Caroline POV
Nick mengantarku pulang ke panti. Ya, aku masih tinggal di panti asuhan. Tadinya aku berniat untuk pergi dari panti ini, tapi tidak bisa. Begitu banyak kenangan di panti ini. Suka duka bersama, bahkan aku merasa tidak rela meninggalkan ibu panti yang sudah kuanggap seperti ibuku sendiri.
Anak-anak panti yang dulunya bersamaku banyak yang sudah diadopsi atau pergi karena sudah mandiri. Tinggal aku dan temanku, Nina, yang ada di panti ini membantu mengurus adik-adik kami yang masih kecil.
Walau bukan panti yang besar, tapi orang-orang yang ada di panti asuhan ini mempunyai hubungan kekeluargaan yang sungguh erat. Hal itulah yang membuat kami, terutama aku dan Nina, sangat berat hati harus menolak ketika ada orang yang berbaik hati ingin mengadopsi kami.
"Terima kasih Nick atas tumpangannya, dan makan malamnya." Kataku tulus.
"Sama-sama. Terima kasih juga sudah memberi gue kehormatan untuk mendengar nyanyian lu." Kata Nick tersenyum tulus. Ah, senyumannya. Benar-benar bisa membuatku meleleh.
Padahal aku yakin sekali suaraku itu tidak ada bagus-bagusnya. Itu juga karena Jessica minta mendadak, dan karena dia sudah mentraktirku makan malam, jadi aku bersedia bernyanyi di kafenya. Yah, lagu natal yang ingin ku nyanyikan hanya lagu itu, dan untung saja pianis di sana bisa memainkannya.
Tapi entah kenapa, setelah aku turun panggung dan kembali duduk, Nick terlihat begitu... entahlah. Aku juga bingung. Yang jelas Nick tersenyum, tapi bukan senyum lebar karena bahagia. Dia hanya tersenyum. Tersenyum ke arahku! Jujur, aku menyukai senyumnya. Tapi aku merasa ada sesuatu yang terjadi sampai dia terus-terusan tersenyum! That was not a creepy smile, but ... there must be something!
"Hei, justru gue harusnya minta maaf karena bikin lu terpaksa denger suara gue yang jelek."
"Engga! Suara lu bagus." Puji Nick.
Ah, tapi aku sadar diri, suaraku memang tidak bagus. Aku tidak akan merona ataupun tersipu-sipu mendengar pujian Nick.
"Mm... apa boleh kita bertemu lagi?" tanya Nick.
Bisa ku lihat dalam keremang-remangan cahaya lampu kalau wajah Nick sedikit khawatir. Apa Nick khawatir tidak bisa bertemu denganku lagi?
"Ga ada larangan kan?"
"Jadi besok kita bisa ketemu lagi??!" tanya Nick dengan nada suara yang ... senang?
Benarkah dia senang?
"Yaa, besok gue kerja sih. Dan karena lu bikin gue diusir pulang sama Pak Budi sebelum waktu kerja gue selesai, mungkin besok gue sibuk. Sampai malam, mungkin?" kataku sambil mengingat-ingat tumpukan buku-buku yang ku tinggalkan. Huft...
"Ga masalah. Gue mau nungguin lu!" Kata Nick bertekad.
"Dengan jadi story teller?" tanyaku tidak yakin.
"Gue kan ga mungkin nunggu di perpustakaan sama ibu-ibu yang ngeliatin gue serem gitu... mending gue main di bagian baca anak-anak kan?" kata Nick dengan suara sekecil dan sepelan mungkin.
Tapi aku masih bisa mendengar kata-kata Nick, dan sukses membuatku tertawa geli. Ah, Nick. Ibu-ibu itu bahkan seperti mau menerkammu! Bukan menerkam, tapi ingin menelanmu bulat-bulat! Oh astaga, liur mereka bahkan sampai menetes karena melihat ketampananmu Nick!
"Yahh, siapa tau lu bisa bikin ibu-ibu itu ikutan denger cerita-cerita lu. Hehehe..." kataku di sela-sela tawa.
"Ogah! They're creepy! They are old and... married!"
"Yah Nick, pasti udah nikah dong. Namanya juga ibu-ibu yang bawa anak-anaknya. Lagian, jarang-jarang wanita-wanita muda dateng ke perpustakaan itu. Apalagi nongkrong di sana lama-lama. Mana ada!"
"Ada!"
"Hah ada??! Ga mungkin." tanyaku tidak percaya. Bahkan mataku terbelalak kaget. Siapa? Tapi kok aku tidak pernah melihatnya? Aku kan sering mondar-mandir di perpustakaan. Yang ada di sana kebanyakan juga anak-anak, ibu-ibu yang menjaga anaknya, kakek-kakek, pensiunan, dosen-dosen... orang-orang sejenis itulah yang datang. Tidak ada anak muda yang akan datang ke perpustakaan!
"Iya ada kok! Satu orang!" kata Nick penuh keyakinan.
"Siapa? Apa dia cantik? Tinggi? Bagaimana rupanya?" tanyaku penasaran.
"Hm... dia cantik. Matanya indah. Senyumnya menawan. Sekali lihat, semua orang pasti terpesona. Gue juga heran kenapa ada wanita secantik itu di perpustakaan. Kebanyakan wanita cantik kan lebih suka ke pub, atau di tempat lain." Jelas Nick.
Iya. Aku juga heran. Memangnya ada?
"Siapa sih?!"
"Lu."
"Hah?"
"Lu satu-satunya wanita yang ga membawa anak, masih muda, ga creepy, dan... belum married. Lu satu-satunya yang ga natap gue dengan tatapan mengerikan, dan lebih suka perpustakaan daripada tempat lain. Lu wanita itu.."
Aku hanya bisa terbengong-bengong mendengar penjelasan Nick. Ini gombalan ya?
"Isshhh Nick! Itu kan karena gue kerja di sana! Gue suka baca buku dan gue suka perpustakaan!" kataku sebal.
"Hahaha... tapi kenyataannya kan gitu! Ya udah deh, gue pulang dulu ya. Lu istirahat. Dan... sorry gue lewat dari jam delapan." Kata Nick penuh sesal.
Gue hanya bisa tersenyum dan mengangguk. Ah Nick, sampai tengah malam pun tidak masalah! Wanita mana yang akan menolak jika di dekatnya ada seorang seperti Nick? Tidak mungkin ada!
Eheeemmmm...
Aku segera berbalik. Astaga, Nina?!
"Cuit cuittt... pacar lu tuh? Ih, ganteng abis ya! Pantesan aja lu pelototin sampe dia ilang naik mobilnya yang super keren itu. Ckck..." sindir Nina sambil geleng-geleng kepala tidak percaya melihatku.
"Issshhh... apaan sih lu Nin! Dia itu mah Cuma temen kali."
Ck, Nina bahkan jadi orang ketiga yang bilang kalau Nick itu pacarku. Apa sih yang membuat Nick itu bisa dituduh sebagai pacarku? Lagian, Nick dan aku itu sama sekali berbeda! Kami tidak ada serasi-serasinya sama sekali!
Dia tampan, sedangkan aku biasa saja. Dia kaya, sedangkan aku biasa saja. Dia menawan, sedangkan aku biasa saja. Dia itu... tidak sebanding dengan aku yang biasa saja!
"Temen ato temen??! Ga percaya ah gue. Orang tuh cowok natap lu ga nyantai gitu. Ck! Kalo lu ga mau, mending buat gue aja deh..."
Sudah Caroline, cuekin saja Nina. Masuk ke rumah, mandi, dan istirahat. Sekarang sudah malam... cuekin saja ledekan Nina. Cuekin! Semakin dibalas, semakin menjadi-jadi. Cuekin!
KAMU SEDANG MEMBACA
Santa is Falling in Love
RomanceChristmas Edition : Dear Santa, Terima kasih karena sudah mengirimkan kado kepadaku setiap tahunnya. They are really amazing! And ... You are amazing too! Tiap malam dalam setahun, aku selalu memikirkan bagaimana rupamu. Well, you must be handsome...