Nick POV
11 Desember
Huft. Kenapa hari demi hari berjalan cepat sekali? Padahal aku ingin waktu berjalan lebih lama sehingga aku masih punya banyak waktu untuk bersama-sama Caroline.
Hari ini hari Sabtu. Perpustakaan tetap buka, tapi Caroline tidak bekerja hari ini. Karena hari ini hari pernikahan Nina. Dari pagi, Caroline pasti sudah sibuk karena dia akan menjadi bridesmaid. Sebenarnya bukan hari ini saja, tapi dua hari ini Caroline sibuk! Nyaris dua malam ini, setiap aku mengantar Caroline pulang, Nina terserang panik luar biasa karena mau menikah dan mau tak mau Caroline harus menenangkannya! Aneh-aneh saja!
Untuk ketiga kalinya alarmku berbunyi. Jujur saja, semalaman aku tidak bisa tidur karena memikirkan kata-kata Edgar yang, entah kenapa, selalu benar! Mungkin aku kurang sabar menunggu dan ingin semua selalu instan. Seperti saat aku menggunakan magic, semua yang kuinginkan langsung muncul di depan mata. Tapi aku sendiri bingung, kalau aku harus bersabar dan terus mencoba, kapan aku tahu jawaban yang kubutuhkan tersedia?
Huft.
Sudahlah, lebih baik sekarang aku mandi. Sekarang sudah jam Sembilan dan pernikahan Nina jam sepuluh. Bisa-bisa aku diocehin sama Nina karena datang terlambat!
***
Pernikahan berjalan dengan lancar. Janji pernikahan terucap dengan begitu sempurna dan lantang. Semua orang berbahagia menyambut kedua mempelai yang sudah resmi menjadi pasangan suami istri. Tinggal menunggu acara resepsi yang akan diadakan nanti malam.
Aku menghampiri Caroline yang baru saja mengantar Nina ke mobil. Dari pagi aku belum menyapanya, tapi aku tahu dia melihatku di deretan bangku gereja. Dia tersenyum ke arahku, dan aku membalas senyumnya tadi.
"Caroline..." panggilku.
Caroline langsung berbalik dan menoleh ke arahku. Aku langsung menyunggingkan senyum ke arahnya. Dia terlihat begitu cantik hari ini. Gaun berwarna putih panjang yang dia kenakan sangat pas di badannya. Rambutnya yang dibiarkan terurai dan sedikit sapuan make up tipis pada wajahnya membuat dia terlihat begitu cantik!
"Hai Nick. Maaf gue baru bisa nyapa lu. Nina bener-bener bikin gue sibuk!" kata Caroline.
"Hahaha.. ga apa. By the way, lu cantik banget dengan gaun itu." pujiku tulus.
"Tentu saja. Kalau lu ga bilang gitu, gue ga akan mau pergi ke resepsi nanti malam sama lu. Hahaha..."
Aku pun hanya bisa tersenyum menanggapi Caroline. Seperti biasa, dia tidak akan merona kalau dipuji, tapi malah membalas dan tertawa. Walau begitu, aku merasa ada yang aneh saat Caroline tertawa. Dia sedikit.... tidak ikhlas. Tidak seperti dia yang tertawa lepas dan begitu tulus. Seperti ada sesuatu yang .... apa ada masalah lagi dengan panti asuhan?
"Sebaiknya gue balik dulu ketemu anak-anak di dalam. Habis itu kami pulang dulu buat siap-siap acara nanti malam. Gue duluan ya..." kata Caroline lalu melaluiku begitu saja. Tanpa senyum. Sekalipun senyum sopan santun.
Tanganku bergerak lebih cepat daripada otakku yang masih berpikir kenapa Caroline berbeda sekali hari ini. Dia memang terlihat begitu bahagia karena sahabatnya menikah, tapi dia seperti.... Seperti tidak senang melihatku sekarang ini. Tapi kenapa?
"Ada apa Nick?" tanya Caroline yang sepertinya bingung karena aku mencekal tangannya.
"Lu kenapa, Lin?"
"Gue ga kenapa-kenapa. Emang kenapa?" tanya Caroline balik dengan wajahnya yang datar. Benar-benar datar. Aku memang Santa, tapi aku bukan paranormal yang bisa membaca pikiran seseorang. Aku tidak bisa membaca apapun perasaan Caroline saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Santa is Falling in Love
RomanceChristmas Edition : Dear Santa, Terima kasih karena sudah mengirimkan kado kepadaku setiap tahunnya. They are really amazing! And ... You are amazing too! Tiap malam dalam setahun, aku selalu memikirkan bagaimana rupamu. Well, you must be handsome...