"Ratu jangan pergii..."
"Ratuu.."
"Ratuuu...!!"
GUBRAKK.
"Aduuuhh..!"
Cowok yang yang hanya mengenakan celana boxer hitam itu langsung terbangun ketika mendapati dirinya tengah terbaring di lantai yang dingin sembari memeluk guling kesayangannya. Ia meringis kesakitan sambil memegangi pingangnya.
"Haissh.. apa-apaan ini, gue jatuh dari kasur?? Astaga."
"Tunggu, apa gue mimpi itu lagi?" Gaza mengusap wajahnya gusar. Diliriknya jam weker yang menunjukkan pukul 6 pagi.
Ia menguap sebentar sembari mengumpulkan nyawanya yang masih belum penuh seutuhnya. Namun saat ia hendak bangkit dari lantai ia dikagetkan oleh suara pintu kamarnya yang terbuka asal hingga menimbulkan bunyi yang keras. Sontak mata Gaza langsung tertuju ke arah pintu.
"Abang banguuunn!!!" teriak seorang anak laki-laki yang membuat Gaza langsung menyumpal telinganya dengan tangan.
"Mulai deh" gumamnya pasrah.
Anak laki-laki itu langsung meloncat-loncat kegirangan di atas kasur Gaza. "Bang, kasur lo empuk!" katanya.
"Heh, bocah. Turun lo dari kasur gue!" Gaza membalas ucapan adiknya. Sedangkan adiknya itu malah menjulurkan lidah.
Gaza langsung memberinya tatapan murka, tapi bukannya takut adiknya itu malah menunjukkan wajah tak berdosanya dan nyengir lebar. Gaza mendecak. Memiliki seorang adik tidaklah mudah, apalagi adiknya itu laki-laki.
Namanya adalah Denis Pramana. Denis merupakan adik kandung Gaza yang saat ini tengah duduk di bangku kelas satu SMP. Adiknya itu hobby sekali menganggu ketenangannya. Tapi Gaza sangat menyayanginya.
"Bang Gaza kurang kerjaan banget sih, ngapain coba nempel-nempel di lantai gitu? Enakan juga dikasur, empuk."
"Yee sekata-kata lo sama gue. Emang gue lintah apa nempel-nempel segala??"
"Keluar lo dari kamar gue," lanjutnya.
"Ogah!"
"Cepet sebelum gue seret elo,"
"Seret aja, nanti Denis bilangin ke papa kalo semalem abang pulang larut lagi." tantangnya.
"Tukang ngadu"
"Bodo" jawab Denis.
"Minggir gue mau mandi!" seru Gaza.
"Yaudah sono. Ntar Denis nebeng Abang lagi ya ke sekolahnya" Denis menunjukkan cengiran termanisnya.
"Gak usah senyum gitu bikin gue merinding" Gaza bergidik.
"Haha, Bang Gaza kalo nyinyir suka totalitas. Yaudah deh Bang Gaza buruan mandinya. Gue tunggu lo dibawah ya Bang, dadah Abang!" Denis melambaikan tangannya lalu berlari Keluar kamar.
Gaza melotot, "Anak kecil jaman sekarang ngomong sama Abangnya pake lo gue, dasar!"
***
"Pagi Pa!" teriak Denis lalu memeluk Wisnu.
"Anak papa udah rapi aja." Wisnu mengacak rambut Denis.
"Iya dong!" jawab Denis semangat.
"Ayo kita sarapan. Abang kamu mana??"
"Baru mandi Pa. Bang Gaza kebo banget tidurnya kek orang mati."
"Huss!" tegus Wisnu.
"Heheee," Denis hanya tersenyum.
"Jangan ngobrol terus, buruan makan nanti kesiangan," ujar Dewina lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nava & Gaza [END]
Teen Fiction•Complete• "Gue tahu ini terdengar konyol buat lo," ujar Nava. "Nggak juga. Gue merasakan hal yang sama. Nyokap gue pergi setelah cerai sama bokap gue dan parahnya bokap punya wanita lain lagi" sahut Gaza. Nava terdiam, "Ngomong-ngomong kenapa lo ce...