8

394 30 1
                                    

"Tanteee"

"Tante Risa"

Nava berteriak seraya melangkah menuruni anak tangga satu persatu. Kemudian ia berjalan menuju arah ruang makan.

"Tante Risa mana sih kok sepi gin—" kalimat Nava terhenti ketika matanya melihat sebuah note kecil yang berisi tulisan. Ternyata itu dari Tante Risa.

Nava, tante minta maaf karena harus berangkat pagi-pagi banget. Ini tante udah siapin sarapan buat kamu. Kamu hati-hati ya ke sekolahnya.

YOUR AUNT~

Nava sedikit menghela nafas, tapi itu bukan masalah besar baginya. Ia segera duduk di kursi dan mulai menyantap makanan yang sudah disiapkan oleh Tante Risa tadi.

Kini Nava sudah siap untuk berangkat sekolah. Dan sepertinya kali ini dia harus naik bus atau ojek online. Tak apalah, toh dia sudah terbiasa seperti itu waktu masih tinggal bersama neneknya dulu.

Namun ketika gadis itu baru membuka pintu rumah, ia menemukan Gaza yang sudah berdiri disana entah sejak kapan. Nava pun memasang wajah cemberutnya karena jengah melihat keberadaan Gaza yang selalu muncul secara tiba-tiba. Demit kalik ya.

"Uwuww, senyumnya lebar banget sih. Berangkat bareng yuk" ajak Gaza.

"Males" Nava langsung melenggang. Tetapi Gaza menghalanginya.

"Apa sih jangan ganggu gue deh"

"Ganggu gimana orang gue ngajakin lo berangkat bareng kok"

"Gue nggak mau"

"Kenapa?"

"Gue bisa berangkat sendiri. Minggir,"

Gaza menghela nafas. Ia menatap nanar punggung Nava yang kian menjauh. "Dingin bener tuh cewek. Padahal gue kan cuma pengen mengekspresikan rasa terimakasih gue karena dia udah nolongin gue semalem. Tapi yaudahlah,"

Kemudian Gaza memakai helmnya dan melenggang pergi dari rumah besar itu.

***

Tringgggg

Bell istirahat akhirnya berbunyi. Murid-murid di kelas Nava sudah lelah dengan mapel matematika yang diajarkan oleh Bu Rita. Bukannya membahas pelajaran malah digunakan untuk membahas aturan ini itu. Membosankan bukan? Dan kini saatnya mereka melepaskan rasa penatnya dengan berjelajah di katin.

"Sya, kantin yuk. Laper nih!" ajak siswi yang bernama Olin.

Sasya tersenyum, "Ayo.. gue juga laper ini. Eh tapi tunggu dulu.."

Sasya pun membalikkan badannya ke belakang menghadap Nava. Dimana gadis itu masih sibuk membereskan buku-bukunya. "Ikut kita ke kantin yuk" ajak Sasya.

Gadis yang bernama olin tadi langsung menyenggol lengan Sasya, "Ngapain sih lo ngajak anak songong kayak dia segala. Jelas-jelas dia bakal nolak ajakan lo" bisiknya.

Sejujurnya Nava masih bisa mendengar suara bisikan itu. Dan ia tidak merasa marah ataupun sakit hati, karena ini memang sudah menjadi resiko dari pilihan yang ia ambil. "Nggak usah. Gue di kelas aja"

"Tuh, kann"

Raut wajah Sasya mendadak berubah, "Oh oke. Yaudah yuk Lin"

Olin mengangguk, ia menarik tangan Sasya kemudian menggandengnya.

Dan sekarang di dalam kelas hanya tersisa Nava seorang. Oh, dan masih ada Bu Rita yang sepertinya  kesusahan membawa buku-bukunya.

Nava & Gaza [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang