20

321 24 2
                                    

Tringgg

Bunyi dering ponsel membuat Nava terperanjat, ia membuka matanya yang tadi sudah terpejam dengan nyaman. Dan ia saat berhasil membuka mata, Nava terkejut melihat sebagian isi kelasnya yang kosong. Ahh, ternyata ini sudah jam istirahat!

Sejak pagi hari kelas Nava memang jamkos, alias jam kosong, karena guru yang mengajar pada jam itu sedang tidak masuk karena sakit. Sebenarnya tidak sepenuhnya jam kosong sih, pasalnya guru itu sudah mengirimkan tugas melalui grup kelas. Namun yah... kalian tahu sendiri murid-murid SMA Depasko itu bagaimana. Mereka memilih menikmati jam kosongnya dengan cara mereka masing-masing.

Mungkin untuk siswa yang masuk ke sini karena bantuan beasiswa mereka akan bekerja keras, tapi tidak untuk anak-anak orang kaya yang manja. Bahkan tak jarang mereka mengeluarkan uang untuk membayar siswa lainnya yang lebih pintar agar menyelesaikan tugas mereka. Ada beberapa anak di kelas Nava yang selalu begitu.

Sedangkan Nava sendiri dia sudah menyelesaikan tugasnya dengan cepat makanya dia bisa menikmati sisa waktunya untuk tidur. Lalu diarihnya benda pipih yang berada tidak jauh disampingnya itu.

'Papanya Gaza?' batin Nava seraya mengerutkan kening.

Om Wisnu
Nava, kamu tidak lupa kan dengan obrolan kita semalam?
Tolong bantu Om ya...

Setelah membaca isi pesan tersebut, gadis itu pun kembali teringat dengan perbincangan singkatnya bersama Wisnu melalui via telepon tadi malam.

Semalam tiba-tiba Nava mendapatkan telepon dari papanya Gaza, dia memohon kepadanya supaya ikut dalam acara dinner bersama calon ibu tiri Gaza. Saat itu Nava bingung kenapa Wisnu mengajaknya dalam acara keluarga yang sifatnya privasi itu. Tapi setelah dia menjelaskan alasannya, Nava bisa memahami. Gaza pasti tidak akan mau ikut dinner bersama calon ibu tirinya, karena itulah Wisnu memanfaatkan Nava agar Gaza mau ikut.

Iya Om.
Nanti biar Nava ngomong sama Gaza.
SEND

***

"Hai, Bebeb Herin!"

Herin dibuat melongo dengan kehadiran Agil yang tiba-tiba main asal duduk disampingnya, membuat ketenangannya jadi terganggu. Gadis itu pun mendengus lalu menutup buku novel yang sedang ia baca. "Aduuh ngapain sih lo ke sini? Pergi sana, ganggu aja!" usir Herin seraya mengibas-ngibaskan tangannya.

"Kok kamu jahat sih ngusir aku? Aku kan cuma mau nemenin kamu. Sekalian pdkt gitu," Agil terkekeh.

"Gue nggak peduli."

"Makin imut loh kalo marah-marah..."

"Gue bukan boneka ya. Gak usah puji-puji gue imut segala!"

"Tuh kan, tambah imut banget! Kayak Annabelle tau gak,"

Herin mendelik. "Lo itu sebenernya ngejek gue apa muji gue sih? Boneka Annabelle mana ada yang imut oon! Dasar gila lo..."

"Hahaa, yaudah maaf. Jangan marah-marah terus kenapa? Ke kantin yuk, aku traktir kamu es krim." Agil langsung merangkul pundak Herin.

"Ihhh, apaan sih. Jangan pegang-pegang gue!" Gadis itu sontak menjauhkan tangan Agil darinya. "Ntar semua penyakit kadas, kurap, sama kutil lo nular lagi ke gue.." ejeknya.

"Yaelah mulus bener itu bibir ngata-ngatain orang," gerutu Agil.

"Makanya jangan gangguin gue mulu. Pergi sana!"

Nava & Gaza [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang