18

38 11 0
                                    













"Ardhani kau duluan saja ke kelas,Aku ingin ke toilet sebentar"ucapku

Aku berjalan masuk kedalam toilet sedangkan Ardhani berjalan menuju kelasnya
Tiba tiba Akasa yang entah datang dari mana langsung mengahalangi jalan Ardhani

"Minggir kau menghalangi jalanku" ucap Ardhani namun Akasa tetap tidak mendengarnya

"Hey berandal menjauhlah dari calon tunanganku"bisik Akasa sambil menyeringai

Ardhani yang langsung terpancing emosi langsung menarik kerah seragam Akasa dan tak lama kemudian semua murid berkerumun dilorong kelas,Zoya yang kebetulan sedang mencari Akasa begitu melihat sedang ingin bertengkar langsung terkejut tak percaya

"Kalau begitu kau menjauhlah dari Zoya jika begitu tandanya kau menghargai Dara sebagai calon tunanganmu"
"Bagaimana bisa bahagia jika perlakuanmu selama ini hanya paksaan dari kedua orang tuamu? Wajar Dara kecewa padamu walaupun dirimu dan Zoya hanya berteman jika kau lebih memprioritaskan dirinya dari pada Dara"jelas Ardhani

Aku yang begitu keluar dari toilet langsung membulatkan mata terkejut dan berlari menghampiri mereka

"Ardhani!"teriakku begitu melihat satu pukulan dari Akasa tepat mengenai pipinya dan kini Ardhani sudah tersungkur dengan bibir yang mulai mengeluarkan darah

Kemudian Akasa mengusap wajahnya kasar
"Kau tahu selama ini melihatmu selalu bersama Dara aku berusaha bersabar namun semakin lama kau makin tidak tahu diri" ucap Akasa

Murid lain yang sedang menonton pun terkejut bukan main dan sebagian ada yang memvideokannya

"Akasa cukup" ucapku yang berusaha agar tidak menangis

Kejadian yang aku takutkan sekarang akhirnya terjadi jika seperti ini posisiku tambah serba salah mungkin semua orang akan menyalahkanku

"Jika kau tidak ingin Dara menjadi milik orang lain berjuanglah mendapatkan hatinya dan berusaha membuatnya nyaman denganmu"ucap Ardhani

"Dengar aku selalu berusaha tapi kau yang menjadi penghalangnya"ucap Akasa yang semakin emosi

Kemudian aku mengelap pipiku yang sudah basah semoga saja masalah ini tidak semakin serius aku takut jika ibuku tahu begitu juga dengan orang tua Akasa

Ardhani mengelap bibirnya sambil meringis kesakitan tangan kanannya sudah mengenggam tanganku erat

"Sudah cukup" ucapku dengan suara gemetar

"CUKUP AKASA" Teriak Zoya yang sudah menangis juga kemudian memeluk Akasa erat

Mulutku menganga tidak percaya begitu Akasa membalas pelukan Zoya,Ardhani bangkit lalu berdiri sambil menatap tajam ke arah Akasa

"Ayo Dara" ajak Ardhani

Begitu Ardhani ingin menarikku pergi,Aku menahannya sebentar
"Akasa sepertinya kau lupa apa yang aku tanyakan semalam tapi tak apa baguslah lagi pula sekarang aku sudah tahu jawabannya"
"Maafkan aku"

Aku dan Ardhani berjalan meninggalkan Akasa yang masih setia memeluk zoya







Aku masih tak percaya ternyata benar Akasa perlahan lahan mulai menerima kehadiran Zoya namun itu lebih baik karena menurutku ia lebih pantas mendapatkannya lagi pula banyak sekali yang mendukungnya
Namun yang membuatku sakit hati adalah Akasa lebih mendengarkan perkataan Zoya dari pada aku

Aku dan Ardhani kini sudah berada digudang sekolah,Tangan Ardhani masih setia mengelus pundakku
"Dara jangan menangis mungkin ini sudah jalannya maafkan aku juga seharusnya aku tidak terpancing emosi"

ARDHANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang