18

529 36 2
                                    

1 minggu kemudian...

"Kamu lagi ngapain sih Nava, dari tadi Tante perhatiin kok mondar-mandir nggak jelas kayak gitu." ucap Risa sambil menuruni tangga.

Wanita berusia kepala tiga itu menatap aneh pada ponakannya yang bersikap tidak seperti biasanya. Terlihat gadis remaja itu sedang mondar-mandir didekat tangga seperti orang bingung.

"Loh Tante.... ngapain Tante disitu?" tanya Nava sedikit terkejut.

"Tante mau lewat, tapi kamunya halangin jalan. Udah gitu Tante gemes liat kamu mondar-mandir kayak setrikaan gitu. Kamu kenapa sih?" Risa mendesah heran dengan kelakuan ponakannya.

"Ngg... nggak kok. Aku tuh cuma lagi mikir Tan. Yaudah Tante lewat aja."

Risa menarik nafasnya pelan, kemudian ia melanjutkan langkahnya. "Dasar aneh kamu." sindirnya  sembari melewati Nava.

Wanita itu lebih memilih duduk di sofa lalu menyalakan televisi. Jari jemari lentiknya dengan lihai menekan tombol-tombol pada remot untuk memilih channel tv yang sesuai keinginannya.

Tapi tidak beberapa lama kemudian Nava ikut menyusulnya, dia langsung menghempaskan tubuhnya dengan kasar di samping Risa. Membuat wanita itu sedikit terlonjak karena kaget.

"Ya ampun! Bikin kaget aja, duduk pelan-pelan kan bisa," tegurnya sambil mengelus dadanya.

"Ya maaf Tan."

"Udah selesai mikirnya?" ucap Risa lagi.

"Udah,"

"Mikirin apaan sih?"

Nava pun mengulas senyum jahilnya, "Sini biar aku bisikin Tan."

Lalu dengan polosnya Risa menuruti perintah ponakannya. Ia mendekatkan telinganya pada Nava dan serius untuk mendengarkan gadis itu. Namun ternyata yang dia dengar adalah....

"Tante kepooo."

Setelah Nava membisikkan dua kata itu dia langsung tertawa sejadinya, bahkan dia sampai memegangi perutnya karena menurutnya itu sangat lucu. Apalagi saat melihat wajah tantenya yang sudah merah padam karena menahan kesal.

Sedetik kemudian sebuah bantal berhasil melayang mengenai di wajah Nava membuat gadis itu menghentikan tawanya. "Aduuhhh.. kok dipukul sih??" protesnya kesal.

"Sukurin. Siapa suruh berani ngerjain Tante?" ujarnya masa bodoh. Risa pun kembali memperhatikan tontonan di televisi.

"Ini malem minggu, kamu nggak pergi kemana gitu?" celotehnya lagi menanyai Nava.

"Kenapa? Tante mau ngajakin aku kencan?"

"Idihh, mendingan nonton sinetron lebih berfaedah."

Nava berhasil tertawa dibuatnya, "Good choice! Daripada jomblo cuma menuhin jalan, iya kan Tante?"

Sontak tatapan intens Risa langsung menyorot kearah Nava. "Maksudnya kamu ngatain Tante jomblo gitu?!"

"Iya. Emang bener kan ucapan Nava?"

"Iya juga sih." sahut Risa setelahnya. "Terus kamu sendiri kenapa nggak jalan sama cowok? Nggak punya pacar yaaa??" goda Risa balik dengan nada mengejek.

"Enak aja. Aku punya pacar tauk!"

Risa terkejut bukan main mendengar jawaban ponakannya, "Hahh.. Kamu punya pacar? Siapa? Cakep nggak?? Kok nggak pernah bilang sama Tante?! Pokoknya kamu harus dapetin restu dari Tante dulu!"

Sementara Nava mengulas senyum manisnya, "Sebelum aku minta restu dari Tante, mungkin Tante udah kasih restu duluan."

"Kenapa kamu bisa seyakin itu?" ucapnya sembari memicingkan mata.

Nava & Gaza [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang