5

411 34 0
                                    

"Loh, kok sama dia sih Tan?? Nava ngak mau ah" tolaknya.

"Udahlah nggak papa lagian kalian kan satu sekolahan"

"Tetep nggak mau. Aku naik bus aja deh Tan,"

"Lah kok gituu" decak Risa.

"Udahlah.. gak usah ribet, tinggal bonceng doang juga. Lagian gue juga gak bakal apa-apain lo kalik. Nih," sahut Gaza sembari memberikan sebuah helm padanya.

Bukan itu yang ada di pikiran Nava. Menurutnya, jika ia berhubungan dengan cowok ini ia akan mendapat masalah besar di sekolah. Secara Gaza itu kan cowok populer di sekolahnya.

"Tunggu apa lagi?? Mau telat??" celetuk Gaza.

Dengan terpaksa Nava mengambil alih helm itu lalu memakainya. Justru Gaza malah terkekeh, ia pun menyuruh Nava naik ke motornya.

"Kita berangkat dulu ya, Tan" pamit Gaza.

"Iya-iya, kalian hati-hati di jalan" Risa tersenyum puas melihat keduanya.

Selama diperjalanan mereka tak saling berbicara. Nava duduk dengan tenang sambil berpegangan pada pundak Gaza karena takut kalau jatuh.

Sesekali Gaza melirik pada kaca spion yang memperlihatkan wajah Nava.

"Jangan cemberut gitu kek bebek tau gak"

Nava yang merasa tersinggung pun membalas perkataannya dengan PD, "Fokus ke depan aja jangan liatin gue"

Tadinya Gaza sempat menahan tawa namun ia kembali fokus pada jalanan.

Tetapi tak lama kemudian ada 3 gerombolan motor sport lainnya yang mengikuti motor Gaza kemudian menghadangnya. Dan ternyata mereka adalah anak-anak SMA Angkasa. Lagi-lagi mereka mencari gara-gara dengannya.

"Sial!" umpat Gaza memberhentikan motornya. "Bisa turun bentar?"

"Ini ada apa?" Nava balik bertanya.

"Gak ada waktu buat jelasin. Gue harus urus mereka" katanya.

Nava masih tidak mengerti, tetapi ia tetap turun dari motor Gaza. Tuh kan, belum apa-apa saja ia sudah mendapatkan masalah.

"Lo tunggu di sini dulu, gue mau nyamperin mereka. Kalo ada apa-apa sama gue.. lo harus cepet-cepet teriak minta tolong. Ngerti?"

Nava mengangguk nurut atas ucapan Gaza tadi. Apa maksudnya dengan ada apa-apa? Apakah mereka akan berkelahi?

"Lo cowok yang gue pukul di lapangan waktu itu kan? Cihh, bawa pasukan lo sekarang hah??" ejek Gaza.

"Wah-wah.. masih songong aja lo. Kali ini gue gak akan biarin lo lolos!" sahutnya.

"Oh ya? Duhh gue jadi takut. Lo pikir lo bisa kalahin gue meski bawa pasukan lembek ini??" tantang Gaza.

"Apa lo bilang??! Lo ngatain kita lembek?!!"

"Iya. Kenapa? Gak terima?"

"Wah bener-bener minta di hajar nih cowok. Ayo kita serang!!"

Bukk bukk...

Terjadilah peristiwa saling memukul antara Gaza dengan siswa Angkasa itu. Lagi-lagi Gaza hanya seorang diri, tapi tak apa.. dia sudah terbiasa berada dalam situasi keroyokan seperti ini. Dan kalian tidak usah bertanya siapa pemenangnya. Pastilah Gaza yang menang.

"Aduhh gimana ini.." Nava menggigit jempolnya dengan rasa khawatir.

"Kalo tuh cowok mati gara-gara dikeroyok gimana? Bisa panjang urusannya" pikiran Nava sudah sampai kemana-mana.

Nava & Gaza [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang