Saat aku ingin mengambil handphoneku ternyata sudah hancur diinjak oleh orang yang menyerang Ardhani dan Ferza
Aku hanya menatap nanar dan mataku sudah tidak bisa menahan air mata yang ingin jatuh dari pelupuk mataku
"Bagaimana ini?" Ucapku gemetarAku langsung menoleh ke arah Ardhani dan Ferza ternyata keduanya sudah pingsan
"Tunggu,Aku akan mencari pertolongan"Tiba tiba saja hujan turun disertai dengan petir aku pun tidak membawa jaket ditambah lagi seragamku berantakan
Aku berlari untuk mencari pertolongan"Permisi,Arah untuk kerumah sakit kemana ya?"tanyaku yang sudah basah kuyup
"Lurus lalu belok kanan" ucap seorang perempuan yang memakai payung
"Terima kasih"
Aku pun langsung berlari tanpa memikirkan keadaanku sendiri
Ini bukan salah Ardhani atau siapa pun,Kita tidak pernah tahu kejadian tragis kapan menimpa kitaAku masih terus berlari terkadang aku menjerit takut ketika mendengar petir yang menggelegar
Perasaanku hanya memikirkan kondisi Ardhani ia harus segera mendapatkan pertolongan aku tidak ingin terjadi sesuatu lagi dengannya"Dokter.. Dokter" teriaku ketika sudah memasuki rumah sakit
Tak lama kemudian Dokter berserta perawat berlari menghampiriku
"Tolong dok,Aku butuh ambulance kedua temanku pingsan karena habis diserang oleh sekelompok orang"
"Tolong dok tolong" ucapku memohon disertai dengan tangisan"Kirim tempat dimana korban berada"
"Siapkan ambulance" ucap dokter"Baik dokter"
Begitu sudah mengirimkan alamat,Aku terduduk lemas sambil memegang dadaku yang sangat sesak
"Astagah dadaku sakit sekali" ucapkuTubuhku masih basah karena air hujan
Aku sendirian tidak tahu harus melakukan apa lagi karena aku baru melihat kejadian mengerikan seperti ini
Kepalaku pun sangat sakit tetapi aku terus berusaha kuat untuk menunggu ambulance datang yang membawa Ardhani dan FerzaBegitu Ardhani dan Ferza sudah datang lalu dibawa menggunakan ranjang pasien akhirnya aku bisa bernafas dengan lega
"Apa yang terjadi hari ini" gumamku sambil menutup wajah dengan kedua tangan
Seragamku sudah kering kembali hanya saja sepatuku yang masih berat karena terisi air hujan
Aku masih senantiasa duduk menunggu kabar dari dokter,Perut dan pikiran ku masih dalam keadaan kosong sesekali aku mengelap pipiku yang basahTepatnya pukul sembilan malam ada dua orang yang menanyakan pasien bernama Ardhani,Aku pun melirik dan berpikir mungkin kedua orang tersebut adalah orang tuanya Adhani
"Papah lihat ke sana bukankah seragam sekolahnya sama dengan Ardhani? Ayo kita bertanya padanya"
Aku menatap ke arah orang yang datang menghampiriku,Tatapan mereka penuh rasa khawatir
"Permisi,Apa kau yang menolong anak ibu yang bernama Ardhani?"
Ternyata dugaanku benar mereka adalah orang tuanya Ardhani
"Ah ya benar,Aku Dara teman sekelasnya""Oh begitu bisa ceritakan kepada kami kronologis kejadiannya?"
"Karena kami berdua memang tidak tahu sama sekali"Aku pun dengan senang hati menceritakan semuanya kepada mereka
Begitu selesai bercerita,Kedua orang tua Ardhani berterima kasih kepadaku dan mengatakan jika aku butuh sesuatu tinggal bilang kepada mereka sebagai bentuk terima kasih karena sudah menolong Ardhani
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDHANI
Teen FictionPengorbanan bukan hanya harta,Barang,Ataupun tenaga Pengorbanan yang sesungguhnya adalah merelakan nyawa demi orang yang kita cintai agar hidup lebih lama