FLASHBACK ON
12 tahun yang lalu
"Yeey... Nenek!"
Seorang gadis kecil berteriak begitu riang sembari berlari kecil menghampiri sosok wanita yang cukup tua itu. Kulitnya sudah keriput dengan rambutnya yang nyaris putih semua.
"Nenek, aku kangen sama Nenek!" ucap Nava sang gadis kecil seraya memeluknya dengan erat.
"Cucu nenek yang paling cantik. Nenek juga kangen sama kamu, kok enggak bilang mau ke sini?" Sang nenek membalas pelukannya.
"Ibu..." ujar Dewina yang datang dengan membawa koper di tangannya.
"Ibu apa kabar?" sapanya sambil mencium tangan ibu mertuanya.
"Ibu baik-baik saja. Kamu ada apa kemari Nak?" Dia menatap bingung karena menantunya membawa begitu banyak barang bawaan.
Tanpa mau berlama-lama lagi, Dewina langsung berkata terus terang, "Ibu, aku mau nitipin Nava sebentar sama Ibu." ujarnya dengan kepala sedikit menunduk.
"Memangnya kamu mau pergi kemana?" tanyanya parau.
"Aku mau kerja, Bu. Setelah kepergian Mas Rama aku tidak bisa diam saja, aku harus bekerja untuk menghidupi Nava. Tolong jaga Nava sebentar saja untukku, Ibu mau kan?" mohon Dewina dengan penuh harapan meskipun semua yang diucapkannya adalah kebohongan.
Wanita tua itu hampir menitihkan matanya saat melihat kesedihan sang menantu atas kepergian putranya. "Jangan sedih karena Rama lagi Nak, Ibu yakin dia sudah bahagia di atas sana. Baiklah, Ibu akan menjaga Nava untukmu. Tetapi jangan terlalu lama meninggalkannya, dia pasti akan merindukanmu."
"Terimakasih Ibu..." Dewina menangis seraya memeluknya erat.
'Maafkan Mama terpaksa harus meninggalkanmu, Nak. Mama tidak bisa hidup seperti ini,' ucap Dewina dalam hati.
"Mama kenapa menangis?" tanya Nava kecil yang memperhatikan sang mama.
Dewina pun segera menyeka air matanya dan berjongkok didepan gadis kecil itu. Dia tidak ingin membuat Nava ikutan sedih, karena itulah dia menunjukkan senyum lebarnya. "Tidak, Sayang. Coba liat, Mama tersenyum sekarang,"
"Mama jangan nangis lagi. Nava sayang sama Mama," Nava mengusap pipi Dewina, membuat wanita itu semakin merasa bersalah.
"Nava sayang, Mama juga sayang sama kamu. Tapi sekarang kamu sama Nenek dulu nggak apa-apa ya?"
"Kenapa? Mama mau ninggalin Nava ya?" gadis kecil itu terlihat sedih.
"Sayang, Mama harus bekerja...."
"Enggak. Aku mau ikut sama Mama aja!"
"Tapi tidak bisa, Nava..."
"Sudah, Dewina. Biar Ibu aja yang ngomong sama Nava..." katanya melerai perdebatan mereka. Dewina hanya pasrah.
"Cucu nenek yang cantik, kamu anak baik kan? Kalo kamu anak baik, harusnya kamu tidak boleh merepotkan mama kamu. Nava harus nurut ya sama apa kata mama? Nava anak baik kan?"
Gadis kecil itu terdiam sejenak. "Iya, Nava anak baik. Yaudah, tapi.... Mama janji akan menjemput aku lagi kan??"
"Pasti, Sayang. Pasti!" Dewina segera memeluknya erat untuk terakhir kalinya.
'Maafkan Mama, Nava...'
"Kalau begitu, aku pamit ya sama Ibu... Tolong jaga Nava, dan terimakasih banyak..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nava & Gaza [END]
Teen Fiction•Complete• "Gue tahu ini terdengar konyol buat lo," ujar Nava. "Nggak juga. Gue merasakan hal yang sama. Nyokap gue pergi setelah cerai sama bokap gue dan parahnya bokap punya wanita lain lagi" sahut Gaza. Nava terdiam, "Ngomong-ngomong kenapa lo ce...