22

34 8 1
                                    


Semua karakter,tempat,organisasi,dan kejadian dalam cerita ini adalah fiksi



Hari ini adalah hari yang akan ku jalani tanpa Akasa mungkin ketika bertemu kita hanya saling menyapa,tersenyum ataupun berbicara singkat terdengar mudah namun sulit dilakukan
Aku sudah menyangka satu sekolah akan terkejut jika mendengar berita bahwa Akasa membatalkan petunangannya denganku
Sampai detik ini komentar jahat terus bermunculan dipostinganku yang aku curigai adalah nama akun tersebut hampir sama jika mereka berkomentar waktunya hanya berselang satu menit entahlah aku pun tidak mengerti dan tidak tahu siapa orang dibalik semua komentar itu

Dipagi hari aku terbangun seperti biasa dan melihat sudah ada segelas susu dan beberapa roti panggang diatas meja belajar sepertinya ibu sudah berangkat ke toko dini hari
"Ah kenapa badanku pegal sekali ya"

Kini aku sudah memasuki semester dua dan tidak lama akan mengadakan kelulusan untuk angkatanku
Aku pun masih sibuk bercermin sambil memakan roti panggang buatan ibu karena disekolahku jika sudah memasuki semester dua akan mengganti seragam dengan model seragam yang baru

"Motif kotak kotak warna coklat muda? Aahhh kenapa aku terlihat seperti anak sekolah dasar" ucapku

Kemudian aku mengambil handphone yang tergeletak diatas bantal lalu terkejut setelah melihat lima puluh panggilan tidak terjawab dari Ardhani
"Ah sepertinya dia mengkhawatirkanku sebaiknya aku cepat cepat berangkat ke sekolah"







Tiba tiba saja ketika memasuki area sekolah aku menjadi gugup setelah melihat semua murid sudah memakai seragam baru dan sibuk berfoto
Terkadang aku melihat diriku sendiri dan berpikir apakah aku pantas memakai ini
"Ahhh kenapa mereka sangat cantik sekali" gumamku

Tak lama kemudian Akasa berjalan melewatiku tanpa menoleh ataupun menyapaku begitu ingin memanggilnya tiba tiba saja aku langsung terdiam sambil menatap kepergian Akasa
"Kenapa sangat menyakitkan bagiku"

Dengan berat hati aku pun berjalan menuju kelas terlihat  beberapa murid dari kelas lain menyapaku dengan ramah dan sebagian lain ada pula yang memujiku
Langkahku terhenti begitu melihat Ardhani sudah berada dibangkunya sedang membaca buku kemudian senyumku mengembang dan berjalan menghampirinya
"Selamat pagi Ardhani" sapaku

"Apa?"

"Astagah kau ini menyebalkan sekali ah ya maaf kemarin aku tidak mengangkat teleponmu"
"Ummm ada masalah yang harus aku selesaikan" jelasku kepadanya

Ardhani kemudian tersenyum sambil mengacak ngacak rambutku
"Dijam istirahat kau bisa ceritakan kepadaku?"

"Baiklah"ucapku kemudian duduk diatas meja Ardhani

Melihat tingkahku Ardhani sedikit menjauhkan tubuhnya dariku
"Apa yang ingin kau lakukan?"

"Kau tidak merindukan aku sama sekali?"tanyaku sambil menampilkan puppie eyes

Ardhani kemudian membelokkan mata malas
"Ayo ikut aku ke roottop" ucap Ardhani kemudian beranjak dari tempat duduknya dan langsung berjalan meninggalkan aku

"Anii tunggu aku"

Aku berlari kecil di lorong kelas untuk menyusul Ardhani
"Ardhani tunggu aku"

Kemudian ia menghentikan langkahnya begitu aku berhasil menyusulnya Ardhani langsung merangkul bahuku
"Dadamu tidak apa apa kan?"

"Entahlah sudah lama aku tidak merasa sesak ketika berlari semoga saja paru paruku benar benar sudah sembuh agar bisa berlari bersamamu" ucapku

Ardhani terkekeh kemudian menarikku ke arah lapangan
"Bagaimana kau coba berlari untuk memastikannya? Aku takut kau merasa baik baik saja tetapi paru parumu masih belum bisa bernafas dengan normal"

ARDHANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang