal itu menuju suatu rumah yang dulunya hanyalah gang sempit. Rumah itulah rumah yang dibangun oleh kakekku, dan menjadi milik keluarga Claus. Rumah yang cukup megah dan berhasil menyembunyikan portal dengan baik. Tak jarang keluarga Claus yang menyamar menjadi manusia di bumi menggunakan rumah tersebut sebagai pusat dalam melakukan pekerjaannya tiap tahun. Walaupun terkadang jika ingin ganti suasana, aku akan mengerjakan pekerjaanku dari tempat lain.

Tidak ingin membuang-buang waktu, aku segera menggunakan magic yang dimiliki oleh semua generasi keturunan Claus untuk pergi ke bumi bagian lain. Tempat dimana Caroline berada.

Indonesia.

Santa is Falling in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang