Nick POV
See? Bunga mawar bisa membuat Caroline tersenyum! Benar kan kataku?
Ahh... sebenarnya aku bosan sekali karena harus menunggu seperti ini. Sudah aku bilang aku bukan orang yang sabaran kan? Terlebih lagi di jam sepagi ini, masih belum banyak pengunjung yang datang ke perpustakaan. Anak-anak yang kemarin itu menemaniku juga belum datang. Ini masih terlalu pagi untuk mereka berada di perpustakaan. Mereka pasti sedang sekolah.
Huft.
Aku suka membaca buku, tapi rasanya aku tidak lagi ingin membaca. Berjam-jam buku yang ku pegang hanya ku bolak-balik, tidak ada satu kata pun yang masuk ke dalam otakku.
Andai saja ruang kerjanya Caroline itu ada di luar dan aku bisa melihatnya dari tempatku berada sekarang. Pasti aku tidak akan merasa bosan. Jadilah aku hanya bisa menatap ke balik tembok itu. Caroline sedang apa ya? Sebentar lagi makan siang, apa Caroline akan keluar dari sana? Setidaknya dengan begitu aku bisa mengajaknya makan siang.
Baru saja aku berpikir seperti itu, tiba-tiba pintu terbuka lebar dan Caroline keluar. Aku baru saja ingin berteriak memanggilnya, tapi Caroline terlihat buru-buru sekali. Sekilas, aku melihat wajahnya yang pucat dan tangannya yang terkepal. Ada apa??? Tak lama, Pak Budi, pria gemuk dengan kacamata yang selalu bertengger di hidungnya itu, juga keluar dan menggeleng melihat ke arah Caroline.
Huh? Apa terjadi sesuatu?
Aku bangkit dari tempat dudukku, dan berjalan ke arah Pak Budi. "Pak, Caroline kenapa?" tanyaku.
"Hei Nak. Caroline hanya pergi ke depan untuk menemui Josh." Jelas Pak Budi sambil menepuk pundakku.
"Siapa itu Josh?" tanyaku sedikit khawatir.
"Mantan pacarnya Caroline."
Mantan pacarnya...?
Pacar Caroline?!
"Feeling saya sih bilang Caroline butuh kamu. Seingat saya, alasan Caroline putus dengan Josh juga karena Josh itu selingkuh, padahal Caroline begitu mencintainya... Sekarang ini kamu itu pacarnya kan? Cepat, temanin Caroline." Kata Pak Budi sambil mendorongku pergi.
Jadi Caroline pernah mencintai seseorang? Oh astaga, tentu saja pernah! Tapi, apa dia masih mencintai orang yang dipanggil Josh itu? Tapi kalau Josh selingkuh dan mereka sudah putus, kenapa Josh datang kemari lagi? Apa... apa Josh ingin meminta maaf dan kembali lagi bersama Caroline? Oh tidak... please, jangan bilang kalau akan begitu!
Mungkin aku terlahir dengan tampan dengan wanita-wanita yang selalu memuja-muja, tapi kalau Caroline mencintai lelaki lain, harapanku adalah nol besar!
Entah sejak kapan kakiku melangkah besar-besar. Ada rasa takut yang menggerogotiku. Please, aku tidak boleh sampai terlambat!
***
Caroline POV
"Lu selingkuh dua kali Josh! Lu selingkuh dua kali di depan mata gue, lalu lu pergi ke Amerika di saat kita berusaha untuk kembali seperti semula, dan sekarang lu datang untuk meminta gue balik sama lu?! Oh my God, Josh!" teriakku tertahan.
"Please Caroline... aku mencintai kamu, dan aku tahu kamu pun mencintai aku. Kita bisa memulai semua dari awal lagi, sayang..."
Aku menatap lelaki di hadapanku ini tidak percaya. Semudah itukah dia berkata cinta? Dia selingkuh di depan mataku sendiri! Di depan mataku!!! Sekali dia berciuman mesra di sebuah kafe, dan sekali lagi dia sedang bercumbu di dalam mobilnya!
Di saat dia meminta maaf padaku berhari-hari dan aku hampir saja memaafkannya, dia tanpa kabar langsung pergi ke Amerika untuk melanjutkan kuliah S2-nya! Aku pun tahu dari temannya! Dia tidak memberi kabar apapun sampai akhirnya detik ini dia muncul tiba-tiba di hadapanku!
Oh my, bagaimana mungkin aku bisa mencintai lelaki seperti ini?!
"Pulang Josh. Jangan ganggu gue lagi!" tegasku lalu beranjak pergi. Tapi, Josh menahan tanganku. Aku berusaha untuk melepaskannya, tapi Josh jelas mempunyai tenaga yang lebih besar dariku.
"Caroline... aku tahu kamu masih sayang sama aku. Please..." kata Josh memohon.
"It was! Itu hal yang gue rasain dua tahun yang lalu sebelum akhirnya LU NINGGALIN GUE KE AMERIKA!"
Aku mengeraskan hatiku, walau rasanya begitu sakit seakan diremas. Bodohnya, aku masih mencintai lelaki yang telah melukai hatiku berkali-kali ini!
"Gue ga akan ninggalin lu lagi..."
"Please Josh.." mohonku.
Jika ini terus berlanjut, aku yakin tidak lama lagi pertahananku akan runtuh. Pertama kali aku memaafkannya karena dia berselingkuh, itu karena salahnya. Kedua kali aku memaafkan, itu jadi salahku. Tapi jika ketiga kalinya... jika aku menerimanya, aku benar-benar orang bodoh!
"She is mine." kata seseorang di belakangku. Tanpa aba-aba orang itu langsung merengkuh pinggangku, dan menarikku ke sampingnya.
NICK?!
"Who the hell are you???!" tanya Josh melepas tanganku dan menatap Nick penuh emosi.
"Are you okay?" tanya Nick menatapku khawatir.
Sebenarnya aku jadi bingung. Tadi dia bilang aku miliknya??? Entah bagaimana, sedetik yang lalu jantungku berdebar karena mendengar kata-kata cinta Josh, tapi sekarang jantungku berdebar hanya untuk tiga kata dari Nick? Oh my, secepat inikah aku berpaling???
Tapi ini bukan hal penting yang harus aku permasalahkan sekarang. Aku harus mengusir Josh dari perpustakaan ini sebelum hatiku berpaling kepadanya, dan sebelum Pak Budi menegurku karena keributan ini. Dan bagaimana caranya?!
"Hey, I asked you!!!" teriak Josh kesal karena tidak dipedulikan.
"Oh, gue-..."
"My boyfriend. And we have a date tonight!" Potongku cepat.
"Benarkah?" tanya Nick. Tanpa melihat pun aku yakin Nick menatapku kaget, tapi Josh juga tidak kalah kaget. Ya tentu saja Nick bukan pacarku, tapi ini cara tercepat untuk mengusir Josh!
"Hahaha... like hell gue percaya pengakuan lu Caroline! Lu ga pinter bohong, sayang!" kata Josh sambil menatapku meremehkan. Ah, aku lupa kalau Josh benar-benar tahu jika aku berbohong. Bodohnya aku!
"Sorry dude, but she is mine. Problem with that?" tanya Nick menggantikanku menjawab Josh.
"Yeah. Because she loves me, not you!"
"It must be 'loved' not 'love'."
"And you think she loves you?"
"And you think she still love you?"
Jujur saja, perdebatan dua orang lelaki di hadapanku ini membuat aku sakit kepala! Mereka hanya seperti bermain kata-kata dan itu membuatku gerah!
"Prove it! Prove it that she loves you!" tantang Josh.
Prove it?
"Buat apa buktiin sesuatu di depan lu, dude?!" balas Nick.
"How?" tanyaku pelan tapi sukses membuat dua lelaki itu menatapku. Aku tahu ini pasti buruk, tapi aku hanya ingin semua ini berhenti. Aku lelah... aku hanya ingin bekerja dan menikmati siang ini dengan tenang. Bukan pertengkaran seperti anak kecil!
"Kiss him. Show me the best one, dan gue bakal mundur."
Damn! Sudah aku bilang pasti buruk kan? Aku bisa merasakan tubuh Nick yang ada di sampingku menegang. Tentu saja, dia tidak mungkin menciumku dan aku... ahhh, jujur saja aku ingin merasakan ciuman Nick! Aku bukan wanita naif yang tidak pernah berciuman. Aku pernah berciuman, tentu saja dengan pacar-pacarku. Tapi Nick bukan pacarku!
"Itu ga per-..." Nick baru saja ingin membalas kata-kata Josh, tapi aku lebih cepat memotong kata-katanya. Josh itu keras kepala, dan aku hanya ingin ketenangan kembali dalam hidupku.
"Then, watch it..."
Aku menarik kerah baju Nick dengan cepat dan menempelkan bibirnya ke bibirku. Aku menggerakkan bibirku, dan berharap Nick tergoda untuk membalas lumatan-lumatanku. Oh c'mon Nick... gives him a show and helps me out!
Tapi saat Nick membalas, aku baru tersadar. Aku melakukan kesalahan besar karena aku malah menikmati ciuman ini!
He's a damn good kisser!
KAMU SEDANG MEMBACA
Santa is Falling in Love
RomanceChristmas Edition : Dear Santa, Terima kasih karena sudah mengirimkan kado kepadaku setiap tahunnya. They are really amazing! And ... You are amazing too! Tiap malam dalam setahun, aku selalu memikirkan bagaimana rupamu. Well, you must be handsome...