13

327 23 0
                                    

Bus berhenti di halte seberang bangunan toko buku. Nava mengeratkan tas slempangnya  lalu bangkit keluar dari bus. Gadis itu berjalan menyusuri trotoar dimana terdapat banyak bangunan toko disana. Ia pun masuk kedalam toko buku itu.

"Selamat datang!" sambut seorang wanita yang berjaga di pintu.

Nava hanya mengangguk sambil tersenyum menanggapi ucapan wanita itu.

Ia menatap setiap tatanan buku pada rak yang ada di toko buku ini, sangat rapi dan nyaman dipandang. Terdapat berbagai jenis buku yang sudah ditata secara terpisah sesuai dengan jenisnya masing-masing. Gadis itu melangkah menuju tempat dimana buku-buku pengetahuan berada.

Nava bukan lah seorang kutu buku, membayangkan membaca buku berjam-jam saja membuatnya menggeleng. Akan tetapi dia juga termasuk siswi yang cukup pandai dalam hal pelajaran.

Sekarang ia sudah berdiri di depan salah satu rak buku dan mulai mencari-cari buku yang hendak ia beli, yaitu buku Sains. Buku yang nantinya akan Nava gunakan untuk belajar.

Saat matanya sibuk melihat setiap judul buku, ekor mata Nava menangkap seorang cowok yang mengenakan hoodie hitam dengan topi putih tengah membaca sebuah buku seraya bersandar pada rak. Nava merasa cowok itu tidak asing baginya. Setelah diamati lagi dengan jelas, gadis itu mulai bisa menebak siapa cowok itu.

"Evan? Dia Evan kan?!" serunya pelan.

Nava terus mengamatinya sambil tersenyum. Ya ampun, Evan terlihat cool sekali dengan posisinya membaca buku yang seperti itu.

Nava tidak menduga kalau akan bertemu Evan disini. Entah kenapa ia merasa senang sekali. Gadis itu mulai melangkah mendekati Evan, ia sangat ingin sekali menyapanya. Namun seketika langkah Nava terhenti. Melihat ada seorang gadis yang sudah menghampiri Evan duluan. Dan cowok itu langsung mengacak rambut gadis didepannya, mereka tertawa bersama.

Nava terkejut. Bukan terkejut karena perlakuan Evan, melainkan ia terkejut karena mengetahui bahwa gadis yang bersama Evan adalah Sasya.

Nava mengurungkan niatnya untuk menyapa Evan dan segera membalikkan tubuhnya agar tidak ketahuan, padahal jarak mereka sudah cukup dekat. Nava pun mengambil satu buku berpura-pura sedang membaca buku agar mereka tidak curiga. Tanpa sengaja ia mendengar pembicaraan Evan dan Sasya.

"Kenapa?" tanya Sasya memajukan dagunya.

"Lo cantik, gue suka." jawab Evan enteng. Cowok itu terkekeh.

Deg!

Nava yang mendengarnya merasa seolah hatinya kecewa. Waktu itu Evan juga memujinya cantik, bahkan katanya lebih cantik daripada Sasya.

"G. O. M. B. A. L! Gombal!" balas Sasya.

"Yaelah seriusan tauk.."

"Syutt!" Sasya menempelkan jari telunjuknya pada mulut Evan agar cowok itu berhenti mengoceh.

"Gue ingetin lagi nih ya Van. Gue itu cuma suka sama Gaza, lo cari cewek lain sana.." ia mengibaskan tangannya.

"Ah masa? Buktinya waktu itu kita pernah ciuman." godanya lagi.

"Ck, diem deh. Jangan bahas soal kejadian waktu itu lagi. Gue khilaf tauk!" Sasya mengerutkan bibirnya.

"Dan gara-gara itu juga gue jadi putus sama Gaza! Pokoknya gue mau dia kembali." sambungnya.

"Yee, itu sih derita lo. Salah lo juga sih, kan elo yang mancing gue duluan. Lo kan tahu nafsu cowok kayak gimana." Evan tertawa.

"Tauk ahh!!" ucapnya kesal.

Kemudian Evan memegang kedua pundak Sasya dan berkata, "Iya-iya Tuan Putri. Jangan marah dong, senyum lah biar manis."

Sumpah, seketika Nava merasa jijik mendengar pembicaraan mereka. Ia tidak menyangka kalau ternyata Evan adalah cowok yang seperti itu, penilaiannya selama ini salah. Dan apa katanya tadi? Sasya masih ingin mengejar Gaza meskipun dia sudah mengkhianatinya? Tidak tahu malu sekali.

Nava & Gaza [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang