Nick POV
"So.... I am 'yours'?" tanyaku dengan senyum lebar.
Sudah aku bilang kan, kalau aku harus sedikit memaksa? Dan temannya Caroline memberikan paksaan lebih sampai akhirnya Caroline sakarang gelagapan karena bingung harus menjawab apa.
"Mmmhh... eh...mmm..."
"I take that as 'yes'!" Lalu langsung ku tarik pinggang Caroline sampai badannya menempel erat denganku. Kepala Caroline terangkat dan wajahnya dekat sekali dengan wajahku. Dari sini aku bisa melihat dengan jelas wajah Caroline. Matanya, hidungnya... dan turun hingga ke bibir merahnya.
Aku menarik dagunya dengan sebelah tanganku dan mengusap bibirnya dengan ibu jariku. Bibir manis yang sudah dua kali dalam sehari ini kurasakan. Tapi aku masih ingin merasakannya... bukan karena gairah, tapi karena perasaan yang seperti tersalur dari ciuman yang membuatku ingin dan ingin lagi merasakannya.
"May I?" tanyaku meminta ijin.
"Ehh... Mmm... Ngghh..."
Aku hanya bisa terkekeh pelan karena Caroline masih terkaget-kaget. Akhirnya aku menghela nafas pelan dan memilih untuk tidak melakukannya. Lagipula Caroline sendiri tidak menjawabku. Aku tidak ingin sendirian saja yang menginginkannya. Aku ingin Caroline juga menginginkannya. Menginginkanku dan membalas perasaanku!
"Besok ketemu lagi ya. Good night and sleep well..." kataku melepas pelukanku dan beranjak pergi meninggalkan Caroline.
Aku ingin sekali menoleh ke belakang dan kembali memeluknya, tapi otakku bekerja lebih dulu dan aku harus pulang sebelum 'setan' yang dimaksud Pak Budi itu muncul. Sekarang aku mengerti maksud Pak Budi. Setan itu benar-benar ada, dan nama lainnya itu hawa nafsu!
Walau aku bilang aku ingin mencium Caroline karena dari ciuman itu aku bisa merasakan perasaan Caroline kepadaku, tapi dari ciuman itu hal-hal lain bisa terjadi! Jika semakin tidak terkendali, nafsu pun jadi memimpin dan akhirnya penyesalan yang akan terjadi. Aku tetaplah lelaki normal yang tidak bisa menahan diri!
Jadi lebih baik, aku segera pergi. Pulang, dan besok aku menemuinya di saat siang hari. Tentu di saat setan sedang tidak berkeliaran. Hahaha...
***
Caroline POV
Percayalah, setelah malam itu, jantungku selalu berdebar keras setiap kali melihat Nick. SETIAP KALI MELIHATNYA! Oh astaga, dulu aku juga merasakan perasaan seperti ini saat aku berpacaran sama Dimas dan Josh. Tapi entah kenapa, bersama Nick malah perasaan ini lebih luar biasa!
Dimas adalah pacar pertamaku. Teman SMA dan juga teman baikku. Aku sendiri tidak menyangka saat Dimas memintaku menjadi pacarnya, jadi aku langsung menerimanya, terlebih karena Dimas orang yang baik. Dan selama pacaran, dia juga menjadi orang yang baik! Hanya saja, kebaikannya itu seperti layaknya kami berteman. Mulanya memang aku merasa berdebar-debar, tapi lama kelamaan perasaan itu hilang dan tidak ada rasanya.
Lagipula, Dimas lebih cocok dengan Nina. Walau mereka tidak selingkuh di belakangku, tapi melihat mereka saling menatap, aku tahu benar bukan aku yang bisa menjadi seorang yang special untuk Dimas. Tapi aku malah senang Nina bisa berakhir dengan Dimas, karena aku percaya Dimas orang yang baik. Tentu saja dia baik, dia kan teman baikku!
Setelah Dimas, banyak yang mendekatiku. Tapi kebanyakan dari mereka tidak cocok denganku, terlebih karena lelaki suka sekali pamer. Mereka hanya ingin jalan denganku karena ingin membuat teman-temannya iri. Aku risih! Tapi saat itu aku bertemu Josh, satu-satunya lelaki yang berbeda. Hanya saja, setelah dua tahun aku pacaran dengannya, itulah yang aku dapatkan. Perselingkuhannya.
Aku tidak pacaran lagi karena jujur saja aku masih belum bisa move on, dan masalah panti masih mengangguku. Dan di saat itulah, Nick datang dan dalam waktu sekejap mata.... taraaaa.... hatiku sudah terombang ambing!
Nick bukan teman baikku seperti halnya Dimas. Kebaikan Nick bukan semata-mata bersikap sopan ataupun karena menghargaiku. Nick tulus melakukan semuanya untukku seakan akulah satu-satunya wanita yang ada di dunia dan dia hanya melihatku!
Nick juga bukan seperti kebanyakan lelaki yang ingin pamer menggandengku ke teman-temannya. Sampai detik ini, aku hanya tahu temannya Nick itu Jessica dan suaminya Jessica, Aaron. Nick mengaku kalau teman-temannya semua ada di Amerika, dan sahabatnya hanya Edgar yang mempunyai pacar bernama Jessica. Dan aku belum bertemu dengan mereka.
Dari penjelasan Nick, aku rasa Jessica itu cantik dan bawel, jadi dia tidak mungkin ingin memamerkan diriku di depan Edgar. Tidak mungkin! Lagipula aku ini biasa saja. Jadi intinya, Nick berbeda. Iya kan?
Tapi aku tidak tahu, apa Nick itu sama seperti Josh atau tidak. Seminggu penuh ini, Nick selalu menemaniku di perpustakaan dan mengantarku pulang. Setiap hari seperti itu, jadi aku yakin dia tidak sempat untuk berselingkuh. Apalagi dia pulang dari panti asuhan setiap jam sebelas malam karena suka bermain dengan anak-anak. Hm... tapi tidak menutup kemungkinan kan?
"Nick... besok Nina nikah. Lu... mau dateng?" tanyaku saat kami menikmati makan siang bersama.
"Pastilah. Kan Nina udah wanti-wanti dari dua hari yang lalu. Kan lu denger sendiri, kalau gue ga dateng nanti gue digorok sama dia!" kata Nick sambil bergendik ngeri. Yah, memang Nina itu sebenarnya mengerikan! Seperti wanita berwajah dua. Atau tiga malah! Bisa jadi sangat usil, tapi bisa juga baik, dan kadang bisa mengerikan sampai mengancam!
"Sendirian?" tanyaku.
"Loh, mana mungkin sendirian! Sama lu lah! Lu kan tau sendiri Nina udah ceramahin gue apa. Gue harus bawa lu ke sana. Berpasangan."
"Yahh, siapa tau lu mau bawa cewek lain." kataku cuek. Padahal hatiku teriris mendengar pertanyaanku sendiri.
Sendok yang baru saja mau menyuap makanan masuk ke dalam mulut Nick langsung terhenti di udara. Nick menatapku kaget bercampur bingung. Perlahan, Nick menurunkan sendoknya dan menatapku lekat-lekat. Aku pun jadi menghentikan aktivitas makan siangku.
"Cewek lain?"
"Iya, cewek lain."
"Mana mungkin!"
"Kok ga mungkin?" tanyaku tidak percaya.
"Karena lu cewek pertama dan satu-satunya buat gue!"
Hah?! Nick pasti bercanda kan? Ya masa lelaki setampan Nick tidak mempunyai wanita yang mendekati? Mendampingi? Atau menyukainya???
"Gue tau, lu pasti ga percaya. Tapi gue serius! Lu cewek pertama yang gue suka, dan lu juga cewek pertama yang bikin gue ga bisa tidur karena mikirin lu. Jadi, singkirin semua pikiran lu yang ngira gue ini playboy atau apapun."
Aku hanya bisa ternganga. Aku benar-benar tidak percaya!
"Gue jenis yang setia sama satu orang, dan seminggu ini gue lagi berusaha ngejar wanita itu. Wanita tercantik dalam hidup gue. Dia punya mata yang indah, senyum yang cantik, dan tawa yang tulus. Tapi sayangnya, gue belum dapat kepastian apapun dari wanita itu." Jelas Nick panjang lebar.
Oh astaga. Seminggu ini? Maksdu Nick itu.... Gue?
"So, apa gue butuh seminggu lagi buat yakinin lu kalau gue seriusan jadiin lu calon Nyonya Claus??" Kata Nick tanpa berkedip.
Oh God, kalau ini mimpi, bilang segera! Karena kalau tidak, aku akan terlanjur melayang duluan sampai tidak bisa kembali menyentuh bumi!

KAMU SEDANG MEMBACA
Santa is Falling in Love
RomanceChristmas Edition : Dear Santa, Terima kasih karena sudah mengirimkan kado kepadaku setiap tahunnya. They are really amazing! And ... You are amazing too! Tiap malam dalam setahun, aku selalu memikirkan bagaimana rupamu. Well, you must be handsome...