Semua karakter,tempat,organisasi,dan kejadian dalam cerita ini adalah fiksi
Kicauan burung terdengar merdu disertai dengan suara hembusan angin kini awan tidak begitu cerah melainkan berwarna putih kegelapan suasana yang begitu dingin rasanya ingin bersembunyi dibalik selimut yang tebal sambil mendengarkan beberapa musik dari audio
Hari ini aku sudah diperbolehkan untuk pulang walaupun begitu aku tidak diperbolehkan beraktivitas dengan normal seperti kembali masuk sekolah maupun membantu ibu berjualan sayuran dan setiap minggunya harus tetap melakukan check up
Kebetulan sekali kedua orang tua Ardhani dan Ansel menjemputku dirumah sakit jadi aku diantarkan pulang oleh mereka seharusnya aku menjemput Akasa dibandara tetapi melihat kondisiku yang seperti ini tidak memungkinkan sekali untuk pergi kesana jadi Ardhani hanya mengabari kepada Akasa bahwa diriku sedang tidak sehat
Sebenarnya hari ini Ardhani memiliki janji dengan Zoya untuk bertemu disalah satu tempat umum yang tidak jauh dari rumah sakit tetapi karena orang tua kami melarang berpergian untuk sementara jadi Ardhani meminta kepada Zoya untuk bertemu nanti malam setelah pukul jam tujuh malam
Kini aku dan Ardhani sudah berada dirumahku tepatnya dikamar sedang mengumpulkan beberapa bukti bahwa memang benar akun itu adalah milik Zoya
"Anii kau yakin kita bisa keluar nanti malam? Bagaimana jika ibu tidak mengizinkan?"tanyaku
"Ummm kita izin dengan alasan untuk bertemu dengan Akasa pasti ibumu mengizinkan"
Aku mengangguk seraya memeluk bantal guling kemudian kembali menatap layar macbook milik Ardhani
"Anii apa sudah ada kabar dari Akasa?""Belum aku pun meminta kepada Akasa untuk bertemu ditempat yang sama"jawab Ardhani sambil mengetik
Terlihat jam dinding menunjukan jam lima sore Ardhani telah selesai mengumpulkan beberapa bukti untuk dibawa nanti malam entahlah apa rencananya nanti yang jelas aku hanya mengikuti perintahnya
"Hooaaamm"
"Badanku pegal sekali" ucap Ardhani seraya menguap begitu selesai ia langsung menatapku"Anii kenapa tidak sekarang saja? Lagi pula aku sudah baik baik saja kan dan kepalaku sudah tidak diperban lagi" ucapku
"Kau tidak dengar tadi dirumah sakit? Walaupun begitu kau harus tetap beristirahat" ucap Ardhani
Pukul jam tujuh malam Ardhani keluar dari kamarku untuk mengobrol sebentar dengan ibu sedangkan aku sibuk menyiapkan diri sekitar sepuluh menit Ardhani masuk kembali kedalam kamar
"Ayo Zoya sudah menunggu disana ah ya Akasa sedang dalam perjalanan"ucap Ardhani
"Baiklah kalau begitu"
Aku dan Ardhani langsung berjalan keluar kamar tidak lupa kami berdua memakai baju hangat karena cuaca masih begitu dingin padahal tidak hujan
"Ardhani jika sudah selesai langsung kemari ya ah ya titip salam juga kepada Akasa" ucap ibuku sembari membereskan beberapa bantal sofa
Kami berdua mengangguk semangat dan langsung keluar rumah sambil bergandengan tangan
"Anii bagaimana jika Zoya melakukan sesuatu?""Ahh tidak akan nanti ketika aku sampai disana kau langsung saja menghampiri Zoya kemudian Akasa dan aku akan bersembunyi sambil mendengarkan percakapan kalian berdua" jelas Ardhani
"Baiklah"
Sekitar lima belas menit kami sampai disebuah taman yang jaraknya tidak jauh dari rumah sakit untungnya disana sedang tidak ramai begitu aku melihat Zoya yang sedang sibuk memotret lantas aku langsung berjalan menghampirinya sedangkan Ardhani bersembunyi dibalik telpon umum yang jaraknya tidak begitu jauh dari kami berdua
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDHANI
Teen FictionPengorbanan bukan hanya harta,Barang,Ataupun tenaga Pengorbanan yang sesungguhnya adalah merelakan nyawa demi orang yang kita cintai agar hidup lebih lama