Semua karakter,tempat,organisasi,dan kejadian dalam cerita ini adalah fiksi
Tidak terasa beberapa hari lagi aku akan mengikuti ujian nasional dan kelulusan,Sejujurnya aku merasa berat menghadapi itu semua karena tanpa kehadiran ayah itu sama sekali tidak lengkap
Aku ingin berfoto menggunakan baju kelulusan dan seikat bunga bersama Ayah dan ibu tetapi sepertinya itu mustahil walaupun begitu aku tetap bersyukur masih ada ibu yang menemaniku sampai sekarangBegitu mendengar suara kegaduhan dari luar,Aku pun langsung terbangun dari tidurku
"Astaga pagi pagi buta sudah berisik,Tidak biasanya ada apa sih" rengekku lalu turun dari ranjang dan berjalan menuju jendela untuk melihat keadaan dibawah sanahTerlihat beberapa mobil pick up sudah terparkir rapih di depan rumah dengan tumpukan sayur segar dan beragam jenis
"Sudah ku duga tapi ibu ingin melakukan apa dengan semua sayuran segar tersebut?"
"Sekarang jam berapa ya?" Gumamku seraya melihat jam dinding yang menunjukan pukul jam tujuh lewatJelas jelas aku langsung terloncat kaget dan bergegas menuju kamar mandi,Pasti gerbang sekolah sudah terkunci dan lebih kesalnya lagi ibu tidak membangunkan aku dan tidak membuatkan sarapan
Sekitar jam setengah delapan aku sudah rapih menggunakan seragam lalu berjalan keluar untuk berpamitan pada ibu
"Ibu hari aku benar benar terlambat dan satu lagi ibu lupa untuk memberikanku uang jajan hari ini"Ibu menatapku panik lalu mengeluarkan beberapa lembar uang dan memberikannya semua kepadaku
"Ibu serius memberikan semuanya kepadaku?"tanyaku sambil menatap beberapa lembar uang ditelapak tanganku
"Ya benar itu sekalian sama sarapan ya,Maaf ibu lupa karena harus---"
"Ah iyaya bu terima kasih aku berangkat ya" ucapku langsung berlari keluar rumah
Begitu didepan rumah aku sempat berhenti menatap satu persatu mobil pick up dan beberapa orang yang sedang berbincang kemudian aku pun langsung berlari menuju sekolah,Jam tangan pun menujukan pukul sembilan pagi
Tanpa memikirkan apa pun aku terus berlari tetangga yang melihatku pun tak segan segan berteriak untuk menawarkan tumpanganLangkahku terhenti begitu sampai didepan gerbang sekolah yang masih terbuka lebar dan ada beberapa murid yang baru datang juga lantas aku pun menghela nafas tenang
"Syukurlah belum masuk,Tunggu" ucapku sembari memegang dada"Dada ku sudah sehat? Astaga serius? Aku berlari cukup jauh dan aku tidak merasakan sesak nafas sekali pun?" Ucapku bermonolog
Lantas aku pun langsung melompat girang diikuti dengan suara tawa senang dan tidak menyadari bahwa aku sudah menjadi pusat perhatian oleh murid yang berjalan masuk ke area sekolah
"Aaaaaa aku senang sekali" teriakkuDengan cepat aku pun berlari menuju kelas namun yang membuatku lagi lagi terdiam adalah semua murid angkatanku memenuhi lapangan dengan memakai pakaiam formal seperti blezer,kemeja dan celana bahan
"Tunggu ada acara apa ini?" BatinkuArdhani yang sedang memegang kamera langsung berlari menghampiriku
"Anii,Kau tahu tadi aku kemari dengan cara berlari dan aku sama sekali tidak merasakan sesak nafas"
"Itu artinya aku sembuh,Astagah aku senang sekali ini semua berkat dirimu dan Akasa" ucapku yang langsung memeluk Ardhani dengan erat"Sungguh? Doa semua orang terkabul"
"Tapi sebentar hari ini kan pemotretan untuk buku tahunan,Kok dirimu tidak memakai custom yang sudah diinfokan di grup chat?"tanya ArdhaniMendengar pertanyaan Ardhani barusan aku pun langsung menjatuh kedua tanganku dari leher Ardhani
"Ardhani""Iya kenapa hmm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDHANI
Teen FictionPengorbanan bukan hanya harta,Barang,Ataupun tenaga Pengorbanan yang sesungguhnya adalah merelakan nyawa demi orang yang kita cintai agar hidup lebih lama