1 // Caroline

6.6K 397 7
                                    

Ini.... Ini bener-bener tidak bisa dipercaya! Seorang anak mengirimkan surat berupa.... berupa surat lamaran untuk menikah dengan seorang Santa? Santa Claus??? Yang berarti adalah aku. Aku adalah Santa dan surat ini ditujukan kepadaku! AKU!

OH MY!

Anak perempuan seperti apa yang mempunyai keinginan untuk menikah dengan pria tua dengan tubuh buncit, berjenggot putih panjang, berseragam merah, dan tertawa ho-ho-ho???! Oke, memang aku tidak seperti itu. Tapi anak ini ingin menikah dengan aku yang digambarkan oleh seluruh orang di dunia seperti itu!

Banyak sekali anak-anak yang meminta aneh-aneh, tapi tidak pernah seaneh ini! Tidak pernah selama hidupku, aku mendapati seorang anak yang meminta untuk menikah denganku! Bahkan ayahku, kakekku, kakek buyutku, dan ayahnya kakek buyutku tidak pernah menerima permintaan seperti ini! TIDAK PERNAH DAN TIDAK MUNGKIN PERNAH!

Well, anak perempuan ini memang tidak meminta untuk menikah denganku. Dia tidak memintanya, dan aku yakin itu karena aku sudah membaca surat itu lebih dari sepuluh kali. Dia hanya meminta untuk bertemu denganku. Hanya bertemu. Tapi kalimat 'I think I wanna marry you' membuat aku benar-benar tidak percaya!

Entah bagaimana wajah kagetku sekarang, yang pasti sukses membuat Shakira, Cynthia, Mike dan Alva terus tertawa tanpa henti. Bahkan berguling-guling di lantai! Ini... ini bener-bener luar biasa! Lelucon... Tidak. Ini bukan lelucon. Ini hal terluar biasa yang pernah terjadi seumur hidupku!

Aku mendesah kesal melihat kelakuan para pekerjaku yang terus tertawa seperti orang gila, sampai aku memutuskan untuk segera pergi meninggalkan tempat itu. Lebih baik aku kembali ke ruang kerjaku dan minum segelas cokelat panas untuk menenangkan pikiranku dari kegilaan yang dibuat oleh sepucuk surat yang luar biasa.

Tok tok tok

Pintu ruanganku diketuk dan langsung dibuka tanpa ijinku. Aku yakin sekali orang yang masuk adalah asisten sekaligus merangkap sebagai sahabatku. Edgar.

"Ada apa?" tanyaku tanpa menatapnya. Aku masih terus menyenderkan punggung dan kepalaku di kursi putar. Menutup mataku dengan sebelah lengan. Rasanya ingin sekali aku bersembunyi entah kemana. Surat itu benar-benar memberikanku sebuah shock therapy!

"Well, hanya ingin mengunjungi boss dan sahabatku yang sepertinya sedang kebingungan karena sepucuk surat yang melamarnya. Oh, atau lebih tepatnya seorang anak kecil yang terobsesi kepadanya? Hehe..." Kata Edgar sambil terkekeh tak tertahan.

Aku langsung menyingkirkan lenganku dan menatap Edgar tajam, sampai memelototinya. Sialan dia, beraninya dia menyindirku dan bahkan menertawai aku karena surat itu! Lupakah dia kalau aku bukan hanya sahabatnya, tapi juga bossnya?! Dan dimanakah kami berada?!

Tetapi seperti tidak tahu kalau aku tersinggung, Edgar malah mengubah kekehannya menjadi tawa. Bahkan suara tawanya semakin keras dan memenuhi ruang kerjaku yang kedap suara. Damn!

"Jika hanya ingin tertawa, keluar kau!" Usirku. Kesal dan panas rasanya telingaku mendengar tawanya yang meledek tepat sasaran. Sahabat macam apa dia?!

"Owww... sorry. Tapi itu benar-benar berita yang luar biasa boss! Kau tahu, seluruh pekerja di perusahaan kita sudah mengetahui kalau boss mereka mendapat surat lamaran untuk menikah dari SEORANG ANAK PEREMPUAN KECIL!" kata Edgar yang lagi-lagi tertawa.

Sudah aku bilang bukan kalau Elf itu suka tertawa? Begitu juga dengan Edgar, Elf yang sudah menjadi temanku lama sekali, sampai akhirnya kami bersahabat. Entah berapa lama, tapi lama sekali. Oh iya, Elf juga sama seperti Santa. Umurnya akan berhenti di angka dua puluh lima, dan akan berjalan lagi setelah mereka menikah dan punya anak. Jadi, selama Edgar belum memutuskan untuk menikah, dia juga akan terus menjadi sahabatku.

Edgar adalah Elf terbaik yang bisa aku dapatkan sebagai asistenku. Yah, selama dua ratus tahunan ini Edgar selalu menjadi pekerja yang baik. Lebih baik dibanding Elf lainnya yang sangat suka tertawa dan lupa pekerjaannya hingga aku harus menegur mereka berulang-ulang sampai lelah!

Walau Edgar menyebalkan sebagai teman ataupun sahabatku, seperti saat ini, tapi hanya dia yang bisa kupercaya. Yah setidaknya dia itu tidak menyebarkan gosip murahan memgenai apapun yang aku keluhkan ataupun hal memalukan yang kulakukan. Dia benar-benar sahabat, dan dia menjalankan perannya dengan sangat baik!

Biarlah dia tertawa sampai puas. Silahkan saja! Nanti juga dia akan berhenti sendiri, dan aku akan mendapatkan saran yang cukup masuk akal darinya untuk masalahku ini. Sudah aku bilang kan kalau Edgar itu teman dan asistenku? Tapi dia juga seorang penasihatku! Untuk masalah apapun, dia penasihat yang sangat aku andalkan. Dan aku membutuhkannya sekarang SETELAH dia selesai tertawa.

"Sudah tertawanya?" kataku jengkel setelah menunggu lima belas menit Edgar tertawa.

"Oh, rasanya aku tidak bisa berhenti untuk tidak tertawa!!! Oh oh... sorry.." kata Edgar masih memegang perutnya yang aku yakin sakit sekali karena tertawa heboh. Ck! Dasar Elf!

"Jadi... apa saranmu?" tanyaku yang sudah meletakkan kepalaku di atas meja.

Rasanya kepalaku bertambah berat karena surat ini. Ditambah lagi semua orang di perusahaanku sudah tahu. Siapa lagi kalau bukan empat orang Elf di bagian penyortiran yang menyebarkannya??! Oh iya, selain suka tertawa, para Elf juga SUKA BERGOSIP! Ini bahkan belum satu jam setelah kejadian ditemukannya surat ini.

Huft... Elf memang luar biasa!

Edgar berdehem, yang artinya dia akan memulai memberikan petuah-petuah luar biasanya. Aku segera mengangkat kepalaku dari atas meja dan menatapnya penuh perhatian. Ini serius!

"Biasanya jika ada surat aneh yang masuk ke kantor kita, kau selalu membacanya dan mencari tahu siapa anak kecil yang menulis permintaan aneh itu. Lalu, kenapa kau tidak mencari tahunya sekarang?" tanya Edgar dalam satu tarikan nafas.

Seperti mendapat supply listrik, otakku langsung bekerja. Tentu saja! Seharusnya aku mencari tahu siapa anak perempuan yang 'luar biasa' dengan permintaannya yang juga 'luar biasa' ini. Ya ya ya! Aku harus mencari tahunya!

Kenapa hal sederhana ini tak terpikirkan olehku?! Oh astaga, apa aku terlalu syok karena surat itu sampai otakku kurang efisien dalam bekerja? Ck!

"Benar juga! Thanks Edgar! Kau selalu yang terbaik! Sekarang kau boleh keluar dan lanjutkan tertawamu. Aku sibuk dan batalkan semua yang akan aku lakukan hari ini!" perintahku dengan cepat.

Aku langsung menggeser kursi kebanggaanku merapat ke meja dan membuka laptop. Setelah menyala, aku segera mengetikkan nama anak perempuan itu di search engine database perusahaanku yang memuat semua data anak-anak di seluruh dunia yang mengirim surat kepadaku.

Caroline

Hanya perlu menunggu sedetik-dua detik, hasil pencarianku langsung ditampilkan di layar laptop.

Oh my, bodohnya aku karena hanya mengetik nama 'Caroline'! Di dunia ini kan yang namanya Caroline tidak hanya satu orang!!!

Aku hanya perlu mengetikkan beberapa kata kunci lagi dan ... taraaaa! Ini dia.

Ternyata anak yang mengirimkan aku surat 'luar biasa' ini adalah seorang anak berusia...

SEPULUH TAHUN???!

No way! Jika aku menerima lamaran dari surat ini, akan disebut apa aku??! Pedofil???

Santa is Falling in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang