4

481 40 0
                                    

"Jadi ngapain lo berdiri sendirian di sini?" tanya Gaza.

Kemudian cowok itu menghampiri Nava dan berdiri di sampingnya. Mereka sama-sama menatap ke arah depan melihat pemandangan kota Jakarta yang macet di bawah sana.

"Lo sendiri ngapain di sini?" balas Nava.

"Ck, bisa nggak kalo ditanya gak usah tanya balik?"

"Terserah gue lah" sergahnya.

'cuek bener'

"Eh tunggu.. lo habis nangis ya?" tebak Gaza.

"Na-nangis?" Nava pun segera membersihkan sisa-sisa air mata dari pipinya.

Entah kenapa Gaza tertawa melihatnya.

"Yaelah udah gede juga. Baru hari pertama masuk aja udah nangis, gimana kedepannya? Nangis darah lo?" ejeknya.

Jujur Nava sedikit malu karena ketahuan menangis. Tapi ia berusaha memasang wajah santainya.

"Diem. Daripada lo ngehujat gue mending lo kasih gue coklat!"

"Coklat??" ulang Gaza.

"Heem"

"Yah, sayangnya gue gak bawa. Lain kali deh gue kasih. Ngomong-ngomong itu ditangan lo, kantong apaan?" tanyanya penasaran.

Nava yang menyadari hal tersebut pun langsung menyembunyikan benda itu dibelakang tubuhnya. Sedangkan Gaza mengerutkan keningnya karena bingung. Kenapa Nava harus menyembunyikan benda itu? Padahal itu cuma kantong kertas biasa kan?

"Bu.. bukan apa-apa. Minggir," Nava mendorong tubuh Gaza yang menghalangi jalannya.

Gaza sedikit tertawa. "Hei.. mau kemana lo?" ia mengejar Nava.

Nava sendiri semakin mempercepat langkahnya saat mengetahui Gaza mengejarnya. Justru dengan begitu Gaza semakin semangat untuk mengejar Nava.

"Buru-buru amat," ucap Gaza.

Nava mengabaikannya dan tetap terus berjalan.

"Heii.. Navaa" ucap Gaza lagi.

"Stop. Jangan ikutin gue atau gue bakal teriak!" ancam Nava.

Mendengar itu Gaza malah tertawa membuat Nava menautkan kedua alisnya bingung. Benar-benar cowok aneh.

***

"Yeyyy pulang!!" sorak murid-murid di kelas Gaza.

"Tadi pagi ngilang kemana aja lo, Nyet??" tanya Agil seraya membereskan bukunya.

"Biasalah.."

"Ntar malem jadi kan?" tanya Agil lagi

"Jadilah" jawab Gaza seraya memakai jaketnya.

"Manteb. Yaudah gue duluan ya, gue mau pdkt sama bebeb Herin dulu. Barangkali dia jatuh cinta sama gue, iye gak?"

"Halah modus lo."

"Elah Jah, doain napa biar gue jadian sama Herin. Gitu amat lo jadi temen"

"Hahaa, iya-iya semoga lo ga jomblo lagi"

"Nah gitu dong!" seru Agil seraya tertawa. Ia merangkul pundak Gaza, mereka jalan bersama-sama menuju pelaminan. Eh, parkiran maksudnya.

"Kok Tante Risa belum ada ya? Katanya mau jemput" gumam Nava. Ia berdiri di depan gerbang sekolah sambil celingak-celingukan.

Nava & Gaza [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang