16

37 10 0
                                    












"Ardhani kenapa tidak ke kelas?"tanya ayahnya

Ardhani menatapku sebentar
"Memangnya aku tidak boleh ikut? Kalian akan mengobrol dimana?"

Aku pun langsung terkekeh pelan
"Ardhani sebaiknya kau ke kelas saja ini urusanku dengan ayahmu,Cepatlahhh ke kelas" ucapku lalu mendorong Ardhani untuk pergi meninggalkan kami

Ayah Ardhani hanya tersenyum melihat pemandangan menggemaskan didepannya
"Kalian sedekat itu ya?"

"Ah bisa dibilang seperti itu,Sebaiknya kita mengobrol disana saja pak"
"Jika disini tidak enak terlihat oleh murid lain dan guru" ucapku

"Ahhh tak perlu disini saja hanya sebentar"
"Namamu siapa nak?"

Aku tersenyum lalu menunduk kecil
"Namaku Dara,Aku tinggal dikompleks bersama ibuku"
"Ibuku penjual sayur"

Ayah Ardhani mengangguk lalu memberikan kertas berwarna hitam dengan pulpen putih
"Baiklah kalau begitu setelah pulang sekolah temui saya dicafe ini ya jangan bilang pada Ardhani"
"Saya permisi"

"Ahhh baik pak" ucapku lalu mencium tangan kemudian melambaikan tangan sambil tersenyum

Setelah Ayah Ardhani meninggalkan sekolah aku pun langsung berjalan menuju kelas dengan perasaan bingung dan aku masih terkejut kenapa Ayah Ardhani begitu ramah padaku
"Apa tadi aku terlihat tidak sopan? Sebenarnya apa yang ingin dibicarakan ya"
"Menurutku aku tidak membuat kesalahan" ucapku

Begitu sampai dikelas Ardhani sudah duduk sambil menatapku tajam
Melihatnya seperti itu aku pun hanya mengedikkan bahu tidak peduli karena sudah terbiasa ditatap tajam olehnya
Kemudian aku duduk dibangku mejaku namun mataku kembali melirik Ardhani
"Ada apa?"tanyaku polos

"Ayahku mengatakan apa saja?"tanyanya tajam

Lalu aku mengulum bibir sambil berpikir sebentar
"Hanya berkenalan saja tidak lebih jika tidak percaya tanyakan saja kepada ayahmu"

"Baiklah nanti akan ku tanyakan" ucap Ardhani

"Wooaahh mataku sudah tidak bengkak lagi" ucapku yang hanya mendapat tatapan malas dari Ardhani

Kini jam pelajaran berlangsung,Kami sedang mengerjakan soal matematika entah terkena angin apa aku begitu semangat mengerjakannya sambil menjahili Ardhani agar tidak fokus

"Untuk soal pertama siapa yang ingin menjelaskannya didepan?"

Aku tersenyum jahil ke arah Ardhani
"Ardhani bu tadi dia berbisik padaku"

"Baiklah Dara silahkan maju"

Seisi kelas langsung tertawa begitu juga dengan Ardhani
Dengan malas aku pun berjalan ke depan kelas sambil menatap tajam ke arah Ardhani

"Ayo tulis jawabannya Dara"

"Bu saya mau ke toilet" ucapku

"Tidak ada alasan cepat!"




Mendengar bel istirahat berbunyi aku pun langsung menarik tangan Ardhani untuk keluar kelas
"Ayo kita ke kantin"

Ardhani menaikkan alisnya
"Kenapa tidak ke rooftop atau ke gudang? Kau tahu kan aku jarang sekali ke kantin"

"Ayooo cepattt tidak mau tahu kau harus menemaniku kesana"
"Kita akan makan mie dengan kuah pedas ditemani soda,Bagaimana?"

Ardhani menghela nafas kasar
"Jika bukan untukmu aku tidak akan melakukannya"
"Yasudah ayo"

Setibanya dikantin semua murid langsung terkejut bukan main karena baru pertama kalinya aku bersama Ardhani biasanya dengan Akasa
"Kau duduk dulu biar aku yang memesan" ucapku

ARDHANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang