10 // Lupa

3.8K 318 6
                                    

Aku tidak tahu kalau hari itu adalah hari terakhir aku bertemu dengan Caroline, karena natal selanjutnya dia tidak pernah mengirimkan surat lagi kepadaku. Tidak ada lagi surat untuk Santa dari seorang gadis kecil bernama Caroline. Tidak ada!

Jujur aku kecewa. Aku kira dia berbeda, tapi ternyata dia sama saja seperti anak-anak lainnya. Ada waktunya dia tidak percaya lagi keberadaanku dan tidak mengirimkan surat berisi permintaan untuk kado natalnya. Ahhh... seharusnya aku sudah tahu akan begini, tapi kenapa rasanya hatiku masih tidak bisa rela?

Ini sudah dua belas tahun, itu artinya memang selama dua belas tahun ini Caroline benar-benar melupakanku. Dua belas malam natal terlewat begitu saja. Entah bagaimana rupanya sekarang ini. Apa dia benar-benar seperti para wanita lintah darat yang ada di pub yang biasa kudatangi, atau dia menjadi seorang wanita yang biasa-biasa saja tapi tidak percaya fantasi lagi?

Bagaimana rupanya sekarang? Apa dia menjadi seorang wanita yang cantik? Apakah dia sudah diadopsi? Apakah dia hidup bahagia? Apakah dia.... Apakah dia sudah mempunyai seorang laki-laki yang dicintainya?

Ugh, rasanya sakit sekali mengatakan hal itu. Tapi jika dia sudah mempunyai seorang pacar, apakah dia bahagia bersama pacarnya? Apakah pacarnya membuat dia terus tersenyum dan tertawa? Karena aku yakin, senyum dan tawa Caroline yang begitu tulus dapat membuat semua orang bertekuk lutut, bahkan menginginkannya. Seperti aku begitu menginginkannya selama bertahun-tahun.

Huft.

Dia sudah melupakanku setelah dua belas tahun lamanya, bahkan natal tahun ini akan menjadi tahun ketigabelas. Tapi kenapa aku masih belum bisa melupakannya? Kenapa begitu sulit??!

Tapi tidak ada alasan bagiku untuk patah hati sekarang. Besok tanggal satu Desember, dan aku harus fokus bekerja. Entah kenapa setelah pertemuan terakhirku dengan Caroline, selalu saja terjadi masalah luar biasa dalam pengiriman kado yang membuat aku tidak bisa berkunjung ke Indonesia untuk sekedar melihat Caroline. Tapi pekerjaan ini sungguh teramat penting bagiku, dan seperti yang kubilang. Masalah pribadi dan pekerjaan haruslah dibedakan!

Tok tok tok

Pintu langsung dibuka dan seperti biasa, Edgar masuk tanpa ijin dariku. Bahkan duduk tepat di hadapanku yang sibuk membaca laporan demi laporan agar pekerjaanku besok di bumi kembali beres dan tidak terjadi kekacauan seperti natal kemarin.

Ah, itu semua karena Shakira yang sudah pindah ke bagian pengiriman kado begitu panik karena kadonya salah kirim. Dan dia baru menyadarinya tepat tiga jam sebelum natal tiba! Ck, seharusnya memang dia di tempat penerimaan surat saja!

"Ada apa Edgar?" tanyaku masih menekuni laporan yang kubaca.

Aneh. Aku sudah membalik dua halaman laporanku, tapi Tidak terdengar suara sama sekali dari Edgar. Aku langsung mendongak dan menatapnya. Dia masih bungkam, sampai akhirnya aku meletakkan semua laporan-laporanku dan melepas kacamata minusku.

"Ada apa?" tanyaku dengan fokus sepenuhnya kepada Edgar.

"Sudah dengar gossip baru tentangmu?" tanya Edgar sambil menatap lurus ke arahku.

Akhir-akhir ini aku tidak keluar dari kantor, dan aku tidak berniat keluar. Banyak laporan yang harus aku periksa supaya tidak terjadi kekacauan pada natal tahun ini. Jadi aku tidak tahu gosip apa yang sedang beredar. Walaupun aku tahu, tiap tahun ada saja gosip tentangku yang disebarluaskan oleh Shakira sejak surat 'lamaran' Caroline itu.

Ah, Caroline lagi. Bagaimana aku bisa melupakannya kalau natal selalu berhubungan dengan dia?!

"Paling-paling gossip mencari istri lagi. Dan kalau yang menyebar gossip itu adalah pacarmu, sudahlah. Biarkan saja. Aku lelah menegurnya terus." Kataku cuek.

"Shakira yang menyebar, tapi sumbernya dari Alva dan Cynthia dari bagian penerimaan surat."

Aku mengeryit bingung. Shakira dan Mike memang sudah kupindahkan ke bagian pengiriman kado, tapi kenapa dia malah dapat gossip dari bagian penerimaan surat? Dan kenapa muka Edgar seperti tidak ada bercandanya sama sekali? Bukankah dia biasanya juga akan tertawa keras-keras jika ada gossip murahan yang menyangkut diriku?

"Wah wah... Jangan-jangan ada surat yang melamarku lagi ya?" tanyaku bercanda sambil meraih minumanku.

"Ya, dan dari gadis yang sama seperti tiga belas tahun yang lalu." Kata Edgar yang sukses membuatku tersedak saat baru saja meneguk minumanku. Cokelat panas yang sudah berubah dingin itu benar-benar seperti bersarang di paru-paruku dan menimbulkan nyeri. Tubuhku terus refleks ingin mengeluarkannya dengan terbatuk-batuk. Aku benar-benar tersedak hebat!

Edgar bilang apa tadi??! Sungguh, ini sangat tidak lucu. Gosip macam apa ini!

Tapi wajah Edgar tidak memancarkan senyum geli ataupun bercanda. Matanya menatap lurus ke arahku, dan tidak ada senyum di sana. Oh my! Ini tidak mungkin kan?

"Tahun ini aku akan menggantikanmu bekerja. Beratus-ratus tahun menjadi asistenmu, aku tahu apa yang harus aku lakukan. Kalau nanti ada masalah, aku akan meminta bantuanmu dengan magic yang kau miliki. Selesaikan urusanmu dengannya. Siapa tahu kau akan menikah dengannya, dan aku pun bisa menikah dengan Shakira. Ini..." kata Edgar sambil memberikanku sebuah surat.

Aku masih menatap Edgar tidak percaya. Edgar hanya tersenyum tipis dan meninggalkan ruanganku. Aku masih terbengong-bengong tidak percaya dengan kata-kata Edgar. Dan ini... Surat berwarna pink dan dari gadis yang sama seperti tiga belas tahun yang lalu?

Aku membuka amplop itu dengan tangan sedikit bergetar. Oh my, ini hanya surat dan aku gugup setengah mati hanya untuk membukanya? Yang benar saja!

Aku coba menarik nafas dan menghembuskannya perlahan, mengulanginya beberapa kali sampai akhirnya jantungku berhasil lebih tenang. Aku kembali membuka lipatan kertas surat itu, dan membaca surat itu kata per kata. Huruf per huruf.

Dear Santa,

How are you? Masih ingat aku? Caroline, anak kecil yang dua belas tahunan yang lalu mengirim surat kepadamu untuk bertemu dan menikah denganku. Sudah ingat? Aku rasa kau ingat. Mana mungkin kau melupakan seorang anak aneh yang meminta menikah denganmu, iya kan?

Santa, aku tak pernah meragukanmu sedetik pun dalam hidupku. Begitu banyak hal baik yang kau berikan setiap natal kepadaku, sekalipun aku minta ataupun tidak. Maaf jika selama ini aku tidak lagi menulis surat kepadamu. Banyak masalah yang terjadi, dan natal terlihat sama seperti hari-hari lainnya bagiku.

Hanya saja, tahun ini aku teringat kepadamu begitu melihat boneka teddy bear yang kau berikan saat aku berumur lima tahun. Boneka itu terlihat kusam, tapi tak membuatku lupa siapa yang memberikannya.

Kau masih menjadi Santa yang luar biasa kan? Amazing, handsome, and kind... I've always like the way you are.

Bisakah kita bertemu? Itu jika kau tidak keberatan.

Aku tahu dari tahun ke tahun, jumlah anak-anak di dunia semakin banyak dan kau pasti begitu sibuk. Dan aku bukanlah anak-anak lagi. Umurku sudah dua puluh empat tahun. Tapi bisakah satu permintaan terakhirku ini kau penuhi? Setidaknya sebelum aku memutuskan untuk melanjutkan hidup menjadi seorang dewasa yang tidak percaya tentang keberadaanmu, menikah, dan mempunyai anak yang kelak percaya keberadaanmu seperti aku dulu.

Ku mohon, untuk terakhir kalinya...

Di tempat yang sama. Di waktu yang sama seperti suratku yang terakhir kali. Temui aku di sana...

Love,
Caroline

Santa is Falling in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang