Nick POV
"May I?"
Tanyaku meminta ijin. Aku benar-benar tergoda untuk mencecap rasa manis bibirnya. Bibir merah tanpa lipstik. Aku semakin mendekatkan wajahku, seperti terhipnotis, perlahan tapi pasti.
Tapi aku langsung tersadar karena Caroline memalingkan kepalanya. Menolakku. Dan dengan sekuat tenaga, Caroline mendorongku menjauh dan langsung dia berdiri bersidekap menghadapku.
"Tuan Santa yang luar biasa, tentu saja TIDAK BOLEH!"
"Tapi ..."
"Engga ada tapi-tapi! Gue emang percaya lu Santa. Percaya banget! Tapi gue merasa ditipu! Jadi selama ini gue ngirim surat itu ga pernah kesasar kan?"
Aku sedikit kecewa karena tidak berhasil menikmati binir cantik itu, tapi biarlah. Ada hal yang perlu aku luruskan sekarang. Masalahku dan Caroline belum selesai kemarin itu karena aku ambruk. Waktuku juga semakin menipis!
"Ya ngga lah. Selalu sampai kok!" Kataku sambil mengangguk dan terkekeh.
"Jadi gue dulunya ngelamar lu?"
"Yes! Lu ngelamar gue!"
"Dan tiga kali gue minta mau ketemu sama Santa yang gue puja-puja itu, ternyata Santa itu lu??"
"Betul sekali! Beruntung kan kalau Santa itu gue dan bukan pria tua, perut buncit, jenggot putih panjang, seragam berwarna merah, topi merah, sepatu boots, juga tawa 'ho-ho-ho'?" kataku sambil terus terkekeh geli.
Caroline mendengus dan memutar bola matanya menatapku. Apa dia merasa kecewa? Tapi aku lebih baik daripada pria tua kan? Lihat saja penampilanku, yahhh... Walau sudah tiga hari tidak mandi, tapi aku yakin aku masih lebih baik! Oh, sepertinya tidak juga. Tarnyata aku bau! Ugh!
Diam-diam aku menggunakan sedikit magic untuk membersihkan diriku. Setidaknya aku tak mau Caroline pergi dariku dengan alasan aku jorok!
"Beruntung sih ganteng, tapi kan lamaran gue ditolak! Ck, tau begitu mending sama pria tua aja dah! Yang pasti setia dan bisa dipercaya!"
Heh? Masa begitu?! Jelas aku tidak terima. Aku ini seribu kali lebih baik daripada pria tua! Aku masih muda, tampan, baik, dan luar biasa! Dia sendiri bilang begitu kan? Yang benar saja aku dibandingkan dengan .... Oh my!
"Daripada Santa yang ganteng, banyak disukain cewek-cewek genit, dan mesum. Soalnya Santa yang jenisnya itu tuh bikin hubungan ga jelas! Mau nyosor-nyosor aja sedangkan status kagak ada! Sorry bro.. lu bisa cari yang lain. Ibunya Edwin aja noh! Dia lebih suka yang ga jelas, dan kayaknya lu bisa jadi bapak barunya Edwin!" Tambah Caroline sambil mencibir.
Eitsss, ternyata ini kode ya? Kenapa susah amat dia bilang ingin kejelasan dariku? Tentu saja dengan senang hati akan kuberi kejelasan! Berarti dia sudah bisa memaklumiku dengan apa adanya aku kan? Berarti kesempatanku bukan lagi nol persen kan?
Now or never
"Do you love me?" tanyaku sambil berusaha bangkit dari ranjang dan melepas kasar infus yang menempel di tanganku. Sakit! Tapi infus ini hanya akan menganggu kalau terus kugunakan. Lagipula aku sudah lebih baik, dan lebih baik lagi kalau jawaban Caroline seperti yang kuharapkan. Mataku terus menatap wanita cantik yang ada di depanku. Caroline sedikit kaget mendengar pertanyaanku, tapi dia kembali tersenyum.
"How about you?" tanya Caroline balik.
"I do love you. Bahkan sejak kau masih memakai pita di rambutmu." Jawabku sungguh-sungguh.
"Pedofil?" Caroline menaikkan sebelah alisnya dan menatapku tidak percaya.
"Aku akan selalu menjadi pedofil. Umurku lebih tua lima ratus tahun darimu!" Kataku sambil tertawa kecil. Oh, ya memang seperti itu! Ayahku, kakekku, kakek buyutku, ayah dari kakek buyutku. Mereka semua juga pedofil! Mereka menikahi seorang perempuan muda di saat umur mereka ratusan tahun!
"Yes you are, old man!" Kata Caroline sambil tersenyum miring ke arahku.
"Yes I am! So, do you love me?" tanyaku yang melangkah satu langkah lagi. Sekarang aku benar-benar berdiri di hadapan Caroline.
"I was..."
"What?" Tanyaku tidak percaya.
"Saat lu nyaris nabrak gue, dan kita ketemu di perpustakaan, lu bikin gue crazy in love! Well, bahkan gue nyaris mau mengiyakan pertanyaan lu. Gue mau jadi pacar lu, tapi ternyata lu banyak bohongnya sama gue! Gue benci pembohong dan selamanya begitu!"
Jadi... She was....?
"Percaya deh, lu itu Santa dan gue ini hanya manusia biasa yang tidak bisa apa-apa. Lu tampan, dan gue biasa aja. Lu kaya raya dan gue biasa aja. Lu luar biasa dan gue tetep biasa aja! Cinta gue rasanya tenggelem gitu aja saat tau kenyataan itu! Lu itu lebih dari semua imajinasi gue!"
Ya. Aku tahu itu.
"Lagipula, dunia kita berbeda. Aku mencintai keluargaku di sini. Bahkan sangat mencintai keluarga pantiku! Mereka jujur dan bukan pembohong. Berbohong satu kali, artinya fatal bagimu." Tambah Caroline.
Aku menghela nafas dan menghembuskannya keras. Jadi benar ya, memang Caroline sudah pergi meninggalkanku? Ah, sepertinya memang aku terlalu banyak berharap. Lagipula, Caroline benar. Kebohonganku fatal! Tapi bukan aku bermaksud untuk berbohong, tapi memang sulit untuk ku katakan.
Sepertinya aku tidak bisa mengembalikan pinjaman magic dari Ichthus. Huft...
"Tapi sayangnya, gue bisa lupain semua itu. Bahkan gue yang biasa ini jatuh cinta setengah mati sama Santa Clausnya yang empat belas tahun yang lalu, tiga belas tahun yang lalu, dan sekarang pun juga cinta!"
Aku langsung menatap Caroline tidak percaya. Dia mencintaiku? Oh benarkah??! Ini sungguhan kan??!
"Jadi, lu mau ngajak gue ke North Pole atau mau long distance relationship aja? Gue ga keberatan yang manapun. Sekalian nunggu gue umur dua puluh lima tahun mungkin? Atau lu mau nunggu gue seumur ibunya Edwin?" Tanya Caroline sambil tersenyum lebar ke arahku.
Oh God! Thank you! Mungkin natal belum tiba, tapi aku rasa Caroline adalah kado natal terbaik yang kumiliki! Aku langsung menarik wanita di depanku cepat, memeluknya erat dan mencium bibir yang sudah kurindukan itu.
She loves me!
"Heehhhhh! Santa mesum! I said no!" kata Caroline melepas ciuman kami paksa. "Ga boleh buat dosa sebelum ada kejelasan!"
Aku tersenyum dan dengan sedikit magic, aku menciptakan sesuatu di sebelah tanganku. Sebuah kotak. Aku membukanya dan berlutut dengan satu kaki menekuk ke depan.
"Marry me and be my Mrs. Claus..."
***
Caroline POV
CURAAAANNNNGGG!
Nick menggunakan sihirnya dan membuatku hampir menangis karena dia melamarku dengan cincin yang begitu indah! Bahkan sempat-sempatnya dia membuat kamar ini menjadi gelap gulita dan lilin-lilin bermunculan di lantai tersusun hingga membentuk tulisan 'Will you marry me?'! Oh God!
Aku nyaris menjerit kaget karena ini semua terlalu romantis!
Menyebalkan karena dia punya magic!
Tapi tak mau menunggu lebih lama lagi, aku pun langsung berhambur ke pelukannya dan menjawab 'yes' berkali-kali! Tidak mungkin aku menolaknya karena aku sudah memutuskan dari dua hari yang lalu. Aku akan mengejar kebahagiaanku! Nick adalah kebahagiaanku dan aku yakin itu!
Aku akan menjadi Nyonya Claus yang akan membuat Nick menyesal telah memilih orang yang biasa-biasa saja sebagai istrinya!
Oh my, aku begitu bahagia!
He loves me!
KAMU SEDANG MEMBACA
Santa is Falling in Love
RomanceChristmas Edition : Dear Santa, Terima kasih karena sudah mengirimkan kado kepadaku setiap tahunnya. They are really amazing! And ... You are amazing too! Tiap malam dalam setahun, aku selalu memikirkan bagaimana rupamu. Well, you must be handsome...