3

85 14 0
                                    


Aku terus memikirkan cara agar bisa mencari Ardhani hari ini juga tetapi bingung karena Akasa terus mengikutiku
"Umm Akasa,Sebaiknya kau pulang saja"
"Aku harus mengerjakan sesuatu,Ah ya tugas bersama teman sekelasku"

Akasa menatapku seolah olah menginvestigasi
"Tidak bersama Ardhani kan?"

Aku membuang tatapan sambil bergumam
"Umm tidak,Mobilmu sudah datang"
"Cepat pulang,Nanti jika ada sesuatu denganku akan ku telpon"

Akasa tersenyum kecil
"Aku percaya padamu,Baiklah aku pulang"








Tepatnya jam tujuh malam aku masih di jalan kota mencari keberadaan Ardhani entah apa yang membuatku terus ingin mencarinya
Aku pun takut jika membawa pulang dompetnya karena dompetnya sangat tebal
"Jika seorang berandalan pasti berada di klub atau digudang?"
"Tapi aku tidak melihat Ardhani"

Aku melirik ke arah jalan buntu yang gelap lalu aku terdiam
"Tunggu"

Aku berjalan mundur dan melihat Ardhani sedang duduk bersama seorang temannya
Lalu aku melihat sekeliling tempat tersebut
"Pantas saja disini,Daerah ini memang sepi"
"Astagah dia sepertinya melihatku,Baiklah akan ku hampiri dia"

"Hey,Siapa wanita itu?"

"Teman sekelasku" jawab Ardhani dengan nada sengau

"Cantik,Pacarmu atau teman sekelasmu? Kau tak pernah bercerita"

Aku terkejut karena melihat tempat tersebut,Kotor,Bau dan banyak sekali botol alkohol
"Ardhani,itu kau kan?" panggilku ragu

Ardhani cengengesan kepalanya sudah mendongak menatapku
"Hmmm ada apa Dara? Kenapa kau kemari?" Ucapnya lembut

"Ohhh namanya Dara,Baiklah aku pulang duluan"
"Besok bertemu lagi disini" ucap temannya lalu memakai tas kemudian menepuk pundak Ardhani

Aku menoleh kebelakang menatap kepergian temannya

Ardhani membereskan barangnya lalu memasukannya kedalam tas
"Cuma dirimu yang datang pertama kali kesini,Jadi rahasiakan tempat ini dari guru maupun teman temanmu"
"Aku tak mau tempatku dihancurkan lagi dan aku berpindah mencari tempat lain"

Mendengar pernyataan Ardhani membuatku sedikit takut,Apa itu sebuah ancaman?
Aku pun berlari menyusul Ardhani

"Pantas saja tadi kau bolos sekolah,ternyata kau kemari baiklah jadi aku sudah tahu tempat favoritmu dimana"
"Tenang saja aku tak akan memberitahu siapa pun termasuk Akasa" jelasku kepada Ardhani

Ardhani hanya menatap lurus kedepan,Kita berjalan berdampingan di gang kecil yang penerangannya minim sekali
Aku pun tidak tahu kita akan pergi kemana

"Anii,Rumahmu berada di daerah sini? Umm biar ku tebak yang dibelah sana dengan cat berwarna putih ah tidak tidak atau yang disana dengan pagar berwarna hitam?" Tanyaku sambil menunjuk salah satu rumah

"Kau tidak akan tahu,Jadi tutup mulutmu"
"Kau cukup cerewet" ucap Ardhani sambil mengancingkan seragamnya

Tiba tiba dadaku mulai terasa sesak,Aku berusaha menahannya
Ardhani pun tidak curiga sama sekali

"Anii,Tunggu" Aku berjongkok sambil mengatur nafasku

Ardhani membelokan mata malas
"Yak,Jangan seperti itu aku tahu itu hanya akting untuk mendapat perhatian Akasa tapi jangan lakukan itu juga kepadaku" Ardani pun berjalan meninggalkanku

"Anii tunggu" Baru saja ingin berlari menyusulnya sudah ada seseorang yang menahanku

Aku menoleh
"Akasa?"

ARDHANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang