29

34 7 0
                                    

Semua karakter,tempat,organisasi,dan kejadian dalam cerita ini adalah fiksi




Bulan semakin memancarkan sinarnya perlahan lahan suara kota lenyap ditelan oleh suara pohon dan suara jangkrik
Satu persatu mobil menghilang diujung jalan langit malam semakin gelap dan tidak ada lagi suara telapak kaki hanya terdengar suara gonggongan anjing

Mencari keberadaan seseorang disudut kota tanpa memikirkan kondisi yang semakin lemah sesekali terdengar suara rintihan disertai dengan erangan nafas yang hampir tercekat jiwa yang perlahan lahan habis termakan oleh kesedihan mata yang semakin membengkak terus mencari keberadaan seseorang yang kini adalah harapannya untuk hidup

Aku tidak tahu dimana Ardhani sekarang yang kutakutkan adalah ia meninggalkanku juga seperti Ferza,Sambil menulusuri jalanan yang sepi aku pun berdoa kepada Tuhan agar orang yang aku sayang tidak pergi meninggalkanku lagi
"Ardhani aku takut" ucapku seraya menutup mata

Kini aku berhenti di bangunan kosong yang benar benar gelap dan sepi kemudian mataku menyorot seseorang yang sedang berdiri ditepi rooftop sambil menatap lurus kedepan
"Ardhani? Apa yang dia lakukan disana?"

Dugaanku yang pertama adalah Ardhani akan melakukan bunuh diri lantas dengan hati hati aku pun berjalan masuk memasuki gedung tua tersebut
"Aku mohon jangan pingsan sebelum sampai diatas" ucapku sembari menekan dada secara perlahan

Dengan kaki yang semakin lemas aku terus menaiki tangga untuk menghampiri Ardhani jujur rasanya semakin sakit melihatnya seperti ini
"Ardhani"

Sesampainya diatas akhirnya aku bisa bernafas dengan lega melihat Ardhani yang masih berdiri ditepi rooftop ketika ingin melangkah menghampirinya mataku menatap beberapa botol alkohol kosong yang berserakan dan satu botol yang masih terisi penuh
"Ardhani ini aku Dara"

"Jangan berani mendekatiku atau aku akan melompat dari atas sini"

"Kenapa kau ingin melakukan ini?"tanyaku seraya berusaha terlihat tenang

"Ku dengar semua akan baik baik saja tetapi Tuhan mengapa mengambil Ferza dari ku? Kau tahu hanya dia seseorang yang paling berharga dalam hidupku"
"Kita berdua melakukan hal yang sama,susah senang kita hadapi bersama sama" ucap Ardhani

Mendengar penjelasan Ardhani barusan membuatku kembali menangis memang sangat sulit mengiklaskan seseorang yang pergi untuk selamanya karena kejadian ini aku kembali mengingat ayahku entahlah bagiku sama sama menyakitkan tetapi aku berharap seseorang disampingku tidak ada yang pergi lagi
"Ardhani mungkin sekarang kau yang merasakan apa aku rasakan tetapi melakukan hal yang tidak masuk akal akan membuat Ferza sedih"
"Bagaimana setelah ini kau akan kekal di neraka? Tidak mau kan?"

"Untuk apa aku hidup bahkan dihari kematiannya pun aku tidak berada disisinya"ucapnya seraya mengusap wajahnya kasar

Dengan hati hati aku melangkah lebih dekat ke arah Ardhani
"Ardhani,Nafas itu kadang disepelekan hadirnya lupa disyukuri padahal jika terlambat nafasnya itu sakit sekali dianggap hal biasa ketika berhanti itulah mati"
"Kalau begitu aku juga akan melakukan hal yang sama sepertimu agar aku bisa bertemu dengan ayahku"ucapku kemudian mengambil satu botol kosong dan siap siap mengarahkannya ke arah kepalaku

Ardhani menoleh kebelakang namun masih belum menghampiriku
"Apa yang ingin kau lakukan?"

"Jika begitu tandanya kau tidak mencintaiku baiklah lebih baik kita mati bersama" ucapku kemudian memukul kepala dengan botol yang ku pegang sampai pecah

Ardhani membulatkan mata terkejut dan langsung belari menghampiriku kemudian tangannya terus menahan tanganku
"Hentikan Dara aku mohonn"

"Tidak akan kau tahu aku pun sudah muak dengan hidupku" ucapku

ARDHANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang