Caroline POV
"Siapa Lin?" tanya Nina saat aku baru saja menutup pintu setelah 'mengusir' Nick pergi. Aku langsung berbalik menghadap Nina. Tiba-tiba aku teringat kata-kata Nick yang bilang kalau Nina yang memberitahunya tentang kebakaran semalam.
"Lu kenapa ngasih tau Nick sih kalo panti kebakaran?" kataku mendelik tajam ke arah Nina.
"Kenapa engga? Dia kan pacar lu. Dia perlu tau lah. Tapi gue ga kasih tau Nick kalo lu di rumah gue! Soalnya tadi yang angkat teleponnya Nick tuh cewek yang super galak banget."
Huft.
Terserah apa yang dilakukan Nick. Dia bukan siapa-siapa bagiku lagi. Sejak tiga hari yang lalu, aku sudah menganggap Nick keluar dari hidupku. Aku benci pembohong, apalagi jika pembohong itu telah menyakiti hatiku terlalu dalam! Dan aku menyesal, seharusnya aku memberitahukan Nina masalah ini, jadi dia mengerti bagaimana posisi kami sekarang ini. Terutama posisi hatiku saat ini!
"Nin, gue sama Nick tuh engg-..."
Tok tok tok
Kata-kataku terputus karena ketukan pintu. Rasanya aku malas membuka pintu, pasti itu Nick. Nina menyuruhku membuka pintu dengan tatapan matanya, tapi aku hanya bisa menhela nafas berat. Tapi kalau itu bukan Nick, bagaimana? Ah, ya sudah. Aku buka lagi saja. Dan ternyata...
bukan Nick.
Sedikit rasa kecewa menyelimuti hatiku. Kenapa Nick tidak berusaha untuk mengetuk lagi dan ... huft. Sebenarnya aku ini mengharapkan apa?! Aku menginginkan dia pergi, tapi aku juga ingin dia berusaha mengejar dan memohon kepadaku. Rasanya aku berubah menjadi seorang wanita yang sangat egois!
Tapi rasanya tidak mudah untuk melupakan Nick. Bahkan setelah lewat tiga hari, aku masih bisa menangis malam-malam hanya karena merindukannya. Aku merindukannya! Hanya saja, aku tidak bisa memaafkan Nick. Rasanya begitu sulit!
"Caroline?" tanya wanita berwajah kaukasian yang berdiri di hadapanku. Rambutnya lurus panjang sepunggung berwarna cokelat tua, wajahnya ramah dengan sunggingan senyum, bajunya rapi seperti seorang pekerja kantoran. Dia cantik. Hm... tapi aku tidak mengenal orang ini. Bagaimana dia tahu namaku?
"Ya. Aku Caroline, dan kau?"
"Aku selingkuhannya Nicholas. Namaku Shakira. Senang akhirnya aku bisa bertemu denganmu Caroline!!!" Seru wanita itu lalu langsung memelukku.
Apa?
Siapa dia?
Selingkuhan Nicholas??? Selingkuhan Nick?!
Aku masih melongo kaget mendengar perkenalan tadi. Untuk apa seorang selingkuhan memperkenalkan dirinya kepadaku? Tapi Nina sepertinya bereaksi lebih dulu daripadaku. Dia langsung menarik Shakira menyingkir dariku dan menatapnya tajam. Bahkan aku yakin sebentar lagi dia akan menyemburkan kata-kata sumpah serapah kepada wanita ini. Wah, gawat!
Tapi tunggu. Kenapa selingkuhan? Kenapa bukan pacar Nick? Dan juga, kenapa dia senang bertemu denganku?
"Heh lu! Berani-beraninya lu ngaku-ngaku sebagai selingkuhan Nick di depan Caroline! Emang lu ga tau siapa Caroline hah???! Dia itu-..."
"Gue bukan siapa-siapa Nick. Kenapa lu ga pacaran sama Nick?" tanyaku yang memotong cepat kata-kata Nina. Nina langsung menatapku tajam dan penuh tanda tanya, tapi aku cueki. Biarlah dia marah nanti-nanti saja.
"Yah karena mana mungkin gue pacaran sama Nick. Dia itu kan sahabatnya pacar gue! Yang ada juga gue langsung digorok sama Nick karena bikin Edgar patah hati! Ck." Jelas wanita itu sambil memonyongkan bibirnya.
Tunggu. Sahabat? Edgar? Shakira?
Otakku bekerja maksimal dan menyadari sesuatu. Ternyata ini Shakira yang dulu pernah diceritakan Nick??? Yang bawel itu kan? Yang pacarnya Edgar, sahabatnya yang diam tapi penasihat ajaib? Oh astagaaaaa!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Santa is Falling in Love
RomansaChristmas Edition : Dear Santa, Terima kasih karena sudah mengirimkan kado kepadaku setiap tahunnya. They are really amazing! And ... You are amazing too! Tiap malam dalam setahun, aku selalu memikirkan bagaimana rupamu. Well, you must be handsome...