17

508 33 0
                                    

"Lo itu istimewa Nava. Kadang lo bisa bikin detak jantung gue loncat-loncat. Semakin lo cuek semakin gue tertarik sama lo. Di mata gue lo itu berbeda, karena lo adalah Ratu."

_____________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____________

Seperti sekolah-sekolah yang lainnya, setiap hari Senin pasti selalu ada yang namanya upacara bendera. Alih-alih untuk mengenang jasa para pahlawan, justru bagi sebagian siswa mengikuti upacara bendera adalah hal yang menyebalkan. Karena mereka harus datang ke sekolah lebih awal dengan berpakaian lengkap, belum lagi harus berjemur di lapangan dibawah pancaran sinar matahari.

Tapi Senin pagi ini terasa berbeda bagi Nava, pasalnya baru kali ini dia mengalami suatu kejadian yang aneh. Gadis itu masih terus mengobrak-abrik isi tasnya mencari topi upacaranya. Seingatnya dia sudah memasukkannya ke dalam tas tadi pagi sebelum berangkat sekolah. Bahkan dia sangat yakin. Dan sekarang kemana topi itu menghilang?

"Anak-anak ayo cepat ke lapangan. Cepat cepat!!" seru guru ketertiban yang selalu keliling ke setiap kelas.

"Duhh, gimana nih.."

'Ah, sialan.' batin Nava.

Gadis itu mendumal dalam hati menyumpah serapahi orang yang berani mengambil topinya, ini tidak biasanya terjadi. Astaga, apa yang harus dia lakukan sekarang? Sudah dipastikan dia akan kena hukuman kalau tidak memakai topi.

"Ayo semuanya yang masih di kelas segera menuju ke lapangan!" seru guru itu lagi.

"Mampus, kalo gue ke lapangan pasti gue bakal dihukum didepan murid satu sekolah. Kan malu,"

Nava semakin terlihat cemas, ia menggigit bibir bawahnya ketika melihat teman-teman sekelasnya yang mulai meninggalkan kelas satu-persatu.

"Gimana Lin, sekarang dia dimana?" tanya Sasya pada Olin disampingnya.

Olin menyunggingkan senyumannya. "Beres Sya. Sekarang dia masih dikelas. Dan kayaknya dia bakal dihukum karena nggak bawa topi."

"Siapa yang nggak bawa topi?" sahut Gaza tiba-tiba ada dibelakang Sasya dan Olin.

Sontak kedua gadis itu kaget lalu menoleh bersamaan. Sasya membulatkan matanya melihat keberadaan Gaza, ia berharap semoga cowok itu tidak mendengarkan pembicaraan mereka sejak awal.

"Ehh ada lo Za, itu.. emm si Nava kayaknya nggak bawa topi deh," jawab Sasya sedikit gugup.

"Serius? Sekarang dia dimana?"

"Dia di kelas,"

"Ohh oke." setelah mengucapkan itu Gaza pun langsung menyusul Nava ke kelasnya.

Dan benar. Saat Gaza sampai di kelas Nava, ternyata gadis itu masih duduk dibangkunya sambil menggigit jari jempolnya. Gaza menghampirinya.

"Lo nggak ke lapangan? Upacara udah mau dimulai tuh," ucap Gaza membuat Nava terkejut.

Nava & Gaza [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang